Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkenalan dengan Si Patok, Elang Bermata Satu di TWA Gunung Tunak NTB

Kompas.com - 08/06/2022, 13:20 WIB
Fitri Rachmawati,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

Tatapan Patok tetap tajam, meski satu matanya terluka parah.

Patok adalah satwa langka yang disebut hanya satu-satunya di kawasan TWA Gunung Tunak.

Dia dibiarkan hidup liar di hutan belantara kawasan Gunung Tunak yang juga dikelilingi bukit dan lautan nan cantik.

Elang laut seperti Patok, kata Anwar, akan sangat mudah beradaptasi karena lingkungan yang terjaga.

"Gunung Tunak ini surga bukan hanya bagi kita yang menyukai keindahannya tapi juga bagi satwa, mereka hidup dipantau tapi bebas di alam liar," katanya.

Baca juga: Melihat TPA Kebon Kongok di Lombok, Sampah Sudah Melebihi Kapasitas, Perluasan Ditolak Warga

Pernah dirawat wisatawan Italia

Anwar bercerita, menjinakkan burung predator seperti Patok, bukan hal yang mudah.

Perlu kesabaran karena dibutuhkan waktu yang tak singkat untuk saling mengenal.

Anwar mengenang, saat mata Patok ditembak pemburu, elang malang ini ditemukan oleh seorang wisatawan asal Italia bernama illaria Gallo, di kawasan pantai Kuta.

Wisatawan itulah yang merawat dan memberi pertolongan pertama pada Patok.

Dia memberikan obat pada matanya dan kemudian menyerahkan pada petugas Badan Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) di Gunung Tunak.

"Kondisi Patok sangat lemah ketika dia baru diserahkan oleh wisatawan asal Italia itu, jelas dia sudah tidak bisa terbang dengan normal Karen matanya yang luka parah," kenang Anwar.

Baca juga: Jumlah Elang Jawa Bertambah, Ekosistem Gunung Ciremai Diklaim Membaik

Patok kesulitan kembali berburu di tengah laut dengan satu mata, karena letak kekuatan elang laut ada pada mata dan cengkraman.

"Awalnya memberi makan sulit karena selalu mematok, karena naluri memburunya mungkin ya, tapi lama-lama dia paham bagaimana cara menerima makanan dengan cara disuap, karena itulah saya beri nama dia Patok, suka mematok saya," kata Anwar.

Patok kembali mulai dari nol, dirawat seperti bayi elang, diurus makanan dan kesehatannya secara perlahan dan detail.

Tujuannya, supaya infeksi di matanya tak menyebar akibat peluru yang menembus mata kirinya itu.

Si Patok makan dua kali dalam sehari pagi dan sore hari. Kini, usai kondisinya pulih, berat tubuh Patok sekitar tiga kilogram.

Meski sangat lahap, Patok hingga kini belum bisa berburu.

Anwar mengatakan, sangat menikmati pekerjaannya mengurus satwa di Gunung Tunak.

Dia telah lima tahun mengabdi sebagai penjaga satwa dan mendapat gaji sesuai UMP dari BKSDA NTB, meski bukan sebagai ASN.

Selain mengurus Patok, Anwar juga harus merawat dan memberi makan 47 ekor rusa dari Timor atau Cervus timorensis, bersama petugas lainnya.

Baca juga: Puluhan Warga Lombok Tengah Diduga Keracunan Nasi Bungkus Hajatan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Calon Perseorangan Wali Kota Padang Wajib Kantongi 49.964 Dukungan

Calon Perseorangan Wali Kota Padang Wajib Kantongi 49.964 Dukungan

Regional
Haru Mahasiswi Asal Palestina di Purwokerto Saat Mendapat Banyak Dukungan Rakyat Indonesia

Haru Mahasiswi Asal Palestina di Purwokerto Saat Mendapat Banyak Dukungan Rakyat Indonesia

Regional
 Maju Pilkada, Sekda Kota Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Maju Pilkada, Sekda Kota Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Regional
Parpol Lakukan Penjaringan, Nama Bakal Calon Wali Kota Salatiga Mulai Bermunculan

Parpol Lakukan Penjaringan, Nama Bakal Calon Wali Kota Salatiga Mulai Bermunculan

Regional
4 Anak di Purwokerto Tertimpa Tembok Keliling Rumah Warga, 1 Tewas

4 Anak di Purwokerto Tertimpa Tembok Keliling Rumah Warga, 1 Tewas

Regional
Banjir, Sektor Budi Daya Ikan di Demak Rugi hingga Rp 22 Miliar

Banjir, Sektor Budi Daya Ikan di Demak Rugi hingga Rp 22 Miliar

Regional
Terdakwa Pemukulan Wartawan Tribun Ambon Minta Keringanan Hukuman

Terdakwa Pemukulan Wartawan Tribun Ambon Minta Keringanan Hukuman

Regional
1.372 Warga Kebumen Berangkat Haji 2024, Tertua 93 Tahun dan Termuda 18 Tahun

1.372 Warga Kebumen Berangkat Haji 2024, Tertua 93 Tahun dan Termuda 18 Tahun

Regional
Kondisi Membaik, 36 Balita di Majene yang Keracunan Bubur Dipulangkan dari Puskesmas

Kondisi Membaik, 36 Balita di Majene yang Keracunan Bubur Dipulangkan dari Puskesmas

Regional
Calon Perseorangan pada Pilkada Kota Ambon Wajib Kantongi 21.452 Dukungan

Calon Perseorangan pada Pilkada Kota Ambon Wajib Kantongi 21.452 Dukungan

Regional
Merasa Senasib, Baiq Nuril Beri Semangat kepada Mahasiswi PKL Korban Pelecehan

Merasa Senasib, Baiq Nuril Beri Semangat kepada Mahasiswi PKL Korban Pelecehan

Regional
Mantan Pegawai Bank BUMN Edarkan Uang Palsu di Warung Sate, Punya Cara Khusus Kelabui Korban

Mantan Pegawai Bank BUMN Edarkan Uang Palsu di Warung Sate, Punya Cara Khusus Kelabui Korban

Regional
Curi Motor dan Ponsel, Siswa SMA di Kupang Ditangkap Polisi

Curi Motor dan Ponsel, Siswa SMA di Kupang Ditangkap Polisi

Regional
Jelang Waisak, Vihara Maitreya Pangkalpinang Direnovasi

Jelang Waisak, Vihara Maitreya Pangkalpinang Direnovasi

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com