Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Anak di Balikpapan Disekap Orangtua Dalam Rumah, Saat Ditemukan Sudah Pucat

Kompas.com - 24/06/2022, 12:52 WIB
Ahmad Riyadi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Sungguh tega apa yang dilakukan orangtua dari tiga anak malang di Balikpapan ini.

Bagaimana tidak, tiga anak perempuan berusia 6, 10, dan 14 tahun dikurung di dalam rumah di Kawasan Perumahan Sosial, RT 028 Kelurahan Batu Ampar, Kecamatan Balikpapan Utara.

Ia ditemukan dalam kondisi lemas pada Kamis (23/6/2022).

Ketua RT 028, Alpirawan membenarkan kejadian itu.

Dirinyalah yang turut melaporkan kejadian ini ke kelurahan untuk membantu melakukan pemeriksaan di rumah tersebut.

Baca juga: Ini Hasil Investigasi KNKT Soal Kecelakan Maut di Simpang Muara Rapak Balikpapan yang Tewaskan 5 Orang

Benar saja, saat di datangi petugas dan warga, rumah tersebut dalam kondisi terkunci dari luar.

Dan di salah satu kamar terpasang gembok lebih dari satu.

Kondisi kamar pun sangat tidak layak, yakni ruangan yang sempit serta sirkulasi udara yang minim membuat ruangan itu tak lebih baik dari ruang tahanan.

Alpirawan mengaku, telah menaruh kecurigaan lantaran ketiga anak tersebut tidak pernah terlihat berkeliaran di area komplek.

Bahkan, mereka tidak pernah masuk sekolah.

"Dari setahun lalu si anak pertama itu enggak pernah turun sekolah. Jadi, pihak sekolah datanglah nyariin ke RT, kok anak ini enggak pernah masuk sekolah," kata Alpirawan pada Kamis (23/6/2022) malam.

Meski sempat curiga, Alpirawan mengurungkan kecurigaannya itu lantaran orangtua ketiga anak tersebut menyebut bahwa ketiga putrinya sudah berada di Jawa untuk melanjutkan sekolah.

Namun, Alpirawan masih menaruh rasa janggal dan tidak puas dengan pernyataan orangtua ketiga anak tersebut.

Ia pun memutuskan untuk melapor ke Kelurahan Batu Ampar terkait adanya dugaan anak-anak dikurung di dalam rumah.

"Rupanya selain saya, sudah ada warga lain juga yang melapor hal yang sama. Akhirnya ramai-ramai datang kesini bersama polisi, TNI, PPA, Kelurahan, lengkap semuanya," tutur dia.

 

Kondisi anak pucat dan gemetar

Saat ketiga anak tersebut ditemukan, kondisinya tertelungkup dengan badan yang gemetar.

Wajah ketiganya pun pucat dikarenakan tidak pernah terkena sinar matahari.

Namun, Alpirawan membantah jika ketiganya dalam kondisi terikat atau mulutnya disumpal.

"Enggak ada yang sampai diiket atau disumpal. Cuma wajahnya pucat semua karena enggak pernah kena sinar matahari," ungkap dia.

Rupanya, orangtua tiga anak itu telah berbohong sudah memindahkan anak mereka ke Jawa.

Baca juga: Hujan Deras Melanda, Jalan Tol Balikpapan Kebanjiran, Pengelola Siagakan Petugas

Namun, diketahui bahwa orangtua ketiga anak tersebut sudah berpisah. Sang suami diduga takut dengan sang istri hingga akhirnya sempat tidur di luar.

"Suami istri ini sudah pisah ranjang. Suaminya takut juga sama istrinya, sudah beberapa waktu lalu ini suaminya tidur di luar," tambah dia.

Ketiga anak tersebut kini dibawa ke UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Balikpapan untuk ditangani lebih intens.

Alpirawan sendiri akan melakukan pendataan serta pengawasan lebih intens di lingkungannya untuk menghindari hal serupa terjadi.

Dibongkar warga

Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Esti Santi Pratiwi membenarkan kejadian ini.

Diketahui, sang suami bekerja di toko bangunan, sementara sang istri bekerja laundry.

Ketiga anak tersebut memang tidak pernah keluar rumah bermain layaknya anak pada umumnya.

