Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Pria 275 Kg yang Jatuh dari Lift Rumah, Ini 6 Kasus Obesitas di Indonesia, Ada Titi Wati hingga Arya Permana

Kompas.com - 11/05/2022, 07:30 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Dwi Ariesta Wardhana (38) yang berbobot 275 jatuh dari lift di rumahnya di Puri Kartika Asari, Kelurahan Arjowinangun, Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur.

Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (7/5/2022). Saat itu Dwi hendak turun karena dipanggil oleh sang ibu yang sedang sakit.

Akibat kejadian tersebut, Dwi mengalami patah tulang betis di kedua kakinya. Tak hanya itu, 17 warga sempat kesulitan saat mengevakusi Dwi.

Bahkan ambulans yang datang juga tak bisa membawa Dwi ke rumah sakit. Warga pun berinisiatif membawa Dwi ke RS Saiful Anwar Malang dengan mobil pikap.

Selain Dwi Ariesta Wardhana, berikut 6 kasus obesitas di Indonesia yang pernah menjadi perhatian publik:

1. Titi Wati dari Palangkaraya

Titi Wati (37) alias Titin melakukan timbang berat badan di RS Doris Sylvanus Palangkaraya, Senin (14/1/2019).Handout,Kurnia Tarigan Titi Wati (37) alias Titin melakukan timbang berat badan di RS Doris Sylvanus Palangkaraya, Senin (14/1/2019).
Pada awal Januari 2019, Titi Wati (37) menjadi perhatian masyarakat karena disebut memiliki berta badan mencapai 300 kilogram.

Titi adalah warga Jalan George Obos XXX, Gang Bima, Kota Palangkayara. Namun setelah ditimbang, petugas medis menyebut berat badan Titi adalah 200 kg.

Sedikitnya ada sekitar 20 sukarelawan yang dikerahkan untuk bisa mengangkat Titi ke ruang inap.

Pada Selasa (15/1/2019), Titi menjalani operasi yang memakan waktu sekitar 4 jam dan melibatkan sedikitnya 16 dokter ahli.

Ia pun diperkenankan pulang setelah menjalani perawatan selama tujuh hari.

Saat pulang, tim juga terpaksa menjebol pintu dan jendela rumahnya agar tandu yang membawa Titi bisa masuk.

Baca juga: 5 Fakta Pasca-operasi Titi Wati, Menunggu Operasi Lanjutan hingga Target Turun 20 Kilo Per Bulan

Sementara itu tim medis memantau kesehatan Titi wati dan dalam setiap bulan, target penurunan berat badan Titi Wati adalah 15 kg hingga 20 Kg.

Untuk mencapai target penurunan berat bada, tim medis belum mengizinkan Titi makan nasi. Ia hanya diizinkan mengonsumsi susu khusus sebagai pelengkap kalori dalam tubuh.

Selain susu khusus, Titi Wati juga diberikan makanan ringan lainnya agar kadar kalori dalam tubuh tetap terpenuhi.

Baca juga: 7 Hari Pasca-operasi, Titi Wati Si Wanita Obesitas Dirawat di Rumah

 

2. Sunarti asal Karawang

Sunarti (39), penderita obesitas tengah menjalani perawatan di RSUD Karawang, Kamis (31/1/2019).
KOMPAS.com/FARIDA FARHAN Sunarti (39), penderita obesitas tengah menjalani perawatan di RSUD Karawang, Kamis (31/1/2019).
Sunarti (39), warga Desa Cibalongsari, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat memilili berat badan 148 kg.

Pada Rabu (30/1/2019), ia dilarikan ke IGD RSUD Karawang karena sesak napas.

Sehari-hari ia tinggal seorang diri di rumahnya. Sementara suaminya bekerja di luar kota dan hanya pulang dalam waktu tertentu.

Narti mengakui jarang melakukan aktivitas dan kerap mengurung diri di dalam rumah. Ia mengaku hanya makan nasi dua kali sehari. Namun ia kerap "ngemil" bakso dan mi.

Baca juga: Lini Masa Sunarti, dari Masuk Rumah Sakit karena Obesitas hingga Meninggal

Pada 31 Januari 2019, Sunarti dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung dan pada 18 Februari, dia menjalani operasi bariatik, yakni tindakan pengecilan lambung.

