Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Limbah Hitam di Pesisir Bandar Lampung Dibersihkan Pakai Alat Sederhana, Ini Kata Pakar Lingkungan

Kompas.com - 10/03/2022, 17:10 WIB
Tri Purna Jaya,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Tumpukan limbah hitam diduga oli dan minyak di Pesisir Bandar Lampung mulai dibersihkan.

Pembersihan limbah hitam ini dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup (LH) Provinsi Lampung dan PT Pertamina Panjang, Kamis (10/3/2022).

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas LH Provinsi Lampung Murni Rizal mengatakan pembersihan ini dilakukan sebagai langkah darurat agar warga setempat tidak semakin terdampak.

Baca juga: Walhi Sebut 18,5 Barel Limbah Hitam Cemari Perairan Lampung, KSAL: Tindak Tegas Pelakunya

Limbah hitam menyerupai oli ataupun minyak ini diduga mulai mencemari pesisir Pantai Panjang Selatan sejak Minggu (6/3/2022).

"Ini kita bersihkan limbah-limbah ini sebagai langkah darurat mengatasi pencemaran di pantai tersebut," kata Rizal di lokasi, Kamis.

Meski belum ada hasil penelitian untuk memastikan apakah limbah hitam itu adalah limbah bahan berbahaya beracun (B3), Rizal mengungkapkan, pembersihan bisa dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan sampel.

Baca juga: Pesisir Bandar Lampung Tercemar Limbah, Walhi: Limbah Serupa Muncul di 2020 dan 2021

"Jadi sambil nunggu hasil penelitian sampel selesai, kita lakukan pembersihan dahulu. Karena kalau nunggu hasil sampel, bisa lama," kata Rizal.

Pantauan Kompas.com di lokasi, pembersihan dilakukan dengan alat sederhana seperti jaring dan kantung plastik standar.

Bahkan, petugas PT Pertamina Panjang memungut sampah yang berlumuran material limbah hanya dengan tangan dan tanpa alat khusus.

Terkait penanganan limbah ini, Kepala Pusat Riset dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Sanitasi Institut Teknologi Sumatera (Itera) Lampung, Dion Awfa mengatakan, ada SOP khusus untuk penanganan limbah.

Menurut Dion, ada penanganan limbah dilakukan secara khusus dengan SOP yang spesifik, termasuk peralatan.

"Misalnya pakaiannya khusus, masker yang dipakai juga khusus, bukan masker medis biasa," kata Dion.

Kondisi Pantai Panjang Selatan di Kecamatan Panjang, Bandar Lampung yang diduga tercemar limbah.KOMPAS.COM/TRI PURNA JAYA Kondisi Pantai Panjang Selatan di Kecamatan Panjang, Bandar Lampung yang diduga tercemar limbah.

Selain itu, lantaran limbah di Pantai Panjang Selatan tersebut belum diketahui apakah limbah B3 atau bukan, Dion mengatakan, perlu riset mendalam untuk menentukan hal itu.

"Anggaplah kemungkinan terburuk limbah di lokasi itu adalah limbah B3, jadi tidak bisa dilakukan secara sembarangan," kata Dion.

Dion juga mengingatkan, penanganan limbah tidak hanya sebatas pembersihan lokasi TKP pencemaran.

Melainkan juga penanganan keseluruhan benda yang terdampak limbah.

"Tidak bisa, dibersihkan lalu misalnya dibuang ke TPA sampah domestik, karena ini pun belum pasti apakah limbah B3 atau bukan," kata Dion.

Dion menjelaskan, jika ternyata limbah tersebut adalah limbah B3 dan kemudian dibuang di TPA domestik, akan menimbulkan dampak dan potensi yang lebih berbahaya.

"Nanti sampah domestik itu akan terkontaminasi, dan penanganannya jauh lebih sulit," kata Dion.

Namun, terkait pembersihan yang dilakukan dinas di lokasi itu, sebagai akademisi Dion mengapresiasi karena bentuk tanggap darurat.

Tetapi, pembersihan lokasi dari limbah itu bukanlah tujuan utama dari penanganan pencemaran lingkungan.

"Yang utama adalah mencari sumber pencemarannya," kata Dion.

Diberitakan sebelumnya, material berwarna hitam diduga limbah mencemari pantai di pesisir Bandar Lampung, sejak Minggu (6/3/2022).

Sejumlah nelayan menemukan ikan dan penyu mati di tepi pantai.

Pencemaran diduga limbah ini terjadi di pesisir Pantai Panjang, Kecamatan Bandar Lampung, Kota Bandar Lampung.

Baca juga: Pantai di Pesisir Bandar Lampung Berwarna Hitam Diduga Tercemar Limbah, Ikan dan Penyu Ditemukan Mati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Regional
4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Regional
Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Regional
Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Regional
Bukan Fenomena 'Heat Wave', BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Bukan Fenomena "Heat Wave", BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com