Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga IKN: Mau Membangun Silakan, asal Warga Jangan Dimiskinkan dan Dibuang

Kompas.com - 26/05/2022, 11:55 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PENAJAM PASER UTARA, KOMPAS.com - Rencana pemerintah memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur menghadirkan rasa takut bagi warga yang tinggal di dalam wilayah ibu kota baru.

Sarah (42) misalnya. Sebetulnya ia setuju-setuju saja dengan pembangunan Ibu Kota bernama Nusantara itu. Tetapi ada rasa khawatir bahwa pembangunan masif akan menyingkirkan, bahkan memiskinkan penduduk asli.

"Saya setuju saja dengan pembangunannya (Ibu Kota Nusantara). Ini kan program pemerintah. Kita enggak bisa menentang pemerintah. Juga kan katanya daerah ini ada pembangunan, ya silakan membangun," ujar Sarah saat dijumpai Tim Kompas.com di rumahnya, Desa Bumi Harapan, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, awal pekan ini.

Baca juga: Sambut IKN, Peruntukan Dana CSR di Kaltim Diminta untuk Pembangunan SDM

"Tetapi yang penting, warga sini jangan dimiskinkan, pribumi jangan dibuang," lanjut dia.

Ketakutan Sarah itu merujuk pada DKI Jakarta. Sepengetahuan dia, pembangunan yang masif di Jakarta seiring berjalannya waktu membuat warga asli menjadi miskin dan terpinggirkan.

"Seperti di Jakarta, penduduk aslinya sudah mulai tergusur. Nah kami takut akan seperti itu," ujar Sarah.

Kekhawatiran semakin menjadi karena sejak dicetuskan Presiden Joko Widodo bahwa pemindahan Ibu Kota Negara jadi dilakukan, hingga Mei 2022 ini Sarah mengaku, belum mendapatkan sosialisasi resmi dari pemerintah.

Apalagi, Februari 2022 lalu pemerintah pusat sudah memasang patok batas kawasan inti pusat pemerintahan Ibu Kota Nusantara atau KIPP. Lahan sekitar 700 meter persegi miliknya pun masuk ke dalam kawasan itu.

"Lah, terus kalau sudah dibeginikan (pasang patok), kita di sini mau dikemanakan?" ujar dia.

Ia berharap pemerintah pusat segera menjalin komunikasi yang harmoni dengan warga di kawasan Ibu Kota Nusantara. Pemerintah diharapkan segera memberikan kepastian soal nasib warga setempat beserta hak propertinya ke depan.

Jangan sampai komunikasi yang buruk justru membuat proses pemindahan ibu kota menjadi cacat.

"Misalkan lahan di daerah sini mau dibeli pemerintah, kita bisa beli lagi di luar untuk melanjutkan kehidupan kita. Kita kan mikir untuk anak cucu. Gantinya harus untung," ujar dia.

Baca juga: Cerita Sujatmiko Reguk Keuntungan dari IKN, Pilih Keluar dari Jabatannya sebagai Bendahara Desa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Diduga Direncanakan

Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Diduga Direncanakan

Regional
Polisi Sebut Hasil Otopsi Kematian Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar karena Dicekik

Polisi Sebut Hasil Otopsi Kematian Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar karena Dicekik

Regional
Sering Campuri Urusan Rumah Tangga Anaknya, Mertua di Kendari Tewas Dibunuh Begal Suruhan Menantu

Sering Campuri Urusan Rumah Tangga Anaknya, Mertua di Kendari Tewas Dibunuh Begal Suruhan Menantu

Regional
Keruk Pasir Laut di Pelabuhan Nelayan Bangka, Negara Bisa Raup Rp 20 M

Keruk Pasir Laut di Pelabuhan Nelayan Bangka, Negara Bisa Raup Rp 20 M

Regional
Ratusan Kerbau di Sumsel Mati Terpapar Penyakit Ngorok, 10.000 Dosis Vaksin Disiapkan

Ratusan Kerbau di Sumsel Mati Terpapar Penyakit Ngorok, 10.000 Dosis Vaksin Disiapkan

Regional
Calon Pengantin di Aceh Disebut Tunda Pernikahan karena Lonjakan Harga Emas

Calon Pengantin di Aceh Disebut Tunda Pernikahan karena Lonjakan Harga Emas

Regional
Ribuan Lampion Akan Diterbangkan Saat Waisak di Borobudur, Ini Harga Tiketnya

Ribuan Lampion Akan Diterbangkan Saat Waisak di Borobudur, Ini Harga Tiketnya

Regional
Tanggapan Rektor Untan Pontianak soal Dugaan Dosennya yang Jadi Joki Mahasiswa S2

Tanggapan Rektor Untan Pontianak soal Dugaan Dosennya yang Jadi Joki Mahasiswa S2

Regional
Kerugian Banjir Kota Semarang dan Kabupaten Demak Tembus Rp 1,6 Triliun

Kerugian Banjir Kota Semarang dan Kabupaten Demak Tembus Rp 1,6 Triliun

Regional
Penipuan Berkedok Rumah Bantuan di Aceh, Uang Korban Dipakai untuk Lebaran

Penipuan Berkedok Rumah Bantuan di Aceh, Uang Korban Dipakai untuk Lebaran

Regional
Pria Bersebo Pembacok Warga Aceh Timur Ditangkap

Pria Bersebo Pembacok Warga Aceh Timur Ditangkap

Regional
Puluhan Hektar Lahan Padi di Kabupaten Landak Terendam Banjir

Puluhan Hektar Lahan Padi di Kabupaten Landak Terendam Banjir

Regional
Kasus Penemuan Mayat Wanita di Polokarto Sukoharjo Dipastikan Korban Pembunuhan, 15 Orang Diperiksa, Jasad Diduga Sudah 5 Hari

Kasus Penemuan Mayat Wanita di Polokarto Sukoharjo Dipastikan Korban Pembunuhan, 15 Orang Diperiksa, Jasad Diduga Sudah 5 Hari

Regional
Libur Lebaran, Volume Sampah di Tangerang Capai 3.000 Ton Per Hari

Libur Lebaran, Volume Sampah di Tangerang Capai 3.000 Ton Per Hari

Regional
Selepas Lebaran, Kapolsek dan Kasat Lantas di Lampung Diganti

Selepas Lebaran, Kapolsek dan Kasat Lantas di Lampung Diganti

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com