SOLO, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menganggapi soal keterbatasan pasokan dapur umum di posko pengungsian gempa di Pasaman Barat, Sumatera Barat.
Sebelumnya, sejumlah pengungsi gempa di Kantor Bupati Pasaman Barat harus berebut makanan siap saji yang dibagikan dapur umum.
Baca juga: Penanganan Gempa di Pasaman dan Pasbar, Pemerintah Sepakat Perbaiki Rumah Warga Bersama-sama
Muhadjir menyebutkan, kondisi tersebut karena adanya tahapan proses tanggap darurat bencana yang telah dibagi dalam beberapa tugas pokok dan fungsi (tupoksi).
Tahap tanggap darurat bencana, dimulai dari tahap penyelamatan para korban dan mempercepat pencarian korban. Selanjutnya tahap rehabilitasi dan rekonstruksi bencana.
Menko PKM menjelaskan, saat ini sudah ada petugas yang menangani tanggap bencana, seperti BNPB, Kemensos, dan Basarnas.
"Petugas sudah pasti telah berada di lapangan. Biasanya memang perlu beberapa saat untuk penyediaan dapur umum dan menyiapkan perbekalan yang dibutuhkan korban," jelas Muhadjir Effendy saat di Kota Solo, Sabtu (26/2/2022).
Serta untuk durasi waktu penyedia perlu adanya kehati-hatian terutama untuk kelompok rentan.
"Terutama mereka yang tergolong rentan seperti orangtua, perempuan, dan anak, itu biasanya perlu waktu," jelasnya.
Meski demikian, Muhajir meninta masyarakat untuk tidak panik dan bersabar karena dalam waktu dekat ketersediaan pasokan dapur umum akan stabil.
"Tetapi tidak terlalu lama. Dapur umum, mungkin sedang bergerak untuk menangani," tegasnya.
Baca juga: Gempa Bumi di Pasaman Sumbar, Rumah Warga Rata dengan Tanah hingga Gunung Longsor
Diketahui, saat ini dua dapur umum yang beroperasi baru dapat memproduksi 800 nasi bungkus sekali masak. Jumlah itu tak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan 5.000 warga di 15 titik pengungsian.
Belasan tirik pengungsian ini, menyusul ratusan rumah roboh akibat gempa berkekuatan magnitudo 6,1 yang mengguncang daerah itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.