Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kekeliruan Polisi Membuat 2 Orang yang Tak Bersalah Jadi Tertuduh Pengeroyok Ade Armando

Kompas.com - 14/04/2022, 14:52 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Polda Metro Jaya salah mengidentifikasi pengeroyok dosen Universitas Indonesia Ade Armando.

Awalnya, Polda Metro Jaya mengidentifikasi dua terduga pelaku adalah Tri Setia Budi Purwanto asal Way Kanan, Lampung, dan Abdul Manaf asal Karawang, Jawa Barat.

Baca juga: Dituduh Pukuli Ade Armando, Budi: Saya Tak Akan Tuntut Siapa Pun, Terpenting Masyarakat Tahu Bukan Saya

Dari konfirmasi yang dilakukan, terungkap bahwa Abdul dan Budi, sapaan Tri Setia Budi, bukan merupakan pelaku pengeroyokan Ade saat demo mahasiswa di Jakarta pada Senin (11/4/2022) lalu.

Baca juga: Klarifikasi Lengkap Budi, Pria yang Fotonya Viral Dituduh Pukuli Ade Armando, Ternyata Tak Pernah ke Jakarta

Di hari kejadian, Abdul berada di Karawang.

Sementara Budi saat kejadian berada di Way Kanan. Saat itu dia sedang menjaga sound sistem di acara yang dihadiri Bupati Way Kanan.

Baca juga: Ini Penyebab Polisi Salah Identifikasi Pengeroyok Ade Armando

Setelah selesai acara sekitar pukul 14.00 WIB, Budi pulang ke rumah orangtuanya untuk beristirahat.

Budi kaget saat berbuka puasa, dia ditelepon oleh temannya yang juga mengirimkan unggahan foto dan alamat Budi yang tersebar di media sosial. Budi dituduh memukuli Ade Armando. 

Budi kemudian ditelepon oleh kepala kampung. Akhirnya Budi menjelaskan semuanya hingga pihak kepolisian mengonfirmasi langsung hal tersebut.

Atas kejadian ini, Budi mengatakan tidak akan menuntut siapa pun.

Budi bersyukur bahwa masyarakat sudah tahu bahwa dia bukan merupakan salah satu pengeroyok Ade Armando.

 

"Kita ambil hikmahnya saja, Mas. Yang penting, masyarakat sudah tahu kalau foto yang tersebar itu bukan saya pelaku pemukulannya," ujar Budi, Rabu (13/4/2022).

Kenapa polisi bisa salah mengidentifikasi?

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan mengakui bahwa pihaknya keliru mengidentifikasi Abdul dan Budi sebagai terduga pengeroyok Ade Armando.

Hal itu terjadi karena teknologi face recognition yang dipakai tidak akurat.

Apalagi, pelaku yang tertangkap kamera amatir dan kamera CCTV saat pengeroyokan itu menggunakan penutup kepala sehingga wajahnya sulit dikenali.

"Jadi karena orang yang kami duga pelaku itu menggunakan topi, teknologi face recognition Polda Metro Jaya tingkat akurasinya tidak 100 persen," kata Zulpan dalam keterangannya, Rabu (13/4/2022) malam.

Saat ini pihak kepolisian telah menangkap tiga pelaku pengeroyokan Ade Armando. Ketiganya telah ditetapkan sebagai tersangka.

(Penulis : Kontributor Lampung, Tri Purna Jaya | Editor : Reni Susanti, Ihsanuddin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maju Calon Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot Resmi Daftar di Partai Nasdem

Maju Calon Bupati Sumbawa, Syarafuddin Jarot Resmi Daftar di Partai Nasdem

Regional
Nelayan yang Hilang di Perairan Nusakambangan Ditemukan Tewas

Nelayan yang Hilang di Perairan Nusakambangan Ditemukan Tewas

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Pelni Hentikan Pelayaran Rute Bintan-Natuna Selama Sekitar 20 Hari

Regional
Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Tergiur Upah Rp 3 Juta, Tukang Nasi Goreng Jadi Kurir Narkoba

Regional
Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Regional
Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Regional
Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com