Karyadi mengaku tidak mengetahui letak kesalahan, kenapa hingga saat ini warga yang diusulkannya tersebut tidak keluar sebagai orang penerima bantuan.
“Kalau kesalahan di mana kami juga tidak tahu, kami hanya mengusulkan ke pemerintah atasan, ini warga kami yang belum mendapatkan bantuan, tapi sampai hari ini tidak ada informasi,” kata Karyadi.
Baca juga: Usai Insiden Mandalika, Marquez Diprediksi Sulit Juara MotoGP 2022
Halimah (50) merupakan salah satu warga Desa Sintung yang belum menerima bantuan rumah setelah empat tahun gempa Lombok berlalu.
Kini ia terpaksa tinggal digubuk reyot karena tempat tinggal lamanya rusak parah akibat gempa berkekuatan magnitudo 7,0 kala itu.
Halimah tinggal bersama suami Junaidi (50) dan seorang anak laki-laki yang saat ini masih duduk di kelas 2 Sekolah Menengah Atas (SMA).
Kondisi rumah yang rusak parah tersebut membuat Halimah dan keluarga masih bertahan dengan kehidupan yang serba terbatas.
Tampak dari kejauhan bangunan rumah memanjang sekitar lima meter di tengah sawah dengan tiang-tiang terbuat dari pohon turi dan bambu.
Sementara sebagai dinding, Halimah memasang karung, beberapa seng bekas, dan atapnya juga terbuat dari seng bekas yang sudah berkarat dengan campuran ilalang yang suah lapuk.
Di dalamnya, tempat tidur Halimah bersama suami dibuat terpisah membelah pematang sawah.
Ranjang tidurnya dibuat menyerupai bangku yang hanya muat pas dengan badan Halimah dan suami.
Dari samping dan atas tempat tidurnya, sejumlah perabotan dan kebutuhan rumah tampak begelantungan, seperti panci, arit, minyak goreng dan lainnya menjadi satu dengan tempat tidurnya.
Sementara dalam rumah tersebut, terdapat satu kamar tidur yang dikhususkan untuk anaknya.
Baca juga: Kisah Halimah, Korban Gempa Lombok yang Kehilangan Rumah, Kini Tinggal di Pematang Sawah
Halimah menuturkan, hampir setiap malam kakinya kesemutan, karena tempat tidurnya tersebut sangat kecil, tidak sesuai dengan panjang tubuhnya. Dia juga mengaku kesulitan jika saat tidur harus berbalik badan.
“Hampir setiap malam kaki saya kesemutan, karena tidurnya tidak bisa terlentang kondisi begini (tempat tidur) pendek mas,” ungkap Halimah kepada Kompas.com.
Ibu tiga anak ini mengaku, ia memiliki kompor gas, namun sudah delpan bulan tidak menggunakannya karena tidak memiliki uang untuk membeli elpiji.
Halimah memilih memasak menggunakan tungku dengan memanfaatkan kayu bakar di tepi sungai.
Saat musim penghujan tiba, rumah yang ia tempati terkadang bocor, dan dinding berlapiskan karung basah terkena percikan hujan.
Saat hendak buang air besar, ia harus pergi ke sungai dengan menggunakan payung.
Halimah mengatakan, banyak petugas yang telah mendatangi dirinya untuk meminta foto KTP dan KK. Keluarganya dijanjikan untuk mendapatkan bantuan, namun sejauh ini ia tidak pernah mendapatkan bantuan rumah gempa yang diharapkan.
“Sudah beberapa orang ke sini terus foto-foto rumah, KTP, KK, tapi sampai sekarang kondisi tetap tinggal di sawah, bahkan sudah mulai empat kali puasa di sini,” kata Halimah.
Sementara itu, Junaidi sang suami mengatakan hal serupa bahwa dirinya kerap didatangi petugas menyurvei rumahnya yang rusak.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 27 Maret 2022
“Banyak yang suah survei, tapi lagi-lagi jawabannya nama kita tidak ada dalam daftar penerima bantuan,” ungkap Junaidi.
Kini Junaidi hanya bisa pasrah dan tetap bertahan di pematang sawah bersama anak dan istrinya, dengan pekerjaan bertani dan buruh serabutan.
“Mau berbuat apa lagi, kita pergi jadi buruh tani, kadang kalau ada pekerjaan bangunan ikut, ya untuk nyambung hidup sehari-hari,” kata Junaidi.
Junaidi mengatakan, saat ini ia belum memiliki uang pribadi untuk memperbaiki rumahnya yang rusak. Dia berharap pemerintah daerah maupun pusat agar memperhatikan kondisinya.
“Semoga pemerintah, mendengarkan memperhatikan kondisi kita, terketuk hatinya untuk membantu,” kata Junaidi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.