Ratusan massa asal Afghanistan itu merupakan pengungsi yang berada di Community House Bhadra Resort Bintan.
Mereka berjalan kaki belasan kilometer melewati jalan raya, dari lokasi penampungan di Kabupaten Bintan ke Kota Tanjungpinang.
Aksi unjuk rasa itu dikawal oleh aparat kepolisian.
Adapun pengungsi itu mempertanyakan kelanjutan nasib mereka kepada UNHCR.
Mereka mendesak UNHCR untuk segera memberangkatkan mereka ke negara ketiga.
"Kami tidak menginginkan untuk bekerja dan hidup di Indonesia. Kami berempati atas perhatian pemerintah dan rakyat Indonesia. Kami anggap rakyat Indonesia saudara," kata seorang pengungsi Afghanistan yang sudah bisa berbahasa Indonesia.
Menangapi insiden yang terjadi antara mereka dan warga, seorang pengungsi mengatakan tidak menginginkan hal tersebut.
"Kami tidak mengharapkan apa yang terjadi di jalan. Sejak enam bulan kami unjuk rasa baru ini aksi kami terhalang. Tiba-tiba ada orang yang muncul dan melarang kami. Dilarang boleh, tapi jangan dipukul," ujar pengungsi itu lagi.
Sekira pukul 13.45 WIB, unjuk rasa yang dilakukan para pengungsi itu pun berakhir. Mereka tidak dapat menjumpai petugas UNHCR dan kembali ke rumah penampungan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.