BENGKULU, KOMPAS.com - Ratusan warga dan mahasiswa Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, berunjuk rasa di kantor gubernur. Mereka menolak aktivitas pertambangan di Desa Pasar Seluma, Senin (4/7/2022) pukul 14.00-19.00 WIB.
Dalam aksinya, pendemo berharap bisa bertemu dengan gubernur, wakil gubernur, atau sekda. Namun keinginan ini tidak terpenuhi kaarena semua petinggi sedang tidak di tempat.
Massa pun sempat memutuskan bermalam di kantor gubernur Bengkulu. Namun niatan bermalam ditolak aparat keamanan.
Baca juga: Kena Cipratan Genangan Air, Pria di Bengkulu Tikam Sopir Mobil hingga Tewas
Masyarakat dan mahasiswa akhirnya meninggalkan kantor gubernur pukul 19.00 WIB dan mengancam akan menggelar aksi serupa.
Tuntut cabut izin pertambangan
Cail, salah seorang warga yang berorasi menyatakan, penolakan tambang pasir besi terjadi sejak tahun tahun 1972/1973 serta tahun 2010 sampai sekarang.
Hal ini terjadi karena adanya kesadaran akan dampak pertambangan pasir besi terhadap ruang hidup rakyat.
"Wilayah yang akan dieksploitasi oleh pertambangan pasir besi seluas 164 hektar, di mana seluas 350 meter mengarah ke arah laut dan 350 meter mengarah ke daratan dari garis pantai pesisir barat Kabupaten Seluma," kata Cail.
Hal ini tentu akan menambah ancaman nyata terhadap ruang hidup rakyat. Karena secara administrasi wilayah, ini di kategorikan rawan bencana oleh BPBD Provinsi Bengkulu.
Bahkan di lokasi tersebut telah dibangun shelter tsunami dan early warning system.
Baca juga: Banjir Bengkulu, Kerugian Ditaksir Rp 2,5 Miliar, 4.594 KK Terdampak
Cail menambahkan, wilayah yang akan dieksploitasi tambang pasir besi ini juga merupakan kawasan hutan konservasi yang notabane merupakan Sabuk Hijau pengaman dari bencana ekologis.
Selain itu, pesisir dan laut Kabupaten Seluma merupakan sumber utama mata pencaharian masyarakat sejak zaman nenek moyang.
Dengan adanya aktivitas pertambangan pasir besi, warga khawatir akan berdampak pada mata pencaharian.
Kemudian Remis yang merupakan identitas dan menjadi sumber mata pencaharian tradisional oleh perempuan di pesisir barat akan hilang dan habis.
Diduga kuat menghilangnya remis dari pantai Pesisir Barat Kabupaten Seluma khususnya di Desa Pasar Seluma merupakan salah satu dampak aktivitas pertambangan pasir besi.