Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengukuran dan Perhitungan Tanam Tumbuh Tahap II di Wadas Selesai, Ini Hasilnya...

Kompas.com - 16/07/2022, 12:23 WIB
Bayu Apriliano,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com.com - Badan Pertanahan Nasional (BPN) Purworejo, Jawa Tengah, melakukan pengukuran dan perhitungan tanam tumbuh di Desa Wadas, Kecamatan Bener.

Sebanyak 264 bidang tanah milik warga desa yang nantinya akan ditambang untuk diambil andesit (quarry) guna menyuplai material pembangunan Bendung Bener sudah rampung selepas Shalat Jumat (15/7/2022).

Kepala BPN Purworejo Andri Kristanto menyatakan, kegiatan yang dilakukan sejak Selasa (12/7/2022) ini dilakukan setelah banyaknya warga yang menyerahkan berkas miliknya untuk diukur dan dinilai.

Baca juga: Tolak Pengukuran dan Perhitungan Tanam Tumbuh Tahap II, Warga Wadas Lakukan Aksi Bisu keliling Desa

Dengan selesainya pengukuran tahap II ini, maka target yang belum terselesaikan tinggal sekitar 50 bidang tanah.

"Alhamdulillah, Jika kita hitung dari hari pertama, akumulasinya sejumlah 264 bidang tanah," katanya.

Andri menambahkan untuk penambangan batuan andesit di Desa Wadas sendiri yang sudah ditetapkan oleh Penlok sebanyak 617 bidang. Dan untuk jumlah keseluruhan Pengukuran dan Perhitungan Tanam Tumbuh Tahap 1 dan 2 di Desa Wadas mencapai 92 persen.

"Dari target yang kita tetapkan 617 bidang, yang sudah terukur 568 bidang, dari hasil tahap pertama 304 bidang dan tahap kedua 264 bidang," katanya.

Andri menyebut pihaknya sampai saat ini masih menunggu beberapa warga yang belum mau diukur tanahnya. Dari data sementara hanya tinggal 50 bidang lahan yang belum terukur.

"Kalau dilihat dari jumlahnya ada 50 an, ya monggo kita tunggu hari ini, kita tidak memaksa," katanya.

Baca juga: Pengukuran Tahap II di Desa Wadas, Ini Kata Warga yang Menolak dan Menerima Tambang

Saat ditanya apakah akan mengadakan dialog lagi dengan warga kontra tambang, Andri mengaku belum bisa menjelaskan lebih lanjut terkait hal tersebut. Namun dari pihak BPN juga tidak akan memaksa atau memberikan intervensi terkait hal itu.

"Sekali lagi tidak ada intimidasi tidak ada ancaman dan tidak ada paksaan, siapa pun yang datang ke kami berkasnya lengkap akan kita ukur," katanya.

Untuk mengukur sebanyak 264 bidang tahap kedua ini, setiap harinya sebanyak 50 petugas yang dibagi menjadi 5 tim diterjunkan.

Baca juga: BPN Kembali Lakukan Pengukuran Tahap II 230 Bidang Tanah di Desa Wadas

Sementara itu, Waliyah (60) warga Dusun Randuparang Desa Wadas, yang dulunya getol menolak pertambangan kini juga telah menyerahkan tanahnya untuk ditambang. Ia beralasan bahwa dulu saat menolak, dirinya takut jika tanahnya dihargai rendah.

Setelah mengetahui ganti rugi yang lumayan besar, sekitar Rp 213.000 per meternya, akhirnya Walimah setuju tanahnya untuk dijadikan lahan tambang quarry. Waliyah sendiri diketahui memiliki 4 bidang tanah yang terdampak penambangan.

"Saya takut kalau gak punya rumah gak punya apa-apa, tapi sekarang tau (kalau ganti ruginya tinggi) dan dapat uang banyak," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com