Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Biografi Singkat Pahlawan Nasional Asal Maluku

Kompas.com - 24/07/2022, 21:16 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Keberhasilan Indonesia untuk dapat menjadi sebuah negara yang merdeka dan berdaulat seperti saat ini tentunya tak lepas jasa dan pengorbanan para pahlawan.

Perjuangan rakyat di berbagai daerah termasuk di Maluku turut membuka jalan dalam kemerdekaan yang berujung pada peristiwa proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945.

Baca juga: 5 Biografi Singkat Pahlawan Nasional Asal Aceh

Pemerintah Indonesia kemudian memberikan gelar pahlawan nasional atas tindakan sosok yang dianggap heroik yang dapat dikenang dan diteladani sepanjang masa bagi warga masyarakat lainnya atau berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara.

Baca juga: 7 Biografi Singkat Pahlawan Nasional Asal Jawa Tengah

Terkait pemberian gelar pahlawan nasional, persyaratannya telah diatur dalam UU No. 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.

Baca juga: 5 Biografi Singkat Pahlawan Nasional Asal Jawa Barat

Beberapa tokoh asal Maluku juga telah tercatat namanya dan diberi gelar sebagai pahlawan nasional.

Dilansir dari laman Direktorat Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial (K2KRS) Kementerian Sosial, berikut adalah biografi singkatnya.

1. KS Tubun

Karel Satsuit Tubun atau KS Tubun adalah sosok pahlawan nasional asal Tual, Maluku.direktoratk2krs.kemsos.go.id Karel Satsuit Tubun atau KS Tubun adalah sosok pahlawan nasional asal Tual, Maluku.

Karel Satsuit Tubun atau KS Tubun adalah sosok pahlawan nasional kelahiran 14 Oktober 1928 di Tual, Maluku.

Beliau adalah salah satu Pahlawan Revolusi Indonesia yang menjadi korban peristiwa Gerakan 30 September yang akan melakukan penculikan terhadap Jenderal A.H. Nasution.

Pada saat kejadian, KS Tubun tengah mengawal kediaman Wakil Perdana Menteri Dr. J. Leimena di Jakarta, yang bertetangga dengan kediaman Jenderal A.H. Nasution.

Ia gugur karena terjangan timah panas saat hedak menghentikan upaya penculikan tersebut.

KS Tubun gugur pada usia 36 tahun pada 1 Oktober 1965 dan dimakamkan di TMPN Utama Kalibata.

KS Tubun kemudian ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada 5 Oktober 1965 melalui SK No.114/Koti/1965.

2. Martha Christina Tijahahu

Martha Christina Tijahahu adalah sosok pahlawan nasional asal Abubu, Nusa Laut, Maluku. Martha Christina Tijahahu adalah sosok pahlawan nasional asal Abubu, Nusa Laut, Maluku.

Martha Christina Tijahahu adalah sosok pahlawan nasional kelahiran 4 Januari 1800 di Abubu, Nusa Laut, Maluku.

Beliau adalah sosok remaja putri anak dari Kapiten Paulus Tijahahu yang turut dalam pertempuran melawan tentara kolonial Belanda dalam perang Pattimura tahun 1817.

Martha Christina Tijahahu selalu menemani ayahnya termasuk dalam perlawanan di Saparua (1817) untuk merebut benteng Beverwijk, dan pertempuran di daerah Ulat dan Ouw.

Pada 16 Oktober 1817, Martha beserta sang ayah ditangkap dan dibawa ke Nusalaut untuk ditahan di Benteng Beverwijk sambil menunggu eksekusi mati sang ayah.

Selepas eksekusi mati sang ayah pada Desember 1817, ia beserta ke-39 orang lainnya ditangkap dan dibawa dengan Kapal Eversten menuju Pulau Jawa.

Martha Christina Tijahahu yang menurun kondisi kesehatannya kemudian wafat pada usia 17 tahun pada 2 Januari 1818 dan jasadnya bersemayam di sekitar Laut Banda.

Martha Christina Tijahahu kemudian ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada 20 Mei 1969 melalui SK No.012/TK/1969.

3. Kapitan Pattimura

Thomas Matulessy atau yang dikenal sebagai Kapitan Pattimura adalah sosok pahlawan nasional asal Haria, Saparua, Maluku.direktoratk2krs.kemsos.go.id Thomas Matulessy atau yang dikenal sebagai Kapitan Pattimura adalah sosok pahlawan nasional asal Haria, Saparua, Maluku.

Thomas Matulessy atau yang dikenal sebagai Kapitan Pattimura adalah sosok pahlawan nasional kelahiran 8 Juni 1783 di Haria, Saparua, Maluku.

Beliau adalah sosok pemimpin pertempuran melawan tentara kolonial Belanda dalam perang Pattimura tahun 1817.

