Direktur Perumda TSTJ Bimo Wahyu Widodo mengatakan tradisi Grebeg Syawalan sempat dihentikan dua tahun karena Covid-19. Kegiatan ini terakhir kali digelar pada 2019.
"Setelah kegiatan Syawalan ini diperbolehkan kita melanjutkan tradisi yang ada. Terakhir kan 2019. Tradisi ini kita lanjutkan Alhamdulillah antusiasme pengunjung juga cukup banyak," kata Bimo ditemui di TSTJ Solo, Jawa Tengah, Minggu.
Bimo menambahkan peningkatan jumlah pengunjung TSTJ mulai terjadi pada H+2 Lebaran.
Baca juga: Ketupat Jumbo Seberat 75 Kg di Kota Batu, Cara Warga Lestarikan Tradisi Usai Lebaran
Pihaknya menargetkan pada puncak pekan Syawalan ini jumlah pengunjung yang datang ke TSTJ mencapai 15.000 orang dalam sehari.
"Sesuai surat edaran wali kota kapasitas kita 75 persen pengunjung. Jadi kalau bisa 15.000 orang Alhamdulillah," kata dia.
Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa mengatakan, event kirab Joko Tingkir dan Grebeg Syawalan diselenggarakan untuk menyambut tradisi Syawalan 1443 H sekaligus lebaran ketupat.
Selain itu, lanjut dia event ini juga sebagai hiburan bagi warga Solo dan pemudik yang tahun ini merayakan lebaran di kampung halaman di Solo dan sekitarnya.
"Melalui acara ini kita tidak hanya disajikan dengan ragam seni budaya yang ada pada kirab Joko Tingkir, namun kita dapat berinteraksi pada satwa-satwa yang ada di TSTJ," kata Teguh.
Baca juga: Warga Kanekes Gelar Tradisi Seba Baduy, Jalan Kaki 50 Kilometer Bertemu Pemerintah
Pihaknya berharap sektor perekonomian di Solo kembali tumbuh dengan diperbolehkannya mudik lebaran oleh pemerintah pusat.
"Semoga ini benar-benar titik balik dari dua tahun kemarin tidak ada kegiatan perekonomian khususnya dihiburan-hiburan, maka ini sebagai titik balik semua kegiatan ekonomi masyarakat kecil menengah bisa terangkat semuanya," terang dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.