Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul dan Sejarah Nama Jasinga

Kompas.com - 27/06/2022, 15:25 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Jasinga merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Dari sejarahnya, zaman dahulu Jasinga disebut juga Bogor-Banten. Penyebutan wilayah itu karena wilayahnya berbatasan dengan Banten.

Sementara, budaya Jasinga memiliki perilaku dan dialek yang mirip dengan masyarakat Banten, yang sebagian tidak terpengaruh budaya Priangan, salah satu budaya Sunda.

Asal usul nama Jasinga muncul dalam beragam versi. Kebanyakan versi yang melekat merupakan penuturan yang didapat secara turun temurun dari mulut ke mulut para sesepuh setempat.

Hanya sebagian kalangan yang merujuk pada sumber autentik yang masih dijadikan bahan kajian untuk menambah versi.

Berikut ini asal-usul dan sejarah nama Jasinga.

Asal Usul dan Sejarah Nama Jasinga

Dilansir dari laman Kabupaten Bogor, untuk mengungkap asal usul nama Jasinga, beberapa versi cerita rakyat berkembang di masyarakat.

Pendapat pertama nama Jasinga dikaitkan mitos seekor singa yang merupakan jelmaan dari tokoh-tokoh Jasinga.

Baca juga: Asal Usul dan Sejarah Banjarbaru

Cerita yang dituturkan oleh sesepuh Jasinga, seperti Wirasinga, Sanghyang Mandiri, dan Pangeran Arya Purbaya dari Banten mengungkapkan bahwa setiap hidup dan perjuangan mereka memiliki wibawa seperti singa. Tidak hanya sifat, wujudnya sempat menjadi seekor singa.

Wujud menyerupai singa tersebut membuat orang yang berada di sekitar terkejut dan kagum. Sampai setiap orang yang melihat akan mengucap, "Eh...Ja...singa eta mah".

Kata "Ja" merupakan kata identitas tersendiri di Jasinga gunanya untuk memperjelas kalimat berikutnya, seperti "Da" di daerah Priangan.

Pendapat kedua diyakini bahwa Wirasinga yang merupakan keturunan Sanghyang Mandiri (Sunan Kanduruan Luwih) yang membuka lahan di Pakuan bagian barat.

Nama daerah itu disebut Jasinga oleh Sanghyang Mandiri. Ia juga menobatkan Wirasinga sebagai penguasa baru Jasinga atau Jaya Singa. Daerah yang makmur dipimpin Wirasinga.

Pendapat ketiga mengacu pada sejarah autentik, yaitu Jasinga berasal dari kata Jayasingha.

Diceritakan seorang Reshi Salakayana dari Samudragupta (India) dikejar-kejar oleh Candragupta dari Kerajaan Magada (India), sampai mengungsi ke Jawa bagian barat.

Baca juga: Asal-usul dan Sejarah Tanjung Pinang, Pohon Pinang Petunjuk Pulang

Saat itu, Jawa bagian barat masih merupakan kekuasaan Dewawarman VIII (340-362 M) sebagai raja Kerajaan Salakanagara.

Jayasingharwarman menikah dengan putri Dewawarman VIII, yakni Dewi Iswari Tunggal Pertiwi. Kemudian, ia mendirikan ibu kota Jayasinghapura.

Jayasinghawarman (358-382 M) bergelar Rajadiraja Gurudharmapurusa, ia wafat di tepi kali Gomati (Bekasi).

Ibu kota Jayasinghapura dipindah oleh Purnawarman Raja Taruma III (395-434 M) ke arah pesisir, yang bernama Sundapura.

Pendapat keempat menyebutkan bahwa Jasinga berasal dari kata Gajah Lumejang SingaBaca juga: Asal-usul dan Sejarah Pangkal Pinang, Ternyata Tempat Demang Mengawasi Tambang Timah Bapang. Yakni, dua dari tujuh ajaran Sanghyang Sunda yang juga menetapkan sebagai tempat komunitas Sunda.

Tujuh ajaran Sanghyang Sunda tersebut yakni, pengawinan (pedalaman Banten), parahyangan (Lebak Parahyangan), bongbang (Sajira), gajah lumejang (Parung Kujang-Gunung Kencana), singa bapang (Jasinga), sungsang girang (Bayah), sungsang hilir (Jambang-Pelabuhan Ratu).