Salah satu pertempuran terbesar yang dipimpinnya berhasil merebut Benteng Duurstede dari tangan Belanda.

Setelah ditangkap oleh Belanda, Kapitan Pattimura gugur di tiang gantung yang eksekusinya bertempat di benteng Victoria pada tahun 1817

Kapitan Pattimura kemudian ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada 6 November 1973 melalui SK No.087/TK/1973.

4. Dr. Johannes Leimena

Dr. Johannes Leimena adalah pahlawan nasional asal Ambon, Maluku.direktoratk2krs.kemsos.go.id Dr. Johannes Leimena adalah pahlawan nasional asal Ambon, Maluku.

Dr. Johannes Leimena adalah pahlawan nasional kelahiran 6 Maret 1905 di Ambon, Maluku.

Dr. Johannes Leimena sempat ditugaskan dalam berbagai perundingan, seperti Perundingan Linggarjati (1946), Perundingan Renville (1948), Perundingan Roem-Royen (1948), dan Konferensi Meja Bundar pada 1949.

Pasca kemerdekaan, beliau adalah sosok Menteri Kesehatan yang memulai proyek “Bandung Plan” pada 1950.

Hal inilah yang merupakan cikal bakal Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), sebuah sistem kesehatan yang menjangkau masyarakat luas.

Dr. Johannes Leimena wafat pada usia 72 tahun pada 29 Maret 1977 dan dimakamkan di TMPN Utama Kalibata.

Dr. Johannes Leimena kemudian ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada 8 November 2010 melalui SK No.052/TK/Tahun 2010.

Sumber:
indonesiabaik.id
direktoratk2krs.kemsos.go.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada, Dico Ganinduto Sebut Surveinya di Jateng Baik

Jelang Pilkada, Dico Ganinduto Sebut Surveinya di Jateng Baik

Regional
KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS di Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600an

KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS di Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600an

Regional
500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

Regional
Panik Ular Masuk Dapur, Ibu di Salatiga Tidak Telepon Damkar tapi Ojek Online

Panik Ular Masuk Dapur, Ibu di Salatiga Tidak Telepon Damkar tapi Ojek Online

Regional
Pria di NTT Diduga Cabuli Anak 9 Tahun di Kebun

Pria di NTT Diduga Cabuli Anak 9 Tahun di Kebun

Regional
BEM Unnes Kritik Biaya Sumbangan Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Ini Kata Kampus

BEM Unnes Kritik Biaya Sumbangan Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Ini Kata Kampus

Regional
Satu Rumah dan 2 Sepeda Motor Ludes Terbakar di Sebatik, Diduga Akibat Korsleting Listrik

Satu Rumah dan 2 Sepeda Motor Ludes Terbakar di Sebatik, Diduga Akibat Korsleting Listrik

Regional
Partai di Brebes Buka Penjaringan Pilkada, Mantan Wakil Bupati dan Sejumlah Petani Bawang Ambil Formulir

Partai di Brebes Buka Penjaringan Pilkada, Mantan Wakil Bupati dan Sejumlah Petani Bawang Ambil Formulir

Regional
Jasad Korban Penembakan KKB Belum Dipindahkan karena Pesawat Takut Terbang ke Homeyo

Jasad Korban Penembakan KKB Belum Dipindahkan karena Pesawat Takut Terbang ke Homeyo

Regional
Klaim Dapat Dua Rekomendasi Golkar, Dico Bisa Pilih Maju di Pilkada Jateng atau Kendal

Klaim Dapat Dua Rekomendasi Golkar, Dico Bisa Pilih Maju di Pilkada Jateng atau Kendal

Regional
Cegah PMK Jelang Idul Adha, Pedagang di Solo Diminta Tak Datangkan Sapi dari Luar Daerah

Cegah PMK Jelang Idul Adha, Pedagang di Solo Diminta Tak Datangkan Sapi dari Luar Daerah

Regional
Raker Konwil I Apeksi Pekanbaru Dimulai, Ini Rangkaian Kegiatannya

Raker Konwil I Apeksi Pekanbaru Dimulai, Ini Rangkaian Kegiatannya

Kilas Daerah
Jadi Narsum HTBS, Pj Nurdin Paparkan Upaya Pemkot Tangerang Tanggulangi Tuberkulosis

Jadi Narsum HTBS, Pj Nurdin Paparkan Upaya Pemkot Tangerang Tanggulangi Tuberkulosis

Regional
Promosikan Produk Unggulan Koperasi dan UMKM, Pemkot Semarang Gelar SIM

Promosikan Produk Unggulan Koperasi dan UMKM, Pemkot Semarang Gelar SIM

Regional
Ingin Tetap Oposisi, PKS Solo Tolak Bergabung ke Prabowo-Gibran

Ingin Tetap Oposisi, PKS Solo Tolak Bergabung ke Prabowo-Gibran

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com