Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

"Cold Cases", Temuan DNA, dan Pembunuhan di Subang

Kompas.com - 10/05/2022, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

JALAN panjang kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat. Akankah kasus itu terungkap atau malah menjadi bagian dari cold cases yang menumpuk di "lemari pendingin" penyelidikan polisi.

Peristiwa pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat terjadi pada 18 Agustus 2021. Kedua korban adalah Tuti sang ibu dan Amel, anak bungsunya. Sudah sembilan bulan berlalu, pelakunya masih gelap hingga saat ini. Walau sebelumnya ada sedikit titik terang, dengan adanya sketsa wajah pelaku.

"Sketsanya sudah kami sebar ke polres-polres wilayah, sampai ke polda seluruh Indonesia," kata Kombes Ibrahim Tompo, Kabid Humas Polda Jawa Barat.

Baca juga: Kasus Pembunuhan di Subang Masih Misteri, meski Kapolda Jabar Targetkan Terungkap Awal 2022

Menurut Tompo, kepolisian juga telah menyebarkan sketsa itu ke masyarakat. Dia mengimbau masyarakat yang mengetahui atau mengenal wajah pada sketsa itu, untuk segera menginformasikannya ke kepolisian terdekat.

"Bagi yang mengetahui identitas yang sama dengan sketsa itu agar memberikan informasi kepada pihak kepolisian," kata dia.

Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana pun memerintahkan jajarannya untuk mengebut proses pengungkapan, dan menargetkannya selesai pada awal tahun 2022 ini. Namun, hingga saat ini pelaku pembunuhan itu masih menjadi misteri.

Satuan Reserse Kriminal Umum Polda Jabar masih berupaya melakukan pengungkapan siapa pembunuh anak dan ibu tersebut.

"Masih penyidikan," ucapnya.

Kasus itu telah diambil alih Polda Jawa Barat dari Polres Subang sejak 15 November 2021. Pelimpahan kasus itu bertujuan untuk mengefisiensikan waktu penyidikan dan penyelidikan. Segala petunjuk dan bukti yang bersifat konvensional yang dapat membantu penyidikan bakal disandingkan secara digital.

Empat kejanggalan

Saya mencatat setidaknya ada empat hal janggal yang dilakukan pelaku pada kasus itu. Hal itu menunjukkan sang pelaku mengetahu bagaimana menghilangkan kemungkinan pelacakan oleh polisi.

Pertama, penyelidik biasa menggunakan rekaman percakapan baik suara maupun tertulis untuk mencari bukti. Rekaman percakapan itu dijejaki sebelum kejadian. Pada kasus ini, hasilnya nihil. Artinya pelaku paham, tidak ada komunikasi yang menunjukkan pada jejak pelaku beberapa waktu sebelum kejadian.

Kedua penyelidik biasa menggunakan cek lokasi untuk mengetahui orang-orang yang berada di lokasi kejadian dalam radius beberapa ratus meter. Ini dimungkinkan dengan penggunaan teknologi. Pada kasus ini, hasilnya nihil. Artinya pelaku tersebut juga paham dan bisa membuat jejaknya tidak ketahuan sama sekali.

Baca juga: 175 Hari Kasus Pembunuhan di Subang, 100-an Saksi Diperiksa, Pembunuh Belum Juga Terungkap

Ketiga dan yang paling dasar. Penyelidik biasa mencari jejak di tempat kejadian perkara (TKP), yang mengarah pada pelaku. Entah sidik jari, asam deoksiribo nukleat (DNA) yang didapat dari bagian tubuh atau pakaian pelaku, dan yang lain. Ini juga hasilnya nihil.

Padahal dari informasi yang beredar, pelaku sempat mencuci bagian tubuhnya yang terkena darah korban. Pelaku melakukan pencucian di kamar mandi. Itu artinya, pelaku bisa mengaburkan semua jejak yang ada, bahkan jejak paling dasar sekalipun di TKP!

Keempat, penyelidik bisa menggunakan rekaman kamera pengawas alias CCTV di sekitar lokasi. Jika tidak ada, maka pencarian diperluas, ke daerah yang terdekat dan mengarah ke TKP. Tapi pada kasus ini hasilnya kembali nihil! CCTV di lokasi tidak ada, dan CCTV lain tidak bisa mendeteksi pergerakan dengan detail, karena kualitas alat dan berbagai hal.

Pakar tindak kejahatan alias kriminolog dari Universitas Indonesia, Profesor Adrianus Meliala mengungkapkan, pelaku kejahatan dalam pembunuhan ibu dan anak di Subang itu melakukannya dengan efisien. Meski beberapa jam ia berada di TKP, sejak malam hingga menjelang pagi, tidak ada satu pun jejak yang berhasil diendus.

"Ia bisa jadi bukan siapa-siapa. Tapi faktanya ia melakukan kejahatan ini dengan efisien!" ungkap Adrianus.

Sementara itu, Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen Pol (Purn) Benny Mamoto mengungkapkan kepada saya di Program AIMAN, ada hal yang baru.

"Saya mendapat informasi bahwa kepolisian sudah mendapatkan DNA, DNA ini bisa jadi memang bukan pelaku atau sebaliknya, pelaku" Kata Benny.

Bank data DNA, cold cases, & personil terpilih

Di sini saya berpikir bahwa memang kemungkinan ada DNA asing yang ditemukan polisi. Karena DNA keluarga pasti bisa dicocokan. Namun pertanyaannya apakah DNA asing ini punya pelaku atau bukan, masih panjang jalan pembuktiannya.

Sayangnya menurut Benny, Indonesia tidak memiliki bank data DNA. Jika punya, pengungkapan kasus kriminal akan jauh lebih mudah.

DNA adalah bagian dari tubuh manusia. DNA bisa dideteksi dari kulit ari yang terlepas, air liur, dan bagian tubuh manusia yang lain. DNA ini bersifat identik dan bisa menentukan anggota keluarga yang sedarah.

Lalu pertanyaannya, kapan kasus ini bisa diungkap.

Ada adagium, tak ada kejahatan yang sempurna. Pasti ada celah untuk mengungkap sebuah kejahatan. Tapi dalam pengungkapan tak boleh terjadi salah tangkap, demi mengejar target penyelidikan. Penuntasan berbasis penyelidikan ilmiah menjadi kunci. Karena di saat ini, nyaris tak ada yang bisa ditutupi.

Di negara maju sudah ada bank data DNA, sebagaimana pula ada direktorat khusus yang diisi oleh para personil terpilih untuk menyelidik kasus-kasus yang sulit dan tak terpecahkan alias cold cases. Maka di Indonesia sudah selayaknya dipertimbangkan. Hanya untuk satu kata, keadilan!

Salam!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Regional
Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Regional
Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Regional
Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Regional
WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

Regional
25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting

25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com