NUNUKAN, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan memberikan subsidi Angkutan Barang Perintis bagi pengguna Program Tol Laut di Nunukan, Kalimantan Utara, Kaltara.
Program subsidi darat tersebut, dioperatori Perum DAMRI dan diberikan bagi wilayah dengan kategori 3T, Terdepan Terluar dan Tertinggal, seperti halnya Kabupaten Nunukan yang berada di perbatasan RI – Malaysia.
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menegah (UMKM) Nunukan, Sabri mengatakan, Perum Damri akan segera membuka kantor cabang di Nunukan untuk memantau kelancaran operasi pemberian subsidi tersebut.
"Jadi pemerintah memberikan subsidi ganda untuk Nunukan bagi pengguna Tol Laut. Subsidi tersebut diberikan untuk pengangkutan barang dari Depo pelabuhan menuju gudang milik Konsain atau penjual. Jadi Tol Laut dapat subsidi, pengangkutan ke gudang pemesan juga dapat subsidi," kata Sabri, Selasa (12/4/2022).
Baca juga: Sejarah Pelabuhan Tanjung Perak dari Masa Hindia Belanda hingga Proyek Tol Laut
Demi kelancaran subsidi, Perum Damri mengontrak 50 truk di Pelabuhan Tunon Taka, untuk mengangkut barang barang pokok dan penting yang dibawa kapal Tol Laut, dengan kapasitas angkut 5.000 ton per tahun.
Sabri menjelaskan, layanan angkutan barang perintis ini juga untuk mewujudkan pemenuhan bahan pokok di pelosok.
Selain itu, untuk mengurangi kesenjangan harga antar wilayah, yang diharapkan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, terlebih dalam situasi pandemi Covid-19.
"Jadi kalau rata-rata, pengusaha membayar sekitar Rp 3 juta lebih untuk pengangkutan dari Depo Pelabuhan ke gudangnya, harga tersebut akan jauh berkurang. Jadi mereka akan lebih mendapat keuntungan. Ini juga untuk stabilisasi harga bahan pokok di pasaran," kata Sabri lagi.
"Catatannya, ongkos yang dibayar konsain juga tergantung jenis muatan. Akan berbeda biayanya antara shampoo dan semen tentunya," imbuhnya.
Baca juga: Tinjau Pelabuhan Lorens Say Maumere, Menhub Pastikan Tol Laut Berjalan Baik
Kabupaten Nunukan menjadi daerah tujuan Tol Laut. Hanya saja, barang kebutuhan pokok dan penting yang didatangkan dari Surabaya, tidak sebanyak muatan balik Tol Laut.
Selama ini, bahan pokok yang dibawa ke Nunukan, dinilai masih kurang mencukupi kebutuhan masyarakat.
Sementara, barang muatan dari Nunukan justru berlebih. Bahkan pengguna Tol Laut yang mayoritas pedagang rumput laut, meminta tambahan kapasitas kapal.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.