LOMBOK BARAT, KOMPAS.com - Sejumlah anak diminta tenang dan tidak ribut saat berada di markas Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka bersama orangtua mengungsi di Mapolda NTB sembari menunggu rumah mereka direnovasi pasca-insiden perusakan akibat kesalahpahaman antar warga pada Selasa (3/5/2022).
Dalam kejadian itu, enam unit rumah warga di Dusun Ganjar, Desa Mareje, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, NTB, rusak. 20 kepala keluarga telah sepekan mengamankan diri di Mapolda NTB dan Polres Lombok Barat.
"Sementara ini kami di Polda NTB bersama sembilan warga sebagian lainnya 154 jiwa ditempatkan di Polres Lombok Barat, kami masih menunggu dipulangkan dan berharap semua kembali damai seperti sediakala," kata Sabahitu (49) di Mapolda NTB, Rabu (11/5)2022).
Baca juga: Warga Desa Mareje yang Mengungsi Usai Insiden Pembakaran Dipulangkan
Dia sama sekali tidak menyangka akan ada kesalahpahaman yang berujung perusakan rumah warga. Sebab, selama ini menurutnya, suasana di Dusun Ganjar sangat damai dan tak pernah ada konflik.
"Selama ini kami hidup rukun bersama, kami ini saling bersaudara, bukan orang lain lagi," katanya.
Baginya, insiden yang terjadi pada Selasa pekan lalu itu menjadi pelajaran berharga dan diharapkan tak akan terulang kembali. Sebab, selama ini warga di Desa Mareje hidup saling menghargai dengan rasa toleransi yang sangat tinggi.
Baca juga: Pesan Gubernur dan Kapolda NTB bagi Warga Desa Mareje yang Sempat Berseteru: Jaga Kerukunan
"Inilah yang kami sayangkan ada masalah kesalahpahaman yang akhirnya menimbulkan persoalan baru, namun kami melihat semua adalah saudara kami tak ada masalah apapun," ungkapnya.
Bersama warga Mareje lainnya, Sabahito akan tetap menjaga apa yang sudah menjadi kebanggaan bersama warga Desa Mareje, yakni hidup berdampingan dan saling menghargai. Merawat cinta dan harmoni yang telah lama tumbuh, dan kini rasa cinta itu harus kembali dalam hati setiap warga Desa Mareje
Ada sedikit gesekan saat kelompok pemuda adu mulut berujung pemukulan.
"Malam itu juga masalahnya sudah selesai, sudah didamaikan," Katanya.
Namun keesokan harinya, Selasa (3/5/2022) malam, situasi justru memanas. Aparat desa telah berusaha menenangkan warga, namun karena situasi tidak aman, ratusan warga memilih meninggalkan tempat tinggal mereka.
Baca juga: Kericuhan di Mareje Berakhir Damai, Masyarakat Gotong Royong Membersihkan Rumah Warga yang Rusak
Insiden kesalahpahaman itu berujung perusakan rumah warga.
"Ini akan menjadi pelajaran berharga bagi kami, semoga tak akan terjadi lagi," kata Derap (37) seorang guru SD di Mareje yang turut mengungsi di Mapolda NTB.
Kepala Desa Mareje, Muhsin Salim mengungkapkan hal yang sama. Masyarakat di Mareje selama ini hidup rukun tanpa ada konflik. Bahkan, hampir setiap warga memiliki hubungan keluarga.
"Kejadian kemarin benar-benar mengejutkan dan sama sekali tak menyangka. Apa yang terjadi di Mareje adalah kesalahpahaman semata, bukan konflik SARA," katanya.
Dikatakannya, ada banyak orang luar yang datang dan memprovokasi dengan kabar hoaks di media sosial
Kepala Bidang Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto mengatakan, saat ini aparat kepolisian dan semua pihak tengah menciptakan situasi yang kondusif di Mareje, Lombok Barat.
"Agar masyarakat merasa aman, tenang, dan tidak terprovokasi kembali dengan berita berita yang sifatnya SARA, kita masih menjaga situasi kondisi supaya tetap tenang," kata Artanto.
Aparat Kepolisian memberikan fasilitas bagi warga yang sementara ini mengungsi di Polres Lombok Barat dan Polda NTB.
Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid mengataka, Mareje merupakan daerah yang menjadi contoh toleransi antarumat beragama. Bahkan sering disampaikan dalam sejumlah forum dan diskusi di Indonesia.
"Mareje merupakan cerminan dari kota madinah yang penuh dengan kedamaian dan kehangatan walau terdiri dari berbagai agama dan suku bangsa. Karenanya ia berharap agar masyarakat kembali merajut kedamaian dan kerukunan antar sesama," katanya, Rabu (11/5/2022).
Masyarakat Desa Mareje, Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat telah kembali beraktivitas dengan normal seperti biasa.
Kepala Desa Mareje Muhsin Salim mengatakan, warga yang mengungsi bisa kembali ke kampung halamannya, rumah mereka akan direnovasi oleh Pemkab Lombok Barat. Renovasi akan segera dilakukan.
"PUPR, PU dan BPBD akan turun ke lokasi dan mengecek kondisi kerusakan enam unit rumah akan dibuat RAB-nya agar jelas pembiayaan renovasi," kata Muhsin.
Baca juga: Warga Desa Mareje yang Mengungsi Usai Insiden Pembakaran Rumah, Dapat Pendampingan Psikologi
Sebelum renovasi, warga akan tinggal sementara di rumah keluarganya.
Pada Kamis (12/5/2022), 163 jiwa telah diantar pulang oleh aparat Polres Lombok Barat, Mereka dilepas langsung oleh Gubernur NTB Zilkieflimansyah, Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid dan wakilnya Hj Samiatun.
Semua berharap kepulangannya kali ini akan memberi kebaikan dan kembali bisa merawat rasa cinta di Tanah Mareje.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.