Saat mengunjungi Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama Katolik St Aloysius di Jajag, Gambiran akhir April 2022 kemarin, saya menangkap kesan semua keluh kesah pengelola sekolah ditampung dan dicarikan solusi segera oleh bupati.
Walau Katolik menjadi agama minoritas di Banyuwangi, Ipuk tidak canggung bergaul dengan pastur dan suster di sekolah yang sudah berumur 54 tahun itu.
Sekolah tersebut ikut menampung pelajar-pelajar yatim piatu dari Nusa Tenggara Timur untuk belajar dan ikut mengalami proses multikultural yang harmonis di Banyuwangi.
Masih di Jajag pula program bedah rumah senilai Rp 15 juta untuk perbaikan fasilitas dasar seperti kamar mandi termasuk jamban dan sanitasi yang layak, dimaksudkan untuk meningkatkan kelayakan hunian sehat bagi warga.
Tidak hanya itu, kebutuhan bulanan untuk makan dan kebutuhan hidup lainnya, dicarikan solusinya dengan pelibatan di program pemberdayaan masyarakat.
Bunga Desa tidak hanya mengatasi persoalan di sisi hulu tetapi juga dicarikan solusinya di sisi hilir.
Sejak awal program Bunga Desa dimaksudkan untuk menggerakkan warga desa dan perangkat pemerintah untuk menuntaskan setiap persoalan yang ada.
Agenda penanganan pandemi Covid-19, misalnya, tampak dari pelaksanaan vaksinasi yang terus digeber.
Vaksinasi untuk warga yang dihelat di SD Negeri 2 Sosro Jajag, selain untuk booster juga melayani warga yang belum mendapat vaksinasi kedua.
Bahkan vaksinasi juga dilakukan door to door untuk menyasar para lanjut usia (lansia).
Dalam berbagai kesempatan termasuk di masjid, gereja dan klenteng saat bertemu dengan para pemuka agama dan sesepuh desa, Bupati Ipuk selalu mengajak warga segera melakukan vaksin booster sekaligus untuk tetap menggunakan masker.
Walaupun angka positif penderita Covid-19 di Banyuwangi semakin menurun, langkah pencegahan dan selalu tetap mengedepan penerapan protokol kesehatan menjadi pilihan utama usai dampak pandemi sebelumnya yang begitu melumpuhkan perekonomian warga.
Selain penanganan pandemi, sejumlah program Bunga Desa juga diarahkan untuk pemulihan ekonomi.
Seperti halnya bantuan untuk kelompok perempuan tani, hingga usaha mikro kecil menengah (UMKM) menjadi bagian penting dalam upaya pemulihan ekonomi di masa pandemi.
Bantuan usaha yang diberikan kepada kelompok wanita tani Anggrek Bulan, misalnya, berupa bantuan produktif seperti bantuan ayam ternak dan kandangnya, benih ikan, dan juga bibit tanaman dan sayuran untuk dimanfaatkan di lahan warga.
Program Bunga Desa yang sempat terhenti karena laju persebaran Covid-19 memasuki gelombang kedua beberapa waktu yang lalu, kini dihelat kembali di tengah penanganan pandemi yang mulai tertata.
Selain meninjau infrastruktur desa di sejumlah titik, Bupati Ipuk juga memastikan pelayanan publik di desa-desa tetap berjalan dengan baik, meskipun dalam kondisi pandemi saat ini.
Sektor pelayanan publik juga tak terlepas dari agenda Bunga Desa. Pelayanan administrasi kependudukan, perizinan sampai upgrade program smart kampung menjadi bagian wajib dari program kunjungan Bupati Ipuk tersebut.
Bahkan sudah muncul inovasi-inovasi, seperti mengurus dokumen administrasi kependudukan cukup di warung kopi.
Setiap pekan, Bupati Ipuk melakukan aktivitas kerja di satu desa sehari penuh. Ada puluhan ribu persoalan yang teratasi dari program Bunga Desa yang telah bergulir selama 17 kali digelar.
Shalat Ashar yang dilakukan berjamaah, dimanfaatkan bupati untuk merajut harmoni dengan mengajak simpul-simpul masyarakat untuk bergerak bersama.
Pesan yang akan disampaikan adalah menyapa masyarakat dan bersilaturahim dengan sejumlah tokoh masyarakat di masjid untuk mengajak bersama-sama membangun Banyuwangi.