Tujuh ajaran itu mempengaruhi Purnawarman sebagai Raja Taruma III (395-434 M), hingga ia mendirikan ibu kota yang bernama Sundapura.

Keruntuhan Taruma terjadi pada masa Linggawarman (669-732 M) sebagai Raja Taruma XII, hal ini terjadi kuatnya pengaruh Sunda.

Putri Linggawarman, yakni Dewi Manasih (Minawati) dinikahkan dengan Tarusbawa, putra Rakyan Sunda Sembawa.

Tarusbawa menjadi Raja Sunda (669-732 M), dalam perjalanannya Taruma runtuh. Kemudian, pengaruh Hindu melemah dan manjadi ajaran leluhur, yakni ajaran Sanghyang Sunda.

Dua wilayah Sanghyang Sunda, yaitu Gajah Lumejang serta Singa Bapang menjadi tempat laskar Kerajaan Sunda.

Dua nama wilayah tersebut disatukan menjadi Gajah Lumejang Singa Bapang, kemudian menjadi nama Jasinga (Ja = Gajah Lumejang, Singa = Singa Bapang). Keduanya menjadi filosofi gajah dan singa.

Tujuh ajaran Sanghyang Sunda tercantum dalam Kitab Aboga yang diperkirakan dibuat pada masa kejayaan Kerajaan Pajajaran, kitab ini dibawa ke Leiden pada akhir abad 19.

Berdasarkan kosakata (etimologi) dan perlambangan (hermeneutika), Jasinga memiliki makna yang berarti.

Adanya nama Jasinga melahirkan cerita rakyat yang melegenda hingga kini bagi masyarakat Jasinga.

Selain itu, adanya mitos sosok singa merupakan wujud kewibawaan para penghulu Jasinga.

Baca juga: Asal-usul dan Sejarah Pangkal Pinang, Ternyata Tempat Demang Mengawasi Tambang Timah

Nama Jasinga secata autentik merujuk pada naskah-naskah kuno atau kajian sejarah Sunda yang terdapat Jayasinghapura, artinya gerbang kemenangan yang didirikan oleh Raja Taruma I (Jayasinghawarman).

Dalam naskah yang ditulis serta dirangkaum Panitia Wangsakerta Panembahan Cirebon, nama Jasinga terdapat dalam sejarah Lontar yang menjadi rujukan untuk melengkapi Kitab Negara Kretabhumi. Kitab ini menjadi rujukan raja-raja Nusantara.

Kitab Negara Kretabhumi disusun selama 21 tahun (1677-1698 M) pada masa genting, yakni beralihnya raja-raja Nusantara ke dalam masa penjajahan Belanda. Lontar tersebut berjudul "Akuwu Desa Jasinga".

Adanya mitos tentang singa diyakini masih ada beberapa singa yang menjaga wilayah Jasinga, meskipun dalam bentuk gaib. Sementara, Jawa Barat tidak ditemukan habitat singa.

Keyakinan dengan adanya singa tersebut hingga pusat kecamatan dilambangkan sebuah Tugu Singa.

Baca juga: Asal Usul dan Sejarah Nama Kota Sorong

Nama singa juga menjadi nama sebuah tanaman yang bernama singadepa yang tumbuh di hutan-hutan.

Daun singadepa berguna untuk memandikan bayi yang baru lahir, pengharum badan, hingga sebagai pencuci darah.

Tanaman singadepa memiliki tinggi sekitar 30 sentimeter, hidup di daerah yang lembab serta tertutup pohon-pohon tinggi.

Di Jasinga, tanaman singadepa jumlahnya sangat sedikit dan terdapat hutan-hutan tertentu. Tanaman ini juga terdapat di Baduy sampai Lebaksibedug (Citorek) di dekat Gunung Bapang, situs cagar budaya di daerah Cianjur, Jawa Barat.

Hingga saat ini, asal usul nama Jasinga terus dikaji lebih lanjut.

Sumber:

bogorkab.go.id

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Regional
Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com