Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyerang Hewan Ternak, Apa Itu Penyakit Mulut dan Kuku?

Kompas.com - 13/05/2022, 06:30 WIB
Rachmawati

Editor

Apakah daging hewan yang terinfeksi PMK bisa dikonsumsi?

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan hewan ternak yang terinfeksi virus PMK masih aman dikonsumsi manusia.

"Yang tidak boleh hanya pada tempat-tempat yang langsung terkena dengan PMK. Misalnya organ-organ tertentu, yang terkena misalnya kaki, ya tentu saja harus diamputasi dulu," kata dia.

"Jeroan nggak boleh atau mulut yang terkait dengan bibir dan lain-lain atau lidah, cuma itu yang memang tidak direkomendasi, tapi yang lain masih bisa direkomendasi. Apa yang ingin saya sampaikan di sini bahwa dagingnya pun masih bisa di makan," tambah dia.

Namun, Prof Wasito tidak menganjurkan masyarakat mengkonsumsi ternak yang terinfeksi PMK. Menurutnya, kandungan susu atau daging dari hewan tersebut tetap mengandung virus.

Baca juga: Kasus PMK di Lumajang Bertambah, 380 Sapi dan 7 Domba Terjangkit

"Dagingnya itu sudah sangat kurang mengandung protein atau asam amino. Karena virus berkembang biak di dalam tubuh memanfaatkan asam amino dan protein yang ada di dalam tubuh sapi," katanya.

Ia justru merekomendasi agar seluruh hewan ternak yang terinfeksi PMK untuk dimusnahkan karena dapat menular pada yang lain."

"Pemerintah harus siap memberikan dana tanggap darurat, atau penggantian terhadap petani atau peternak yang sapinya terkena PMK," kata Prof Wasito.

Baca juga: 15 Ekor Domba Garut Ikut Terpapar PMK

Bagaimana status terkini PMK di Indonesia?

Menurut laporan terkini dari Kementan, jumlah kasus hewan ternak yang terinfeksi PMK di Jawa Timur sebanyak 3.205 ekor dengan angka kematian 1,5%. Sementara kasus PMK di Aceh sebanyak 2.226 ekor dengan 1 kasus kematian.

Kasus ini pertama kali ditemukan di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, pada 28 April 2022, seperti dilaporkan Dinas Peternakan Jawa Timur. Dalam laporan ini awalnya ditemukan 402 ekor sapi potong terinfeksi PMK.

Sejauh ini, Kementan telah menetapkan Kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Timur di Aceh, serta Kabupaten Gresik, Sidoarjo, Lamongan dan Mojokerto di Jawa Timur sebagai daerah wabah PMK.

"Setelah ditemukan, bahwa wabah itu ternyata PMK," kata Menteri Syahrul.

Baca juga: Sapi Terpapar PMK di Garut Bertambah Jadi 381, Pemkab Ajukan Status Wabah

Apa langkah yang diambil pemerintah?

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pemerintah telah mengambil "agenda S.O.S" dalam penanggulangan wabah PMK, termasuk melakukan karantina wilayah ternak terhadap kabupaten yang terindentifikasi wabah.

Pertama, menemukan jenis virus sehingga bisa ditentukan vaksin yang akan diberikan. Menteri Syahrul mengatakan dalam waktu 14 hari ke depan, akan mengimpor vaksin PMK.

"Telah ditemukan serotype yang ada, dan pada saat ini juga kita dengan segala kekuatan yang ada akan menghadirkan vaksin dalam waktu yang sangat singkat," kata Menteri Syahrul.

Langkah kedua, memberikan obat-obatan dan vitamin kepada sapi yang terinfeksi PMK.

Baca juga: Antisipasi Wabah PMK, Polres Sumenep Perketat Lalu Lintas Perdagangan Ternak

" Untuk langkah ketiga, dari segi regulasi dan kebijakan, sesuai petunjuk bapak presiden, maka gugus tugas nasional sudah kita bentuk, gugus tugas provinsi sudah dibentuk, gugus tugas kabupaten juga sudah dibentuk, dan tentu dengan posko yang ada, termasuk bagaimana membuat laporan apa yang terjadi ini, melalui informasi yang terpusat," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com