Dua pertiga lambung Sunarti dipotong sehingga tersisa sepertiga bagian. Operasi itu bertujuan untuk mengurangi volume dan kapasitas jumlah makanan yang dikonsumsi Sunarti. Selain itu, tim dokter juga mengangkat alat sensor lapar yang berada di bagian lambung.

Setelah menjalani perawatan, Sunarti diperkenankan pulang pada 1 Maret 2019.

Pihak rumah sakit mengklaim, saat itu tensi, nadi, respirasi, dan suhu badan Sunarti masuk dalam kategori bagus.

Namun Sunarti menghembuskan napas terakhirnya pada Sabtu (2/3/2022) sekitar pukul 04.00 WIB. Sebelum meninggal, ia sempat mengeluh sesak napak. Padahal ia sudah 'berhasil' menurunkan berat badan 15 kg.

Baca juga: Sebelum Meninggal, Berat Badan Pasien Obesitas Sunarti Turun 15 Kg

3. Silvia asal Lamongan

Silvia Dwi Susanti, memiliki bobot mencapai 179,3 kilogram.KOMPAS.com / Hamzah Silvia Dwi Susanti, memiliki bobot mencapai 179,3 kilogram.
Silvia Dwi Susanti (15), warga Desa Cangkring, Kecamatan Bluluk, Lamongan menderita obesitas dengan bobot mencapai 179,3 kg.

Pada Kamis (11/10/2019), tenaga medis dari puskesmas memeriksa kondisi kesehatan Silvia. Obesitas juga membuat Silvia berhenti sekolah saat duduk d bangku kelas IV MI.

Di tidak lagi bersekolah karena malu dengan bobot tubuhnya yang terus bertambah.

“Semua diperiksa, mulai kolesterol, gula darah, asam urat, tekanan darah, semuanya masih dalam tahap normal kata dokternya. Hanya memang seingat saya itu kolesterolnya yang agak sedikit tinggi, dan disuruh periksa lebih lanjut,” kata Musri, ayah Silvia.

Baca juga: Jalani Diet, Bobot Silvia Kini Berangsur Turun Menjadi 170,5 Kg

Ia pun harus menjalani terapi. Tiga bulan kemudian, tepatnya Januari 2019, berat badan Silvia turun menjadi 154 kilogram.

Penurunan berat badan ini setelah yang bersangkutan mengikuti anjuran terapi serta program diet yang diberikan oleh tim medis.

Program diet teratur yang diprogramkan oleh pihak puskesmas setempat cukup membantu Silvia untuk kembali mendapatkan berat badan ideal sesuai usianya.

Baca juga: Jalani Diet, Bobot Silvia Kini Berangsur Turun Menjadi 170,5 Kg

 

4. Arya Permana asal Karawang

Arya Permana, bocah asal Karawang mengenakan baju saat berat badannya 192 kilogram. Kini berat badan Arya turun menjadi 85 kilogram dan gemar berenang serta bermain sepakbola, Selasa (18/6/2019).KOMPAS.com/FARIDA FARHAN Arya Permana, bocah asal Karawang mengenakan baju saat berat badannya 192 kilogram. Kini berat badan Arya turun menjadi 85 kilogram dan gemar berenang serta bermain sepakbola, Selasa (18/6/2019).
Pada tahun 2017, Arya Permana (11), warga Desa Cipurwasari, Kecamatan Tegalwarung, Karawang menderita obesitas dengan berat badan 192 kg.

Namun setelah dua tahun, ia berhasil menurunkan berat badan menjadi 85 kilogram.

Pada 2017 lalu, Arya sempat menjalani operasi bariatrik di RS Omni Alam Sutera, Tangerang. Setelah operasi, Arya mengaku gampang kenyang dan porsi makannya berkurang drastis.

Ia juga rajin berolahraga disampingi oleh Ade Rai.

Berkat kegigihan Arya dan pendampingan dari orangtua serta bantuan dari banyak pihak, berat badan Arya berangsur turun.

