BENGKULU, KOMPAS.com - "Bujian Dusun", demikianlah program baru Bupati Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, Gusnan Mulyadi ini disebut.
Program tersebut bertujuan untuk mendekatkan pelayanan Pemerintah Daerah (Pemda) agar tepat menyentuh masyarakat terbawah.
Dalam program yang dijalankan dua kali sebulan tersebut, bupati dan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) akan berdinas dan bermalam di kantor desa.
Baca juga: Usai Dilantik Hari Ini, Penjabat Bupati Bengkulu Tengah Fokus Siapkan Pelaksanaan Pemilu dan Pilkada
"Semua OPD yang bersentuhan dengan masyarakat kita bawa ke desa, pelayanan dipusatkan di desa seperti pengurusan KTP, KK, perizinan usaha, urus akta kelahiran, kesehatan, dan layanan lainnya. Dilakukan dua hari. Tiap bulan dua kali kegiatan ini dilakukan," kata Bupati Bengkulu Selatan, Gusnan Mulyadi kepada Kompas.com, Kamis (9/6/2022).
Arti Bujian Dusun
Bujian Dusun merupakan singkatan dari Bahasa Bengkulu Selatan, Bupati Injiak Ngantor di Dusun dalam bahasa Indonesia artinya: Bupati Senang Berkantor di Desa.
Bujian juga merupakan bahasa daerah Suku Serawai, suku asli Kabupaten Bengkulu Selatan yang memiliki makna atau lazim disematkan kepada anak yang dimanja/disayang (kesayangan).
"Filosofi itu dipakai selaras dengan hakikat program yakni ingin mendekatkan diri atau wujud dari kasih sayang pemerintah kepada masyarakat secara langsung," ungkap Gusnan.
Program yang dirancang Pemerintah Daerah Bengkulu Selatan ini sudah dipersiapkan sejak tahun lalu, namun baru dimulai Maret 2022.
Hingga saat ini sudah 4 desa yang disambangi Gusnan yang kerap disapa Gundul oleh warganya.
"Program ini merupakan wujud kepedulian langsung pemerintah daerah kepada masyarakat, bukan hanya numpang bermalam tapi kami di sini berkantor dengan membawa pelayanan sosial dan administrasi kependudukan," tutur Gusnan Mulyadi.
Baca juga: Bupati Bengkulu Tengah Dilaporkan ke Polda Terkait Dugaan Korupsi
Gusnan baru saja menggelar Bujian Dusun di Desa Suka Negeri, Air Nipis, Rabu (8/6/2022).
Kegiatan Bujian Dusun biasanya dimulai bupati beserta jajaran dengan pertemuan tamu kedinasan atau rapat digelar di kantor desa baik luring maupun daring.
Selain itu sejumlah pelayanan publik digelar dengan melibatkan beberapa OPD teknis.
Seperti perekaman dan cetak KTP/KK di lokasi acara yang dipusatkan di kantor desa setempat, tentunya melibatkan OPD terkait yakni Dinas Dukcapil yang membawa peralatan ke kantor desa.
"Jadi setiap warga yang belum melakukan perekaman atau cetak KTP baru bisa datang langsung ke counter yang dipersiapkan di kantor desa. Tidak hanya itu bisa juga bikin Akte Kelahiran, Perijinan Usaha (DPTMSP), dan pelayanan lain," jelas Gusnan.
Baca juga: Hasil Pencarian Eril Tunggu Informasi KBRI, Pemprov Jabar: Mohon Doanya...
Ditambahkan Gusnan, tidak lupa juga pelayanan kesehatan gratis dengan melibatkan Puskemas dan Dinas Kesehatan juga digelar.
"Kita juga melayani Vaksinasi Covid-19 kepada warga yang belum bervaksin, pemeriksaan medis dan pengobatan ringan. Dinas KB kita juga melayani alat kontrasepsi dan pemasangan implan," Jelas Gusnan.
Rangkaian kegiatan
Program ini digelar dua hari. Hari pertama, pada pukul 17.00 WIB, bupati dan rombongan OPD teknis ke balai desa untuk beramah tamah dilanjut shalat Magrib di masjid terdekat. Kemudian dilanjutkan dengan ceramah agama hingga shalat Isya.
"Selepas acara di masjid, rombongan bertolak ke balai desa untuk kemudian menggelar diskusi terbuka bersama warga yang hadir," jelas Gusnan.
Saat diskusi ini banyak hal yang disampaikan mulai dari persoalan di tingkat desa maupun permasalahan umum yang dibutuhkan masyarakat.
Aspirasi yang dijaring pun beragam, baik itu persoalan infrastruktur, pertanian, dan persoalan sosial di tengah masyarakat.
"Ajuan pembangunan atau persoalan infrastruktur, serta permasalahan sektor pertanian meliputi ketersediaan bibit dan pupuk biasanya yang menjadi gambaran umum yang disampaikan warga," bebernya.
Persoalan ini kemudian dirangkum dan coba dipecahkan bersama, ataupun menjadi landasan pengambilan kebijakan ke depan.
Acara berlanjut hingga tengah malam, kemudian diisi dengan kegiatan non formal seperti bercengkrama dengan warga.
Bila lelah bupati tidur dan beristirahat di kantor desa dengan sarana seadanya. Tidak jarang bupati tidur pada malam harinya tanpa menggunakan kasur hanya beralas tempat tidur lipat yang sering digunakan militer.
Pada hari kedua, kaum ibu-ibu biasanya masak untuk rombongan bupati dengan beragam lauk masakan tradisional.
Sebelum memulai aktivitas bupati dan rombongan uncam-uncam (sarapan pagi) alakadarnya. Dengan suguhan dan lauk seadanya.
"Saya memang meminta agar warga tidak menjamu berlebihan karena kami hadir bukan untuk merepotkan, saya biasanya makanan gulai seadanya sejak kecil," tuturnya.
Biasanya warga menyediakan gulai tradisional seperti gulai terong, ikan tapau (asap) dan sambal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.