Dari jarak sekitar satu kilometer, sebut dia, suara longsor masih sangat kuat dan tanah bergetar.
"Suara gemuruh longsor itu sangat kuat," sebut Siam.
Pagi harinya, sambung dia, terlihat tanah, kayu dan bebatuan pegunungan sudah menutupi sebagian wilayah perkebunan warga.
Sebab, longsoran gunung itu bergerak ke arah permukiman dan materialnya memenuhi sungai.
"Tanah longsor itu bergerak sangat jauh. Kebun kami habis semua," sebut Siam.
Baca juga: Pascagempa M 6,1, PLN Pulihkan Aliran Listrik Warga di Pasaman Barat
Pria yang bekerja sebagai petani kebun ini mengatakan, kondisi rumahnya sudah rata dengan tanah.
"Ada 15 rumah keluarga saya hancur semua. Tak ada yang bisa diselamatkan selain nyawa. Entah di mana lah nanti kami tinggal lagi. Sementara kami masih bertahan di tempat pengungsian. Semoga ada rezeki nantinya buat rumah baru," tutur Siam.
Sebelumnya, gempa bumi mengguncang wilayah Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat, Jumat (25/2/2022) pagi.
Gempa pertama terjadi jam 08.35 WIB, dengan kekuatan magnitudo 5,2. Setelah itu, gempa susulan terjadi pukul 08.39 WIB, dengan kekuatan magnitudo 6,1.
Warga berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Akibat gempa bumi ini, ratusan rumah hancur dan ribuan warga mengungsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.