KOMPAS.com - Brigadir J yang memiliki nama lengkap Nofriansyah Yosua Hutabarat tewas mengenaskan usai terlibat baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Jakarta, Jumat (8/7/2022).
Kabar tersebut membuat keluarga Brigadir Yosua di Jambi terpukul. Pihak keluarga mengaku kehilangan sosok yang jujur dan penurut.
Baca juga: Ayah Brigadir J: Misalnya Pun Anak Saya Salah, Ya Jangan Disiksa Begitu
Bibi Brigadir J, Rohani Simanjuntak, mengaku masih tak percaya tragedi itu menimpa keponakannya.
Menurut Rohani, Brigadir J sangat mencintai pekerjaannya sebagai polisi. Bahkan, Brigadir J sempat menyebut keluarga Kadiv Propam baik terhadap dirinya.
Baca juga: Komunikasi Terakhir Brigadir J, Mau Susul Orangtua Ziarah Makam, Menikah, dan Jenguk Adik yang Sakit
"Semua urusan dipercayakan sama dia (Brigadir J). Dia juga dipercaya urus keuangan di rumah dinas," kata Rohani.
"Tidak mungkin dia melakukan perbuatan buruk. Karena sudah dekat dengan atasannya (Kadiv Propam)," tambahnya.
Baca juga: Nomor WA Keluarga Diretas, Ayah Brigadir J: Mereka Mau Menyelidiki Kami
Rohani menceritakan, delapan jam sebelum mendengar kabar Brigadir J meninggal, pihak keluarga sempat berkomunikasi.
Saat itu Brigadir J mengatakan rencananya untuk pulang kampung dan berziarah usai bertugas di Magelang.
Menurut Rohani, di Brigadir J di Magelang untuk mengawal istri atasannya, Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Beberapa waktu sebelumnya, Brigadir J juga sempat berencana meminang kekasihnya ke pelaminan.
"Dia mau menikahi pacarnya, yang sudah berpacaran selama 8 tahun. Kalau sudah perwira, nanti nikah," kata Rohani.
Rohani mengakui, pihak keluarga masih tak percaya akan menerima kabar itu.
"Tidak mungkin dia melakukan perbuatan buruk. Karena sudah dekat dengan atasannya (Kadiv Propam)," kata Rohani.
Hal itu diperburuk dengan adanya kejanggalan mneuurt keluarga terkait kematian Brigadir J.
"Setelah sore itu, nomornya tidak ada yang bisa dihubungi," kata Rohani.
Samuel Hutabarat, ayah Brigadir J, sangat berduka ketika menerima kabar itu.
Dirinya merasa anaknya menjadi korban ketidakadilan. Dirinya pun memohon kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk membentuk tim pencari fakta untuk mengungkap kejadian itu.
"Misalnya pun anak saya salah, ya jangan disiksa begitu," ujar dia.
(Penulis : Kontributor Jambi, Suwandi | Editor : Reni Susanti)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.