Max menegaskan, terkait peristiwa ini pihak rektorat melalui Wakil Retor II Unsrat telah meminta pimpinan fakultas melakukan investigasi.
"Rektor melalu wakil rektor II meminta pimpinan fakultas yakni dekan, wakil dekat dan ketua-ketua jurusan untuk melakukan investigasi kenapa bisa terjadi seperti itu," tegas Max.
Max juga menuturkan, pihaknya belum bisa langsung mengambil kesimpulan terkait fenomena atau peristiwa wisudawan melakukan aksi tersebut saat prosesi wisuda.
"Kita masih kaji dulu. Cuma kita menyesalkan itu. Kalau memang ada kritik, saran dan masukkan, jangan di forum itu sebenarnya. Karena itu forum sukacita, itu sakral. Karena adalah kebanggan bagi orang yang sudah sarjana begitu wisuda," sebutnya.
"Harusnya sebagai akadmeisi muda, kenapa tidak mencari forum yang lain untuk memberi masukkan," tambahnya.
Baca juga: H-1 Lebaran, Arus Mudik di Tol Manado-Bitung Landai, Arus Balik Diprediksi Akan Terjadi 7 Mei
Max menyatakan, di periode Rektor Prof Ellen Kumaat, rektorat sudah mengeluarkan edaran dan imbauan terkait gratifikasi atau pungutan liar (pungli).
"Itu (imbauan gratifikasi) terus kita sampaikan. Bahkan seluruh fakultas memasang standing banner bahwa Unsrat mengecam gratifikas terhadap perorangan ataupun kepada lembaga," ungkapnya.
Menurutnya, edaran dan imbauan itu sangat berdampak.
"Empat sampai lima tahun terakhir ini tidak ada laporan sama sekali (pungli)," sambungnya.
Diketahui, Unsrat mewisuda sekitar 1.300 lulusan, Rabu kemarin. Upacara wisuda itu dilaksanakan luring dan daring.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.