Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Kakak Beradik di NTT, 25 Tahun Jadi Pemulung, Sukses Sekolahkan 2 Keponakannya

Kompas.com - 01/03/2022, 17:50 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MAUMERE, KOMPAS.com - Seorang wanita paru baya tampak sibuk merapikan beberapa botol bekas di halaman rumahnya, Kompeks Gudang Matahari, Kelurahan Wairotang, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (1/3/2022).

Dia adalah Margareta. Di usia yang sudah 67 tahun, Margareta masih bekerja sebagai seorang pemulung.

Baca juga: 40 Rumah di Sikka NTT Terendam Banjir, 3 Keluarga Dievakuasi

25 tahun memulung

Margareta memiliki seorang adik bernama Maria Anggelina (56). Maria juga bekerja menjadi pemulung.

Keduanya mulai memulung sejak 1997 silam, atau kurang lebih sudah 25 tahun.

Bagi keduanya, jadi pemulung adalah satu-satu pilihan agar bisa menyambung hidup

Baca juga: Seorang Anggota TNI Tewas dalam Kecelakaan Tunggal di Sikka NTT

Besarkan dan sekolahkan 2 keponakan

Margareta dan Maria tinggal di sebuah bekas kios berukuran 4x4 meter.

Kios itu milik Baba Roda Mas, seorang pengusaha di Kota Maumere. Bekas kios itu kini dijadikan tempat tinggal.

“Kami sangat bersyukur karena diberi tempat untuk tinggal,” ujar Margareta kepada Kompas.com, Selasa (1/3/2022).

Di rumah yang sederhana itu, keduanya ditemani Elisabet Feliksia Genoveva (19) dan Marselinus Mikael Anggelo (17).

Kedua remaja ini merupakan buah hati kakak mereka yang bernama Kosmas. Margareta dan Maria menganggap keduanya seperti anak kandung.

Baca juga: Salah Paham, Bupati dan Wakil Ketua DPRD Sikka Nyaris Adu Jotos Usai Sidang

Kosmas adalah saudara Margareta dan Maria. Ia merupakan seorang tunanetra.

“Kakak Kosmas tidak bisa lihat. Dulu dia juga bekerja sebagai pemulung. Kami asuh anaknya sejak bayi,” kenang Margareta.

Sisihkan untuk biaya pendidikan

Ilustrasi wisudaKOMPAS.COM/Shutterstock Ilustrasi wisuda

Margareta mengatakan, setiap hari ia bersama adiknya menyusuri jalanan di kota Maumere untuk mencari sampah.

Namun, tidak semua jenis sampah. Hanya botol plastik bekas, koran dan kardus.

Sampah-sampah itu kemudian dimasukkan ke karung atau kresek yang sudah disiapkan.

“Biasanya sampah jenis ini banyak ditemukan di sekolah dan kompleks perkantoran,” katanya.

Baca juga: Ratusan Hektar Tanaman Padi dan Jagung di Sikka Diserang Hama Tikus, Petani Terancam Gagal Panen

Sekembalinya ke rumah, keduanya kemudian memilah sampah lalu dijual.

Margareta berujar, hasil yang mereka peroleh tidak hanya untuk belanja kebutuhan sehari hari, tetapi ditabung.

Sebagian, disisihkan untuk biaya pendidikan Elisabet dan Marselinus.

“Kalau rezeki hasil penjualan kami bisa mencapai Rp 300.000 sampai Rp 800.000. Saya selalu sisihkan untuk biaya pendidikan anak,” ujarnya.

Baca juga: Kasus DBD di Sikka Meningkat Jadi 187 Orang, Didominasi Usia Anak

Berharap bisa ubah nasib

Bagi Margareta, pendidikan sangat penting untuk mengubah nasib. Ia tidak menginginkan kedua anak itu mengalami hal serupa seperti keduanya.

Margareta menambahkan, Elisabet sudah menamatkan pendidikan di salah satu sekolah kejuruan di kota Maumere, dan bekerja sebagai guru TK Sang Timur Wairklau Maumere.

Sementara Marselinus masih menyelesaikan pendidikan menengah di salah satu sekolah kejuruan.

Ia selalu bermimpi agar kedua anak itu menjadi orang yang sukses.

“Kondisi kami sudah seperti ini. Kami ingin mereka berhasil, walaupun kami hanya bekerja sebagai pemulung,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com