Stanislaus menjelaskan, organisasi tersebut kini lebih inklusif. Ini dilakukan agar mereka lebih diterima masyarakat.
Tak cuma itu, perubahan tersebut dimaksudkan supaya aktivitas kelompok tidak mudah dipantau oleh pihak berwajib, sekaligus untuk memudahkan dalam penggalangan dana.
“Ini adalah suatu adaptasi model aksi. Ini merupakan strategi JI supaya lebih survive,” tuturnya.
Dalam perubahan strategi ini, JI mengikuti pola-pola Al Qaeda yang berafiliasi dengan mereka.
Stanislaus menerangkan, pola Al Qaeda sangat rapi. Salah satu yang ia sorot adalah konsolidasi.
“Mereka punya Pedoman Umum Perjuangan Jamaah Islamiyah. Di dalamnya ada bagaimana caranya kaderasisasi, konsolidasi, dan lain-lain,” ungkapnya.
Ditambah lagi, terang Stanislaus, kader-kader JI juga mempunyai beragam latar.
Stanislaus mengandaikan, apabila kegiatan mereka tidak dicegah, bisa saja kader-kader mereka ada yang masuk ke organisasi pemerintahan.
“Bayangkan, bagaimana jadinya bila mereka memiliki kekuasaan dan bisa mengambil keputusan?” tuturnya.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyampaikan, polisi sudah menetapkan SU sebagai tersangka, bukan lagi terduga.
Menurut Ahmad, personel polisi menembak SU karena ia melakukan perlawanan terhadap petugas.
“Pada saat penangkapan terhadap tersangka dilakukan upaya paksa dengan tegas dan terukur, karena tersangka melawan petugas dengan menabrakkan mobilnya ke arah mobil petugas,” tandasnya, dikutip dari Antara.
Baca juga: Terduga Teroris di Sukoharjo Dokter Anggota IDI, Dikenal Rajin Urus Administrasi
Dia menceritakan, setelah SU menabrak dua mobil petugas, ada anggota yang naik ke bak belakang mobil Strada berkabin ganda milik SU.
Akan tetapi, SU tetap menjalankan mobil dan melaju kencang sambil menggoyangkan setir ke kanan dan ke kiri, sehingga menyerempet mobil warga yang melintas.
“Dengan situasi tersebut dan dianggap bisa membahayakan petugas dan masyarakat sekitar maka petugas menembak tersangka dari belakang dan mengenai punggung atas dan pinggul kanan bawah,” bebernya.
Sumber: Kompas.com (Editor: Candra Setia Budi), Antara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.