Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PMK Masuk Pulau Kalimantan, Dinas Pertanian Nunukan Khawatirkan Penjualan Sapi Lewat Jalan Trans Provinsi

Kompas.com - 08/06/2022, 16:20 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Merebaknya Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) pada hewan ternak di Pulau Kalimantan, membuat Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Urara memperketat pengawasan dan memperbanyak pemeriksaan hewan.

Sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi di sejumlah peternakan, maupun hewan yang baru dikirim dari luar pulau ke perbatasan RI–Malaysia ini, semua diperiksa tanpa kecuali.

Dokter hewan pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Nunukan, drh Rendy mengatakan, saat ini, wilayah Kalimantan rawan penyebaran PMK.

Baca juga: PMK Melonjak di Lombok Tengah, Pemkab Izinkan Pembelian Sapi dari Sumbawa

"Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat menjadi daerah positif PMK. Kita di Kaltara berharap tidak kecolongan," ujarnya, Rabu (8/6/2022).

Paramedis dan dokter hewan di sejumlah Kecamatan juga sudah disiagakan dalam status warning PMK. Ada lima Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) yang disiapkan di lokasi strategis.

Masing-masing di Kecamatan Nunukan, Kecamatan Nunukan Selatan, Kecamatan Sebatik Barat, Kecamatan Tulin Onsoi, dan Dataran Tinggi Krayan.

Meski kini belum ada kasus PMK di Kaltara, Rendy menegaskan jalan-jalan poros provinsi di sejumlah wilayah darat menjadi kewaspadaan tersendiri.

"Jalan poros provinsi yang tembus Kaltara–Kaltim, dan Kaltara–Kalsel itu menjadi kekhawatiran kami. Rute darat tersebut digunakan untuk penjualan sapi dari Pulau Sebuku Nunukan ke Tanjung Selor dan kota lain. Pengawasan kita lakukan lebih ketat," kata Rendy.

Dinas Pertanian juga memberikan peringatan serta edukasi bagi para peternak dan pedagang hewan, sebagai edukasi dan antisipasi PMK.

Baca juga: Cegah PMK, Pedagang Hewan Kurban di Jakpus Diminta Penuhi Syarat Ini

Pedagang wajib melakukan desinfeksi media pengangkut ternak dan penjualan ternak sudah mengantongi rekomendasi petugas kesehatan.

Masyarakat juga diimbau untuk segera melapor jika menemukan kejanggalan pada kondisi tubuh hewan.

Nomor kontak penyuluh, paramedis dan dokter hewan di Puskeswan disebar sebagai usaha agar tidak kecolongan Penyakit Mulut dan Kuku.

"Setiap petugas di Puskeswan saat ini terus bergerak, dalam sehari, pemeriksaan hewan ternak dilakukan sekitar 30 ekor sampai 50-an ekor di sejumlah daerah,’’lanjutnya.

Kondisi saat ini, diakui Randy cukup rawan dan butuh kepedulian semua kalangan.

Baca juga: Jelang Idul Adha, Sekjen Gerindra Usul Pemerintah Tetapkan PMK Sebagai Pandemi

Tidak dapat dipungkiri, masuknya PMK ke Pulau Kalimantan akan membuat penjualan hewan ternak, khususnya hewan kurban melonjak naik.

Rendy menjelaskan, para pedagang harus merogoh kocek lebih dalam untuk pembayaran uji lab di daerah asal, juga membayar orang untuk mengurus dan memberi pakan ternak semasa dikarantina 14 hari.

Pun demikian bagi penjual sapi lokal yang akan dikirim ke luar daerah. Kewajiban karantina, tetap menjadi sarat dan keharusan.

Rendy juga tidak membantah, perlakuan sapi sebelum dikirim jadi komplain para pengusaha.

"Ibaratnya, dalam kondisi sekarang, gak ada pihak yang gak menangis, petugas menangis, peternak menangis, yang jualan menangis semua. Tapi ini kan proses panjang menuju penanganan, karena yang efektif menghentikan penularan PMK saat ini, hanya vaksinasi atau imunisasi. Pada prinsipnya semua harus biosecurity dan biosafety," jelas Rendy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Regional
3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batubara Belum Ditemukan

3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batubara Belum Ditemukan

Regional
Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Regional
Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Regional
Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Regional
Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Regional
Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Regional
Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Regional
Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Regional
Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Regional
Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Regional
Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Regional
Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Regional
Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Regional
Pedagang Bakso di Semarang Lecehkan Remaja SMP hingga Empat Kali

Pedagang Bakso di Semarang Lecehkan Remaja SMP hingga Empat Kali

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com