Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unjuk Rasa Pengungsi Afghanistan di Tanjungpinang Ricuh, Warga Resah Massa Ganggu Lalu Lintas

Kompas.com - 23/03/2022, 15:45 WIB
Elhadif Putra,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

TANJUNGPINANG, KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa imigran asal Afghanistan di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), berlangsung ricuh, Rabu (23/3/2022).

Puluhan warga datang dan menghalangi aksi para pengungsi tersebut. Bahkan, keduanya sempat bersitegang dan hampir bentrok.

Aksi saling dorong antara warga dan pengungsi ini terjadi di depan Kantor perwakilan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi atau The United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), di Jalan Peralatan, Kecamatan Tanjungpinang Timur.

Baca juga: Demo Pengungsi Afghanistan di Depan DPRD Batam Ricuh, Ini Kata Satpol PP

Aparat kepolisian yang melaksanakan pengamanan berupaya melerai dan memisahkan kedua kelompok.

Menurut warga, aksi para pengungsi sudah sangat meresahkan.

Arak-arakan pengungsi bukan hanya menghalangi kelancaran lalu lintas, tapi juga menyebabkan beberapa pengendara sepeda motor terjatuh.

Seorang warga yang menjadi korban, Suwandi Widodo mengatakan dirinya yang mengendarai sepeda motor hendak memotong para pengungsi di jalan raya sekitaran simpang Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF).

Baca juga: Unjuk Rasa, Pengungsi Afghanistan di Tanjungpinang Jalan Kaki Belasan Kilometer

"Tapi tiba-tiba motor saya ditendang sampai jatuh," kata Suwandi.

Akibatnya, sepeda motor matic bernomor polisi BP 3705 BM milik Suwandi mengalami kerusakan di bagian depan.

"Saya ke sini mau minta ganti. Lihat ini motor saya," ujar dia sambil menunjuk sepeda motornya yang rusak.

Sementara seorang warga lain, Heri meminta para pengungsi dapat menghargai masyarakat.

Menurutnya, para pengungsi berlebihan memakai badan jalan, sehingga menghambat pengguna jalan lain.

"Para pengungsi ini sudah sangat meresahkan. Masyarakat yang buru-buru untuk bekerja, menjemput anak, berbelanja jadi terhalang. Berapa banyak warga yang dihalangi. Bahkan ada motor yang jatuh," kata Heri.

"Kami akan menghargai saudara kami pengungsi menuntut haknya. Silahkan saja mau ke sini beberapa kali. Tapi jangan ganggu fasilitas umum untuk masyarakat. Hanya itu minta kami. Tidak yang lain," tambahnya.

Sementara itu, Kapolsek Tanjungpinang Timur, AKP Syafrudin membenarkan adanya sepeda motor yang terjatuh karena iring-iringan pengungsi.

"Mereka memakan badan jalan. Di daerah Ganet tadi ada yang terjatuh," kata Syafrudin.

 

Minta pindah ke negara ketiga

Ratusan massa asal Afghanistan itu merupakan pengungsi yang berada di Community House Bhadra Resort Bintan.

Mereka berjalan kaki belasan kilometer melewati jalan raya, dari lokasi penampungan di Kabupaten Bintan ke Kota Tanjungpinang.

Aksi unjuk rasa itu dikawal oleh aparat kepolisian.

Adapun pengungsi itu mempertanyakan kelanjutan nasib mereka kepada UNHCR.

Mereka mendesak UNHCR untuk segera memberangkatkan mereka ke negara ketiga. 

"Kami tidak menginginkan untuk bekerja dan hidup di Indonesia. Kami berempati atas perhatian pemerintah dan rakyat Indonesia. Kami anggap rakyat Indonesia saudara," kata seorang pengungsi Afghanistan yang sudah bisa berbahasa Indonesia.

Menangapi insiden yang terjadi antara mereka dan warga, seorang pengungsi mengatakan tidak menginginkan hal tersebut.

"Kami tidak mengharapkan apa yang terjadi di jalan. Sejak enam bulan kami unjuk rasa baru ini aksi kami terhalang. Tiba-tiba ada orang yang muncul dan melarang kami. Dilarang boleh, tapi jangan dipukul," ujar pengungsi itu lagi.

Sekira pukul 13.45 WIB, unjuk rasa yang dilakukan para pengungsi itu pun berakhir. Mereka tidak dapat menjumpai petugas UNHCR dan kembali ke rumah penampungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com