Sektor pariwisata merupakan salah satu bidang yang paling terpukul oleh pandemi Covid-19.
BPS mencatat kunjungan wisatawan asing ke Indonesia anjlok hingga hanya tersisa 25 persen pada tahun 2020 dan menurun sekitar 67 persen year on year pada tahun 2021.
Akibatnya, penurunan ini pun mempengaruhi pendapatan negara dari pariwisata.
Namun, setelah dua tahun pandemi berlangsung, Indonesia telah beradaptasi untuk hidup berdampingan dengan Covid-19, termasuk di bidang pariwisata.
Dengan semangat memulihkan pariwisata nasional, sejumlah langkah yang dilakukan oleh Kementerian Parekraf, yaitu dengan menerapkan sertifikasi CHSE dan menetapkan lima destinasi prioritas.
Salah satu destinasi prioritas tersebut ialah Likupang yang berada di pesisir Provinsi Sulawesi Utara.
Likupang sendiri merupakan sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
Jaraknya sekitar 60 kilometer dari kota Manado dan bisa dicapai lewat jalur darat selama sekitar 2 jam.
Lokasinya yang berada di pesisir membuat Likupang kaya akan potensi pariwisata, mulai dari desa wisata, wisata alam, hingga wisata bahari.
Baca juga: Dukung Kompetisi Mancing Internasional di Likupang, Erick Thohir: Daya Tarik Marine Tourism
Hal ini pun menjawab tren wisata setelah pandemi, dimana wisata alam lebih menarik bagi para wisatawan.
Dengan 68 lokasi terumbu karang, Likupang adalah surga bagi para penyelam.
Di pesisirnya, garis pantai Likupang menyajikan pantai perawan berpasir putih dan lautan biru yang mempesona, tak heran jika banyak yang bilang Likupang adalah Bali-nya Sulawesi Utara.
Keistimewaan lain dari Likupang adalah potensi wisata bahari yang dimilikinya.
Perairan Likupang dikenal sebagai lokasi memancing bertaraf internasional dengan habitat ikan marlin sebagai destinasi utamanya. Keindahan Likupang tidaklah hadir begitu saja.
Pengelolaan yang tepat, pelestarian kearifan lokal, serta wisata berbasis alam menjadi kunci yang membuat Likupang mampu mendorong kebangkitan pariwisata Indonesia.
Hal ini pun perlu diupayakan dengan azas keberlangsungan (sustainability) sehingga pengembangan pariwisata dapat dikelola secara sinergis sinergis untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, lingkungan hidup dan masyarakat lokal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.