Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Ute Dito, Mengawetkan Daging ala Manggarai Timur, Warisan Leluhur yang Hampir Punah

Kompas.com - 11/04/2022, 10:06 WIB
Markus Makur,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BORONG, KOMPAS.com- Nenek moyang orang Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki warisan cara mengawetkan daging babi hingga belut.

Kini cara mengawetkan daging di keluarga di wilayah Manggarai Timur tersebut jarang ditemukan. Warisan nenek moyang ini hampir punah.

Nenek moyang orang Manggarai Timur menyebut pengawetan tersebut dengan Ute Dito. Ute artinya sayur, dito artinya daging yang diawetkan secara tradisional dengan alat bambu.

Baca juga: Isak Tangis dan Ritual Adat Sambut Jenazah Wakil Bupati Manggarai Timur Jaghur Stefanus

Tokoh masyarakat Yosep Geong menjelaskan, warisan leluhur Manggarai Timur memiliki pengetahuan mengenai cara mengawetkan daging agar bertahan lama yang disebut ute dito.

Lauk daging dapat diawetkan dengan bahan-bahan bersumber dari alam.

Cara mengawetkannya sangat sederhana. Menggunakan bambu betong dengan ukuran satu meter. Bahannya yakni tepung jagung dan garam.

"Ute Dito itu daging yang diawetkan di wadah bambu, daging yang diawetkan itu daging babi, daging air seperti belut. Daging yang sudah potong-potong dicampur dengan tepung jagung, garam lalu disimpan di dalam bambu. Bambu betong ditutup bagian atasnya agar udara tidak masuk di dalam wadah itu," jelasnya.

Baca juga: Buntut Kerusakan Tanggul Bendungan Irigasi di Manggarai Barat, Kepala Desa Laporkan 6 Warganya ke Polisi

Yosep menjelaskan, pada era 1950-1970, orang tua di kampung-kampung masih merawat dan menjaga cara mengawetkan daging itu agar bertahan lama.

"Daging yang diawetkan itu bertahan berbulan-bulan. Tidak berbau. Tidak ada ulat di daging itu. Makannya juga tidak setiap hari. Lauk pauk itu dikhususkan bagi kerabat keluarga dekat yang bertamu," jelasnya.

Baca juga: Angka Stunting di Manggarai Barat Masih di Atas 30 Persen, Pemkab: Pola Makan Tak Seimbang dan Kurang Perilaku Hidup Sehat

Saat para kerabat bertamu, lanjut Yosep, daging yang sudah diawetkan diambil untuk dimasak. Daging babi yang sudah diawetkan dinamakan woda.

Daging yang sudah diawetkan itu, lanjut Yosep, dimasak. Kemudian disuguhkan untuk makan bersama.

Penyajiannya dicampur dengan kacang tanah yang sudah dihaluskan atau biji kastela yang dihaluskan ditambah dengan sedikit air masak.

"Sewaktu saya masih anak-anak. Saya biasa ikut jalan bersama nenek perempuan bertamu di rumah saudara laki-lakinya. Lalu, keluarga saudara laki-laki menyuguhkan menu dengan lauk pauknya Ute Dito," kata dia.

"Zaman itu lauk pauk Ute Dito dikhususkan bagi tamu keluarga istimewa. Lauk ini tidak disuguhkan saat ritual adat. Lauk ini dikhususkan untuk menghargai keluarga dekat yang sedang bertamu di rumah," lanjutnya.

Baca juga: Menulis, Cara Milenial di Manggarai Timur NTT Promosikan Wisata

Cara mengawetkan

Yosep menjelaskan, entah dari mana pengetahuan nenek moyang orang Manggarai Timur mengawetkan daging, tapi menurutnya, pengawetan telah mempertimbangkan keseimbangan gizi.

Cara mengawetkannyanya juga sederhana, yakni dengan mencampur daging dengan tepung jagung dan garam.

Tepung jagung sebagian ditaburkan di bagian bawah di dalam lubang bambu, kemudian, daging yang sudah ditaburi tepung jagung dan garam dimasukan dalam wadah bambu dan ditutup.

"Saya pernah lihat cara mengawetkannya. Saya pernah rasa makan lauk itu saat saya masih kecil. Sekarang ini jarang saya rasakan masakan lauk pauk Ute Dito. Ini merupakan cadangan menu lauk buat tamu-tamu yang memiliki hubungan kekerabatan," ucapnya.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 10 April 2022

Kini lauk tradisional yang diawetkan itu nyaris punah sebab keluarga-keluarga jarang mengawetkan daging lagi.

Yosep berharap, keluarga di kampung-kampung kembali merawat dan melestarikan warisan leluhur mengawetkan daging demi ketahanan pangan dan menu gizi keluarga.

"Saya sangat rindu lagi makan lauk pauk dengan Ute Dito. Rasa daging yang sudah dimasak sangat berbeda dengan lauk pauk yang dimasak di era sekarang," ucapnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Kaburnya Tahanan Lapas Klaten

Kronologi Kaburnya Tahanan Lapas Klaten

Regional
Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

Regional
Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Regional
Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Regional
Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Regional
Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Regional
Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Regional
Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Regional
Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Regional
4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com