Pemukulan itu sempat mendapat teguran darinya, namun saat itu NR berontak. Anehnya, usai memukul anaknya dan berontak, pelaku datang ke rumah Nurdin seperti tak ada masalah apa-apa.
"Kita menduga NR alami gangguan jiwa, karena setelah memukul anaknya dia datang ke rumah saya seakan tidak ada masalah," ujarnya.
Baca juga: Ibu Penganiaya Bayi 5 Bulan di Surabaya Ternyata Menikah Siri dengan Ayah Korban
Nurdin menambahkan, dugaan itu semakin kuat karena sebelumnya NR sempat mengejarnya dengan senjata tajam, bahkan sampai mengancam akan membakar rumahnya.
Kondisi bayi penuh luka
Terpisah, Fukari, anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Rasabou mengaku, mengetahui kejadian itu karena berada di sekitar TKP.
Sewaktu mendatangi TKP, ia mendapati korban dalam kondisi tak bernyawa dengan sejumlah luka di tubuhnya.
"Saya masuk di kamar melihat bayi tersebut sudah meninggal dunia dan saat itu banyak warga yang ikut melihatnya," ucap dia.
Baca juga: Ibu di Surabaya Aniaya Bayi 5 Bulan hingga Tewas, Nenek Korban: Kamu Kok Nekat, Lihat Kondisi Anakmu
"Saya sempat tanya, apakah evakuasi boleh dilakukan. Karena ada perintah pihak polisi, selanjutnya saya angkat sekaligus membawa mayat tersebut ke PKM Bolo," imbuh Fukari.
Dokter jaga Puskesmas Bolo, dr. Heny Kustanti Nurwaidah mengatakan, bayi berusia 4 bulan itu meninggal dunia sebelum dibawa ke puskesmas.
Sementara luka yang dialami korban di antaranya memar pada hidung, pipi kanan dan kiri serta luka memar di tangan kiri.
Saat ini korban dirujuk ke RSUD Bima untuk menjalani visum.
"Kita melakukan pemeriksaan awal saja. Visum lanjutan dilakukan di RSUD Kota Bima," kata Heny.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.