KOMPAS.com – PT Pos Indonesia (Persero) masih memiliki tugas setelah menyalurkan bantuan sosial tunai (BST) dan bantuan langsung tunai (BLT), yakni menuntaskan perekaman lokasi penerima bantuan.
Perekaman lokasi rumah keluarga penerima manfaat (KPM) tersebut berupa geotagging dan memotret tampak muka rumah. Proses ini dilakukan di rumah KPM seluruh Indonesia, termasuk di Provinsi Bali.
Proses geotagging di Bali telah dimulai sejak Maret 2022. Memasuki Mei 2022, prosesnya sudah masuk 65 persen.
"Kami targetkan akhir Mei, selesai," kata Manajer Operasi Kurir Kantor Cabang Utama (KCU) Pos Indonesia Denpasar Nanang Mochtamir Mintah, dikutip dari keterangan persnya, Selasa (17/5/2022).
Baca juga: Bansos PKH Cair Bulan Ini, Ini Cara Cek Daftar Penerimanya
Nanang menambahkan, untuk mempercepat proses geotagging, pihaknya melakukan penambahan tenaga.
"Di Denpasar selain menggunakan karyawan Pos Indonesia, juga direkrut tenaga lepas. Misalnya, driver GoJek dan petugas kelurahan," ujar Nanang.
Meski demikian, petugas Pos Indonesia sempat menemui kendala saat melakukan proses geotagging di Bali. Salah satunya adalah jarak antara satu rumah dengan rumah lainnya yang berjauhan.
“Kemudian sinyal di sana kurang bagus, kondisi geografis, dan banyak jalan dengan nama yang sama,” tutur Nanang.
Kendala dialami petugas Pos bernama I Made Suastayasa. Ia bertugas melakukan geotagging ke rumah KPM.
Baca juga: Jaga Validitas Data, Pos Indonesia Kejar Target Perekaman Lokasi Rumah Penerima Bansos
"Biasanya saya tanya kepada warga setempat atau banjar untuk meyakinkan," ujar I Made.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.