Juru bicara BKSDA NTB, Ivan Juhandra mengatakan, sejumlah satwa endemik dan langka di kawasan Gunung Tunak dibiarkan hidup di alam liar, seperti elang laut, burung Gosong, Moyung atau jenis rusa khas Lombok.
Jenis rusa ini berbeda dengan rusa lain dalam penangkaran, mereka memiliki bulu yang merah tua kecoklatan, kemudian tubuhnya lebih tinggi dan besar dibanding rusa timor, serta daya lompatnya yang luar biasa jauh.
Ivan mengatakan, kawasan TWA Gunung Tunak akan terus dikembangkan bersama masyarkat lokal terutama dalam upaya menjaga hutan dan satwanya.
"Itulah keuntungan kita bisa bekerja sama dengan masyarakat lokal yang turut menjaga kawasan ini, " kata Ivan.
Baca juga: Bangunan SDN di Lombok Tengah Ambruk, Kondisi Sudah Retak Sejak Gempa
TWA Gunung Tunak memang dikelola oleh BKSDA dan dioperasikan oleh kelompok masyarakat di Desa Mertak. BKSDA menempatkan sejumlah personel di kawasan ini.
"Personel KSDA ditempatkan di kawasan ini, tugasnya untuk membantu mengatur kegiatan kelompok masyarakat di kawasan ini, agar terkelola dengan baik, apalagi arah kawasan ini lebih pada pengembangan wisata alamnya," kata Ivan.
Keberadaan satwa dan tumbuhan yang dilindungi di kawasan ini, menurut Ivan, menjadi fokus utama pengembangan kawasan TWA, sehingga pengelolaannya tidak terfokus pada penginapan dengan jumlah kamar yang banyak.
Hanya ada 10 kamar dan selebihnya adalah lokasi camping atau glamping di kawasan Gunung Tunak.
"Ini untuk menjaga kawasan hutan kita, jika dilihat saja dari google earth yang nampak hijau hanya kawasan TWA Gunung Tunak, sementara lainnya sudah tidak hijau lagi, jadi hutan datar di kawasan selatan di Lombok Tengah ini satu-satunya TWA Tunak," jelas Ivan.
Terjaganya kawasan TWA Hutan Tunak akan berdampak besar bagi satwa langka dan dilindungi yang masih tersisa di Lombok.
Kawasan TWA Gunung Tunak seluas 1.217 hektar, terdiri dari barisan perbukitan dengan gamping purba yang khas, mengapit dua teluk di kawasan tersebut.
Pesona laut yang indah dan berhadapan langsung dengan Samudra Hindia menambah keindahan tempat itu.
Memiliki hutan tropis dengan flora dan fauna endemik yang masih terjaga, Gunung Tunak mampu memikat tidak hanya wisatawan, tapi juga para peneliti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.