SOLO, KOMPAS.com - Pasca-penemuan belasan sapi mati mendadak, Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Yogyakarta mengambil sampel sisa pakan, tanah kandang dan darah ternak.
Pengambilan sampel dilaksanakan pada Kamis (30/3/2022), pada sapi yang masih hidup di Desa Kaliboto, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Pengambilan sampel ini guna mencari penyebab kematian mendadak belasan ternak sapi yang telah terjadi beberapa waktu lalu.
"Pengambilan sampel melengkapi data. Yang diambil tanah kandang, sisa pakan dan untuk kontrol ambil sampel darah dan feses sapi milik warga yang masih hidup," kata Sub Koordinator Pelayanan Teknis BBVet Wates, Suhardi, pada Jumat (1/4/2022).
Baca juga: Angka Kemiskinan di Solo Naik Selama Kepemimpinannya, Gibran: Tenang, Tidak Perlu Panik
Suhardi mengatakan, terdapat 9 lokasi kandang yang menjadi sasaran pengambilan sampel di Desa Kaliboto.
Nantinya, seluruh sampel akan dilakukan uji kultur bakteri dan uji racun.
"Ini dugaan, mati karena penyakit menular, indikasi kandungan bakteri bacillus anthracis yang bisa menyebabkan kematian mendadak pada ternak sapi," ujar dia.
Suhardi menyebut, proses uji laboratorium sampel membutuhkan waktu sekitar 2 sampai 3 minggu.
Hal itu mengingat banyaknya sampel daerah lain yang juga mengantre untuk dilakukan pengujian.
Pihaknya meminta warga agar tidak kembali memakai kandang dalam waktu dekat.
Selain itu, juga melakukan penyemprotan desinfektan sebagai upaya sterilisasi.
"Lama prosesnya ini, jangan langsung diisi lagi (kandang) dan langsung melakukan penyemprotan disinfektan," ujar dia.
Pengawas Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (Dispertan PP) Karanganyar, Sutiyarmo mengatakan, pengambilan sampel oleh BBVet Wates ini merupakan salah satu upaya dalam mengungkap penyebab kasus kematian mendadak sapi di Kaliboto.
Baca juga: Soal Jamuan Makan Malam Delegasi G20, Mangkunegara X: Momen Kenalkan Kebudayaan Jawa pada Dunia
Kepala Desa Kaliboto Hariyanto mengatakan, sapi-sapi itu menunjukkan gelaja sama sebelum mati yaitu kejang dan kembung.
"Ada 18 sapi, tersebar di empat desa. Kejadian baru pertama kali, selama satu bulan terakhir ini," kata Hariyanto
Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (Dispertan PP) Karanganyar mengambil sampel darah sapi di daerah tersebut, namun hingga kini hasilnya belum keluar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.