Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

42 Kasus PMK Ditemukan di Empat Wilayah Banten, Pengiriman Hewan Ternak dari Luar Daerah Diperketat

Kompas.com - 30/05/2022, 20:03 WIB
Rasyid Ridho,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Dinas Pertanian dan Pertenakan (Dispertan) Provinsi Banten mencatat sebanyak 42 kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) ditemukan di empat daerah di Banten.

Kini, Provinsi Banten menutup pengiriman hewan ternak dari dua daerah yaitu Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam dan Jawa Timur.

"Per tanggal 30 Mei 2022 dari delapan kabupaten kota di Provinsi Banten yang kena PMK ada di empat daerah," kata Kepala Dispertan Banten Agus Tauchid kepada wartawan di Serang, Selasa (30/5/2022).

Baca juga: PPDB SMA-SMK di Banten: Calon Peserta Didik Bisa Daftar Lebih dari Satu Sekolah

Disebutkan Agus, dari 42 kasus PMK tersebar di empat daerah yakni di Kabupaten Tangerang 23 ekor, Kota Tangerang 13 ekor, Kota Tangerang Selatan dua ekor, dan Kabupaten Serang empat ekor.

Sedangkan empat daerah masih masuk zona hijau atau tidak ada kasus yakni Kota Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Pandeglang dan Lebak.

Saat ini, kata Agus, hewan yang terjangkit PMK sudah dalam penanganan dengan  pemberian nutrisi makanan, dan obat yang sudah didistribusikan ke kabupaten kota.

Baca juga: Mantan Kadis hingga Kades di Serang Banten Jadi Tersangka Korupsi Lahan SPA Sampah

"Ada dua ekor dinyatakan sembuh di Kota Tangerang Selatan sehingga total yang terkena PMK ada 40 ekor. Kebanyakan hewan ternak yang terjangkit dari luar daerah," ujar Agus.

Adapun langkah terakhir, lanjut Agus, hewan ternak dengan harapan hidupnya di bawah 50 persen agar dilakukan pemotongan paksa dengan pertimbangan dokter hewan.

"Untuk memutus rantai, PMK tidak zoonosis (menular dari hewan) kepada manusia. Daging hewan yang kena PMK bisa dimakan manusia, aman tentunya melalui pemasakan yang benar," tegas Agus.

Dikatakan Agus, Pemprov Banten bersama pemerintah daerah sudah melakukan beberapa upaya mengatasi PMK seperti, memperketat keluar masuk hewan ternak di Provinsi Banten dengan mengaktifkan check point di daerah perbatasan.

"Untuk rekomendasi pemasukan ternak hewan ke Banten harus betul-betul diadakan uji risiko oleh petugas otoritas veteriner," kata Agus.

Pertama harus disertakan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dari daerah pengirim dan juga dimintakan rekomendasi ke provinsi melalui kabupaten kota.

Selain itu, sesuai surat edaran Penjabat Gubernur Banten, hewan ternak yang masuk ke Banten diwajibkan melalui proses karantina minimal 14 hari.

"Untuk tingkat Provinsi juga dibuka posko crisis center selama 24 jam dan ada hotline-nya di kabupaten kota," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Regional
Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com