Pada 2019, Arya sudah bisa beraktifitas selayaknya anak-anak pada umurnya. Dia juga mulai sekolah di SMP dan sudah mahir bermain sepak bola, naik motor, hingga berenang.

Baca juga: Kisah Arya Permana Turunkan Berat Badan Hingga 109 Kilogram

5. Yudi Hermanto asal Karawang

Yudi Hermanto saat menjalani pemeriksaan tim medis RSUD Karawang. KOMPAS.com/Farida Farhan Yudi Hermanto saat menjalani pemeriksaan tim medis RSUD Karawang.
Penderita obesitas dengan berat 310 kg, Yudi Hermanto (33), meninggal, Minggu (10/12/2017) subuh.

Ia sempat mengalami sesak napas dan kejang-kejang. Yudi meninggal setelah sempat sepekan mendapat perawatan di RSUD Karawang.

Kerabatnya, Nadia, mengungkapkan, Yudi bangun sekitar pukul 04.00 WIB dan mengaku kegerahan. Dia kemudian memutuskan untuk mandi. "

Kemudian dia kembali berbaring. Tak lama dia mengeluhkan sesak napas," ucapnya.

Keluarga kemudian mencoba menghubungi dokter. Akan tetapi, Yudi mengalami kejang-kejang dan akhirnya tidak bergerak.

Baca juga: Keinginan Terakhir Pasien Obesitas 310 Kg di Karawang

"Karena panik, saya langsung menghubungi perawat yang jaga. Namun, setelah perawat datang, Yudi sudah tak bergerak," kata Nadia.

Sebelumnya, Yudi mendapat bantuan berobat dari Pemkab Karawang melalui Dinas Kesehatan Karawang.

Berat badannya dalam setahun terus naik dari 110 kg menjadi 310 kg. Namun, karena keterbatasan ekonomi, Yudi mengurungkan niat untuk berobat.

Baca juga: Sesak Napas dan Kejang, Pasien Obesitas 310 Kg Meninggal

 

6. Satia Putra asal Karawang

Satia Putra, bocah tujuh tahun dengan berat 97 kilogram asal Kampung Cilempung, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang bersama ayahnya, Sarli, Senin (1/7/2019).KOMPAS.com/FARIDA Satia Putra, bocah tujuh tahun dengan berat 97 kilogram asal Kampung Cilempung, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang bersama ayahnya, Sarli, Senin (1/7/2019).
Satia Putra (7), bocah obesitas degan berat 110 kg asal Karawang meninggal dunia, Sabtu (28/9/2019) sekitar pukul 21.00 WIB.

Pada awal Juli 2019 lalu, Kompas.com sempat menyambangi Satia salah satu warung di Pantai Tanjungbaru, Kampung Cilempung, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kilo, Kabupaten Karawang.

Orangtua Satia bekerja di salah satu warung yang ada di sepanjang pantai tersebut.

Sang ayah, Sarli bercerita dalam sehari anaknya bisa enam kali makan. Belum termasuk cemilan seperti bakso dan ayam tepung.

Sehari-hari Satia banyak menghabiskan waktu dengan nonton TV di warung makan milik keluarganya. Ia jarang bermain di luar rumah.

Baca juga: Kronologi Meninggalnya Satia, Bocah Obesitas asal Karawang

Sarli menyebut berat badan anak bungsunya naik setelah disunat saat berumur tiga tahun. Kian hari, nafsu makan bocah itu kian naik.

Berdasarkan laporan paramedis puskesmas yang memeriksa, Satia Putra mengalami kegemukan karena pola makan yang berlebihan dan jarang gerak.

Sebelum meninggal, Satia sempat dirawat di puskesmas karena batuk dan sesak nafas. Selain itu berat badannya juga bertambah dari 105 kg menjadi 110 kg.

Terakhir diperiksa kesehatan, Satia menderita asma dan tidak terdeteksi penyakit lain.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Farida Farhan, Kurnia Tarigan, Hamzah Arfah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya'

"Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya"

Regional
 Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Regional
Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Regional
Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Regional
Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Regional
Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Regional
Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Regional
Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Regional
20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

Regional
Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Regional
Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Regional
Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Regional
Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Regional
4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

Regional
Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com