Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Kunjung Dihuni, Rumah Relokasi Korban Banjir Kota Bima Dipenuhi Semak Belukar

Kompas.com - 16/06/2022, 10:27 WIB
Syarifudin,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Di perumahan ini hanya diisi sekitar puluhan kepala keluarga. Di pintu masuk perumahan terlihat pos jaga di bagian kanan jalan tanpa ada satpam yang berjaga.

Hanya ada beberapa rumah yang sudah dicat warna-warni dan telah ditempati. Sisanya, masih banyak rumah yang terbengkalai karena tidak dihuni.

Berdasarkan informasi, total rumah yang dibangun di kawasan ini sekitar 140 unit. Sedangkan yang dihuni masih sekitar 30 kepala keluarga. Rumah dengan tipe 36 ini terdiri dari dua kamar, satu ruang tamu, dan kamar tidur serta toilet.

Baca juga: Wadu Paa, Situs Sejarah Tertua di Bima yang Terabaikan

Karena lama tak ada yang menghuni, rumah tersebut sudah ditumbuhi semak belukar yang menutupi sisi luar bangunan. Di lokasi itu juga ditemukan banyak ternak sapi yang berkeliaran.

Ida, warga yang tinggal di perumahan itu mengatakan, sejumlah persoalan muncul setelah rumah relokasi itu ditempati. Mulai dari jauh dari kerabat dan tempat kerja, kehilangan mata pencaharian hingga kesulitan mendapat air bersih.

Baca juga: Bocah 11 Tahun di Bima Ditemukan Tewas Gantung Diri, Orangtua Diperiksa Polisi

Ida mengaku baru tinggal di daerah itu enam bulan terakhir. Di tempat itu, ia berjualan salome atau cilok.

"Sebenarnya enggak betah di sini, enggak ada penghasilan. Ini aja cuma jual salome, tapi sepi pembelinya," tutur Ida saat ditemui Kompas.com di tempat jualannya, Rabu (15/6/2022).

Kondisi ini berbeda dengan kehidupan Ida saat tinggal di permukiman lama. Di tempat itu, ia berjualan berbagai kebutuhan dan pendapatannya bisa memenuhi kebutuhan keluarganya setiap bulan.

"Tapi, setelah direlokasi ke sini sudah enggak ada pemasukan lagi. Ya, kadang-kadang hanya merenung saja karena enggak ada aktivitas lain," ujarnya.

Selain itu, warga di tempat relokasi itu juga kesulitan air. Jaringan PDAM yang sudah terpasang tidak berfungsi.

"Meteran air ini sudah terpasang lama, kenapa belum juga berfungsi. Kami sangat kesulitan air, tapi pemerintah malah diam saja,'' ujarnya

Kondisi ini membuat sebagian besar warga di perumahan memilih menggunakan air sumur milik warga di permukiman sekitar.

"Saat ini ada sekitar 30 kepala keluarga memilih menggunakan air sumur. Termasuk saya beserta keluarga, tapi tidak gratis. Airnya kita bayar Rp 25.000 per bulan," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com