Baca juga: Bersihkan Coretan Vandalisme Flyover Purwosari, Gibran Bakal Tindak Tegas Pelaku

“Jadi, begitu bapak ibunya bekerja, anak-anak itu ditinggal di rumah dengan kondisi terkunci, semua jendela pintu terkunci. Nah, itu masyarakat resah, dalam artian, bila terjadi apa-apa bagaimana kondisi anak itu,” kata Esti, saat ditemui di kantornya pada Jumat (24/6/2022).

Esti mengatakan, ayah ketiga anak itu dalam proses pisah ranjang.

Selama ini, ia tidak tidur di dalam rumah melainkan di teras atau di dekat tandon belakang rumah.

 

Sehingga sang suami tidak pernah mengetahui kondisi anaknya yang ada di dalam rumah sewa tersebut.

“Nah, menurut bapaknya itu dia tidak bisa masuk ke rumah karena sekarang dalam proses pisah ranjang. Jadi, bapaknya itu tidur di teras, kalau enggak tidur di belakang rumah ada tandon. Jadi bapaknya itu tidak pernah tidur di dalam rumah. Bapaknya juga enggak membawa KTP,” tutur dia.

Saat dilakukan pembongkaran pintu dengan meminta izin kepada pemilik rumah.

Setelah berhasil dibuka, kondisi di dalam rumah cukup memprihatinkan.

Baca juga: Hujan Deras Melanda, Jalan Tol Balikpapan Kebanjiran, Pengelola Siagakan Petugas

Jendelanya ditutup kain gelap dan tidak ada celah sedikitpun untuk mengetahui apa yang ada di dalam rumah.

“Itu kan rumah sewa, nah Pak RT menghubungi pemilik rumah karena dia menyewa di situ untuk kami bisa masuk. Kemudian pemilik rumah datang dan mempersilahkan. Kami tidak membongkar, tidak merusak, jendelanya di situ memang diikat. Begitu kami berhasil masuk, anak-anak itu menangis posisinya di atas tempat tidur tiga anak itu. Jadi memang tidak ada celah masuk,” ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapal Terbakar dan Terdampar di Wakatobi, Polisi: Kami Sudah Menghubungi Owner-nya

Kapal Terbakar dan Terdampar di Wakatobi, Polisi: Kami Sudah Menghubungi Owner-nya

Regional
Daftar 50 Caleg DPRD Kabupaten Serang Terpilih, KPU: Wajib Lapor Harta Kekayaan Sebelum Dilantik

Daftar 50 Caleg DPRD Kabupaten Serang Terpilih, KPU: Wajib Lapor Harta Kekayaan Sebelum Dilantik

Regional
Siswa SMP di Aceh Curi Sepeda Motor Polisi, 'Sparepart' Dibongkar lalu Dijual

Siswa SMP di Aceh Curi Sepeda Motor Polisi, "Sparepart" Dibongkar lalu Dijual

Regional
Presiden Jokowi Cek Harga Sembako Saat Kunjungi Pasar Seketeng Sumbawa

Presiden Jokowi Cek Harga Sembako Saat Kunjungi Pasar Seketeng Sumbawa

Regional
Copot Pegawai yang Terlibat Perdagangan Satwa Ilegal di Kalimantan, Bea Cukai: Ini Tidak Terkait Instansi

Copot Pegawai yang Terlibat Perdagangan Satwa Ilegal di Kalimantan, Bea Cukai: Ini Tidak Terkait Instansi

Regional
Janjikan Rp 200.000 ke Pemilih, Caleg di Dumai Divonis 8 Bulan Penjara

Janjikan Rp 200.000 ke Pemilih, Caleg di Dumai Divonis 8 Bulan Penjara

Regional
Sah! Ini Daftar Nama Anggota DPRD Kabupaten Purworejo 2024-2029

Sah! Ini Daftar Nama Anggota DPRD Kabupaten Purworejo 2024-2029

Regional
Hakim Tolak Gugatan Wanprestasi Almas Tsaqibbirru kepada Gibran

Hakim Tolak Gugatan Wanprestasi Almas Tsaqibbirru kepada Gibran

Regional
Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Regional
Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Regional
2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

Regional
Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Regional
Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Regional
Saat Pratama Arhan Kembali Tersenyum Usai Indonesia Ditekuk Uzbekistan...

Saat Pratama Arhan Kembali Tersenyum Usai Indonesia Ditekuk Uzbekistan...

Regional
Mengenal Tugu Perdamaian Sampit, Lambang Perdamaian setelah Konflik Sampit 2001

Mengenal Tugu Perdamaian Sampit, Lambang Perdamaian setelah Konflik Sampit 2001

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com