Bisa memilih untuk streaming video hingga menikmati pernikahan dengan metaverse.
Dalam tautan tersebut tamu undangan bisa turut menyapa pengantin melalui buku tamu yang disediakan di awal halaman metaverse pernikahan
Baca juga: Jarang Terjadi, Pasangan di Yogyakarta Ini Menggelar Pernikahan di Metaverse
Anjloknya harga tandan buah sawit (TBS) secara nasional, menjadi keresahan yang dirasakan juga oleh para petani kelapa sawit di perbatasan RI–Malaysia.
Sejumlah petani kelapa sawit yang tergabung dalam Kelompok Tani Mandiri Sebakis Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara inipun, nekat menembus hujan keluar kampung dan menyeberangi lautan, demi mengadu ke DPRD Nunukan.
Martadita, salah seorang anggota kelompok tani perkebunan kelapa sawit Sebakis, memohon agar pemerintah daerah bisa mencari jalan supaya hasil panen mereka bisa dijual ke Malaysia.
"Dengan harga Rp 500 per kilogram, beraspun tidak bisa kami beli. Harga pupuk mahal, harga racun tinggi, kalau Indonesia begini, bolehkah kami jual TBS ke Malaysia," tanya dia, dalam rapat yang digelar di gedung DPRD Nunukan, pada Jumat (1/7/2022).
Baca juga: Harga TBS Anjlok Rp 500.000, Petani Sawit: Tolong Izinkan Kami Jual ke Malaysia, di Sana Rp 5 Juta
Sosok perempuan tersebut adalah Asmaul Khusna (34), warga Desa Miru, Kecamatan Sekaran, Lamongan. Asmaul mengaku membaut video itu hanya untuk konten dan tidak ada maksud apa-apa.
“Buat konten. Buat iseng-isengan aja, enggak ada apa-apa,” ujarnya
Namun, ia mengaku pernah mendapat tilang elektronik beberapa waktu yang lalu.
“Pernah dapat tilang kemarin, (waktu) beli susu ke Alfa. Terus kena tilang, saya enggak tahu, Pak. Kirain ke arah Sekaran aja. Kok di situ ya kena,” ungkapnya.
Setelah aksinya tersebut, Asmual pun ditunjuk Polres Lamongan sebagai Duta ETLE.
Baca juga: Pengakuan Wanita yang Tutupi Pelat Motor Pakai Celana Dalam: Buat Iseng-isengan Aja
Semua barang dalam pondok pesantren, berupa lemari, perabot, dokumen sertifikat penting, kitab-kitab, hingga sarana pengajian ludes terbakar.
Tak hanya pondok pesantren, kobaran api juga membakar satu bangunan rumah milik pengasuh pondok pesantren, yang tepat menempel tepat di sampingnya.
Warga menyebut, api dengan cepat membesar dan merembet dari satu kamar ke kamar lain hingga seluruhnya terbakar.
Api diduga berasal dari konsleting listrik, sehingga menimbulkan percikan api di bagian atap. Api merambat di kabel atap sehingga tidak ada satupun keluarga yang menyadari.
Baca juga: Kebakaran Hebat Hanguskan Pondok Pesantren Al-Ma’rufiah Cirebon, Sarana Pendidikan Keagamaan Ludes
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Miftahul Huda, Wisang Seto Pangaribowo, Ahmad Dzulviqor, Muhamad Syahri Romdhon | Editor : Andi Hartik, Robertus Belarminus, Candra Setia Budi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.