Dari perundingan-perundingan antara VOC dengan Sultan Haji menghasilkan piagam dari Sultan Haji, tertanggal 27 Agustus 1682.
Isi piagam tersebut adalah sejak saat itu pengawasan perdagangan rempah-rempah atas daerah Lampung diserahkan oleh Sultan Banten kepada VOC, sekaligus VOC memperoleh monopoli dagang di daerah Lampung.
Kerajaan Banten berada dibawah kendali VOC.
Penyebab runtuhnya Kerajaan Banten dimulai pada abad ke-19, dimana Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Daendels menduduki Nusantara.
Saat itu, Daendels menginisiasi pembangunan Jalan Raya Pos di sepanjang Pulau Jawa.
Demi kelancaran pembangunan, Daendels memerintahkan Sultan Banten untuk memindahkan pusat kerajaan ke daerah Anyer serta menyiapkan tenaga kerja guna pembangunan jalan.
Namun, Sultan menolak perintah Daendels tersebut. Akibatnya, Dandels menurunkan pasukan untuk menyerang Istana Surosowan, sebagai pusat Kesultanan Banten.
Saat itu, Sultan Banten ditangkap dan diasingkan ke Batavia.
Pada 1808, Daendels mengumumkan bahwa Kerajan Banten menjadi bagian wilayah Hindia Belanda.
Baca juga: Kesultanan Banten: Sejarah, Pendiri, Masa Kejayaan, dan Peninggalan
Klimaksnya, pada tahun 1813, Kerajaan Banten dihapuskan oleh kolonial Inggris yang berkuasa.
Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin diturunkan secara paksa dari tahtanya. (Editor: William Ciputra)
Sumber:
bandung.kompas.com, lampungprov.go.id, dan dpk.bantenprov.go.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.