SEMARANG, KOMPAS.com - Tak ada yang menyangka jika pernak-pernik dan pakaian yang dipajang di Galeri Art Kota Kama Semarang, Jawa Tengah, berasal dari limba kain.
Meski berasal dari limbah, kualitas pernak-pernik dan pakaian yang dibuat Komunitas Ken Runtah Semarang itu tak bisa dianggap remeh.
Saat ini, sudah ada beberapa anggota yang mengirimkan produknya ke luar negeri seperti China dan beberapa negara besar di Eropa.
Pendiri Komunitas Ken Runtah, Elkana Gunawan mengatakan, banyak produk yang sudah dijual ke banyak negara.
Baca juga: Imbas Ratusan Nelayan Tak Melaut, Harga Sejumlah Ikan Naik Tajam di Semarang
"Jadi, yang mengirim itu adalah perorangan yang jual ke luar negeri. Mereka adalah anggota kami," kata Elkana, saat ditemui di Kota Lama Semarang, Senin (28/2/2022).
Sebenarnya, komunitas tersebut baru seumur jagung. Komunitas Ken Runtah didirikan pada 16 September 2021.
Awalnya, komunitas tersebut membuat masker yang terbuat dari kain limbah.
"Namun, karena banyak kompetitornya banyak saat pandemi. Persaingannya ketat," ujar dia.
Menurutnya, komunitas yang dia buat itu bisa menjadi percontohan di kota-kota yang lain, karena masih banyak yang beranggapan limbah kain itu tak mempunyai nilai ekonomis.