BENGKULU, KOMPAS.com - Ratusan mahasiswa dan masyarakat yang menggelar unjuk rasa menolak tambang pasir besi di Desa Pasar Seluma, Kabupaten Seluma, akhirnya bubar setelah mendengar "voice note" dikirim Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, Selasa (5/7/2022).
Sebelumnya, pada Senin (4/7/2022) massa juga menggelar aksi serupa bahkan massa nekat hendak bermalam di Kantor Gubernur Bengkulu karena Rohidin sedang ke Jakarta.
Namun pada hari pertama massa membubarkan diri karena niat bermalam di kantor gubernur dilarang polisi.
Baca juga: Longsor di Kawasan Tambang di Maluku Timbun Satu Keluarga, 3 Orang Tewas
Selanjutnya pada aksi hari kedua, Selasa (5/7/2022) unjuk rasa kembali digelar. Massa bertahan di luar pagar gedung kantor gubernur yang dikawal ketat polisi.
Pada hari kedua terdapat pengunjuk rasa dari kaum perempuan terlihat pingsan diduga karena keletihan.
Meskipun terdapat peserta yang pingsan peserta terus menggelar orasi menuntut agar gubernur Bengkulu mencabut ijin pertambangan pasir besi PT FLA di Kabupaten Seluma.
Demonstran barulah membubarkan diri setelah mendengarkan "voice note" atau rekaman suara gubernur yang menyatakan Pemprov Bengkulu berjanji akan turun ke lokasi pertambangan secara bersama untuk melihat ,apakah memang ditemukan pelanggaran seperti yang dituduhkan.
Mendengar isi rekaman suara Rohidin pengunjuk rasa sempat berembug lalu memutuskan membubarkan diri.
Baca juga: Bupati Lumajang soal Konflik Tambang Pasir Sumberwuluh: Kompleks Sekali
Aktivis Walhi Bengkulu, Frangky Wijaya, menyebutkan Rohidin menyampaikan pesan suara berisi meminta inspektur tambang dan instansi terkait untuk meninjau langsung ke lapangan.
Apabila ditemukan pelanggaran maka gubernur siap untuk memberikan pencabutan izin ke KESDM dan melaporkan perusahaan ke penegak hukum.
"Itu salah satu isi pesan suara dari gubernur yang diperdengarkan pada peserta unjuk rasa," kata Franky.
Walhi mengaku kecewa dengan isi pesan suara itu karena selama ini tim terpadu telah dibentuk oleh Rohidin, tapi sampai dengan saat ini tim terpadu kembali mengajak untuk memeriksa aktivitas pertambangan.
"Tim terpadu sepertinya tidak ada kerja. Kenapa ke lapangan, demo harus berulang-ulang. Memang gubernur berjanji apabila nanti ditemukan pelanggaran maka akan dibawa ke penegak hukum," jelas Franky.
Sebelumnya diberitakan, ratusan warga dan mahasiswa Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, menggelar unjuk rasa di Kantor Gubernur Bengkulu untuk protes penolakan aktivitas pertambangan di Desa Pasar Seluma, Senin (4/7/2022).
Unjuk rasa yang digelar mulai pukul 14.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB pendemo tak bertemu dengan Gubernur, Wakil Gubernur dan Sekda karena semua petinggi daerah itu sedang tidak di tempat.
Bahkan massa sempat memutuskan hendak bermalam di kantor gubernur Bengkulu. Namun niatan bermalam ditolak oleh aparat keamanan.
Masyarakat dan mahasiswa akhirnya meninggalkan kantor gubernur pukul 19.00 WIB dan mengancam akan menggelar aksi serupa.
Pendemo meminta gubernur mencabut izin pertambangan yang mereka anggap banyak melanggar aturan yang berlaku.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.