Abdul Aziz Turhan Kariko dalam tesisnya yang berjudul Pop Melayu: Hegemoni Media Massa dalam Ranah Musik Populer di Indonesia menulis jika tema di pop Melayu sarat dengan pengagung-agungan cinta, pemujaan terhadap seorang kekasih atau seseotang yang didampakan.
Selain Kangen Band, band lain yang mengusung pop melayu adalah ST12, Angkasa, Merpati dan Matta Band
Tema yang umum digunakan di pop Melayu umumnya hanya bertemakan cinta, elegi patah hati, mellow, perselingkuhan, dan lirik yang sehari-hari.
Baca juga: Andika Kangen Band Minta Tri Suaka dan Zinidin Zidan Meminta Maaf Terbuka 3 Hari Berturut
Penggunaan bahasa yang sehari-hari dan jauh dari lirik-lirik yang puitis telah dijadikan komoditas untuk lebih banyak mendapatkan pendengar yang umumnya pada kelas menengah ke bawah.
Pop Melayu yang hanya berkisar soal percintaan dan didukung oleh industri musik mainstream ini terlihat kontras bila dibandingkan dengan musik pop yang datang dari jajaran indie label, atau yang lebih dikenal sebagai indie- pop.
Selain itu pada musik pop Melayu, tema percintaan juga secara otomatis menurunkan tema lain yang juga umum digunakan, yaitu tema perselingkuhan.
Baca juga: Klarifikasi dan Permintaan Maaf Tri Suaka Usai Dinilai Ejek Andika Kangen Band dan Rizal Armada
Tema perselingkuhan ini seolah menjadi suatu stigma agar suatu lagu lebih menarik dibandingkan tema percintaan biasa, juga agar lebih mudah diingat, lebih berkesan di hati pendengar, dan menampilkan sisi yang lain dari suatu percintaan.
Tema perselingkuhan dalam pop Melayu dikemas dengan beragam sudut pandang.
Abdul Aziz Turhan Kariko juga menulis video clip yang ditampilkan lagu-lagu pop Melayu ini juga mencerminkan standardisasi.
Tema cinta yang dominan dalam lagu pop Melayu mengakibatkan konsep pembuatan video clip dalam pop Melayu menjadi standar dan mudah.
Baca juga: 6 Fakta Kangen Band, Grup Musik Asal Lampung
Video clip hanya menceritakan atau menampilkan hubungan percintaan antara sang pelantun lagu dengan sang pujaan, atau hubungan percintaan antara para model video clip lagu-lagu tersebut.
Standardisasi pola ini juga terjadi dalam video clip ‘Selingkuh’ milik Kangen Band yang sederhana dan tidak ada perbedaan mencolok dengan dua video clip sebelumnya.
Video clip ini menampilkan sepasang kekasih yang tampak sedang bermesraan, kemesraan yang kemudian berhenti di tengah jalan karena aktor pria –yang diperankan oleh artis papan atas Junior Liem– digambarkan tiba- tiba teringat akan perselingkuhan yang dilakukan oleh aktris wanita.
Adegan kemesraan yang berhenti karena memori perselingkuhan tersebut diciptakan berulang-ulang, tanpa ada perbedaan mencolok karena hanya sebatas penggantian lokasi adegan atau pakaian yang dikenakan oleh model-model video clip tersebut.
Baca juga: Zinidin Zidan Minta Maaf Usai Parodikan Andika Kangen Band
Repetisi yang dilakukan ini seolah dilakukan agar mempermudah pengambilan gambar yang juga disesuaikan oleh bagian reff lagu yang juga diulang-ulang tersebut.
Oleh karena model video clip yang ternama itu pula, lagu-lagu tersebut menjadi hit dan sering diputar beberapa acara TV nasional.
Pemilihan model papan atas tersebut merupakan suatu strategi industri dan korporat agar memperoleh perhatian pemirsa yang kemudian akan mengkonsumsi lagu tersebut baik oleh album fisik atau melalui ring back tone.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Vincentius Mario |Editor : Novianti Setuningsih, Rintang Puspita Sari), Grid.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.