Properti yang digunakan antara lain sepasang pakaian adat khas Banyumas dengan warna dasar hitam, putih, merah dan biru dengan riasan wajah yang sederhana.
Barang-barang yang dibawa tokoh Gunareka berupa sebuah pikulan berisi bubak kawah atau brenong kepang.
Brenong kepang adalah pikulan berisi berbagai alat-alat dapur seperti ilir (kipas), siwur, kukusan, kekeb, pedaringan, layah, muthu, irus, serta padi dan palawija.
Sementara tokoh Rekaguna akan membawa sebuah pedang kayu atau senjata bernama wlira.
Begalan dilaksanakan sebagai salah satu prosesi dalam sebuah rangkaian pernikahan masyarakat Banyumas.
Pelaksanaannya dilakukan setelah akad nikah, dan bisa menyesuaikan dengan susunan acara.
Begalan dimulai dengan kemunculan sosok Gunareka dan Rekaguna yang memasuki tempat pernikahan.
Adegan begalan diawali dengan menceritakan kisah Adipati Wirasaba yang dihadang oleh para begal.
Gunareka yang dihadang oleh Rekaguna kemudian menerima tantangan dan keduanya lalu melakukan tarian peperangan singkat.
Setelah itu keduanya kemudian menjelaskan maksud pertunjukan dan menyampaikan pesan pernikahan dengan gaya jenaka.
Biasanya pertunjukan begalan diakhiri dengan mempersilahkan para tamu atau penonton untuk berebut barang-barang di dalam pikulan.
Melansir dari berbagai sumber, barang yang dibawa oleh tokoh Gunareka dalam pertunjukan begalan merupakan simbol yang akan digunakan dalam menjelaskan sebuah nasehat pernikahan, yaitu:
1. Pikulan atau wangkring berarti suami istri harus menopang segala kebutuhan dan beban dengan tulus ikhlas dan sesuai dengan kekuatan diri, bukan kekuatan orang lain.
2. Ilir (kipas) bermakna ganda yaitu untuk sumber angin yang berguna untuk mendinginkan nasi dan menyalakan tungku. Makna ilir dalam begalan adalah nasihat untuk mendinginkan suasana dan tidak memanas-manasi orang lain.