Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Anak Saya Pasang Jaringan untuk Kabupaten Puncak, tapi Ditembak KKB”

Kompas.com - 07/03/2022, 07:50 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Bebi Tabuni, anak seorang kepala suku, tewas dalam serangan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, Rabu (2/3/2022).

Selain Bebi, tujuh pekerja jaringan telekomunikasi juga turut menjadi korban dalam serangan itu.

Ayah Bebi Tabuni, Abeloni Tabuni, mengecam perbuatan KKB yang diduga dari Kabupaten Intan Jaya tersebut.

Baca juga: KKB Tewaskan Anak Kepala Suku Saat Serang Pekerja Telekomunikasi di Beoga

Hal ini Abeloni sampaikan di depan polisi saat mendatangi Polsek Beoga pada Sabtu (5/3/2022).

"Saya punya anak bernama Bebi Tabuni sudah kena tembak. Padahal anak saya ini pasang jaringan untuk Kabupaten Puncak namun ditembak," ujarnya, dikutip dari Tribun Papua, Senin (7/3/2022).

Dalam video yang diterima Tribun Papua, Minggu (6/3/2022), Abeloni mengatakan bahwa perbuatan KKB itu merupakan pelanggaran besar dan melanggar hukum.

"Kalian jangan datang untuk menyerang dengan kekerasan, itu sama sekali tidak boleh. Dan masyarakat jangan kalian tembak. Saya punya anak tidak melakukan apa-apa. Dia hanya pekerja dan banyak berpatisipasi dalam pembangunan di Puncak termasuk membangun jaringan," ucapnya.

Dia menyampaikan, pembunuhan yang dilakukan KKB adalah kesalahan besar. Atas perbuatannya, sebut Abeloni, mereka akan berhadapan dengan Tuhan.

Baca juga: KKB Pembantai 8 Pekerja PTT di Beoga, Papua, Diperkirakan 10 Orang

 

Menjadi pendamping pekerja

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga menuturkan, Bebi merupakan anak kepala Suku Gome di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua.

"Salah satu korban adalah anaknya kepala Suku Gome di Ilaga atas nama Bebi Tabuni," ungkapnya kepada Kompas.com, Sabtu (5/3/2022) malam.

Baca juga: KKB Tembaki 8 Pekerja Jaringan Telekomunikasi hingga Tewas di Puncak Papua

Aqsha menjelaskan, Bebi berada di lokasi karena menjadi pendamping para pekerja jaringan telekomunikasi.

Saat itu, para pekerja hendak memperbaiki tower di lokasi berketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut.

Dikatakan Aqsha, ada sembilan orang yang berada di lokasi kejadian. Delapan orang tewas dan satu pekerja selamat.

Pekerja yang selamat tersebut berinisial NS.

Pelaku diperkirakan 10 orang

Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Muhammad Firman menerangkan, berdasarkan keterangan NS, begitu KKB tiba di kamp pekerja, mereka langsung melakukan serangan.

Ketika KKB datang, NS segera kabur. Namun, rekan-rekannya tak sempat melarikan diri.

"Korban (NS) menyampaikan dirinya sendiri yang berhasil kabur," tuturnya dalam keterangan tertulis, Sabtu.

Baca juga: Tragedi di 3.000 Mdpl, 8 Nyawa Melayang Usai KKB Serang Kamp Pekerja

Menurut kesaksian NS, diperkirakan ada 10 anggota KKB yang melakukan serangan.

"Pelaku diperkirakan 10 orang, sebagian besar bawa parang dan senjata api," jelas Firman.

Saat ini, NS berhasil dievakuasi ke Timika, Kabupaten Mimika, pada Sabtu.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi | Editor: Pythag Kurniati, Robertus Belarminus)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Kepala Suku di Kabupaten Puncak Kutuk Perbuatan KKB yang Tembak 8 Karyawan PT PTT, Termasuk Anaknya

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Regional
Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Regional
Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Regional
Pedagang Bakso di Semarang Lecehkan Remaja SMP hingga Empat Kali

Pedagang Bakso di Semarang Lecehkan Remaja SMP hingga Empat Kali

Regional
Suarakan Kemerdekaan Palestina, Dompet Dhuafa Sulsel Bersama MAN Gelar Sound of Humanity

Suarakan Kemerdekaan Palestina, Dompet Dhuafa Sulsel Bersama MAN Gelar Sound of Humanity

Regional
Bukit Lintang Sewu di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Bukit Lintang Sewu di Yogyakarta: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Ketika 5 Polisi Berjibaku Tangkap 1 Preman Pembobol Rumah...

Ketika 5 Polisi Berjibaku Tangkap 1 Preman Pembobol Rumah...

Regional
10 Motor di Parkiran Rumah Kos di Semarang Hangus Terbakar, Diduga Korsleting

10 Motor di Parkiran Rumah Kos di Semarang Hangus Terbakar, Diduga Korsleting

Regional
1 Kg Sabu dan 500 Pil Ekstasi dari Malaysia Diamankan di Perairan Sebatik, Kurir Kabur

1 Kg Sabu dan 500 Pil Ekstasi dari Malaysia Diamankan di Perairan Sebatik, Kurir Kabur

Regional
Menyalakan 'Flare' Saat Nobar Timnas, 5 Pemuda Diamankan Polisi di Lampung

Menyalakan "Flare" Saat Nobar Timnas, 5 Pemuda Diamankan Polisi di Lampung

Regional
Sosok Rosmini Pengemis Marah-marah, Diduga ODGJ dan Dibawa Pulang Keluarganya

Sosok Rosmini Pengemis Marah-marah, Diduga ODGJ dan Dibawa Pulang Keluarganya

Regional
Komplotan Penjual Akun WhatsApp Judi 'Online' Ditangkap, Omzet Rp 5 Juta Per Hari

Komplotan Penjual Akun WhatsApp Judi "Online" Ditangkap, Omzet Rp 5 Juta Per Hari

Regional
Bukan Demo di Jalan Raya, SPSI Babel Kerahkan Ribuan Buruh ke Pantai Wisata

Bukan Demo di Jalan Raya, SPSI Babel Kerahkan Ribuan Buruh ke Pantai Wisata

Regional
Belum Ada Calon Lain, PKB Semarang Dukung Gus Yusuf Maju Pilkada Jateng

Belum Ada Calon Lain, PKB Semarang Dukung Gus Yusuf Maju Pilkada Jateng

Regional
Seorang Penumpang Kapal KMP Lawit Terjun ke Laut, Pencarian Masih Dilakukan

Seorang Penumpang Kapal KMP Lawit Terjun ke Laut, Pencarian Masih Dilakukan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com