Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Warga Saat Gunung Pasaman Longsor Usai Gempa: Kami Lari ke Bukit karena Takut

Kompas.com - 27/02/2022, 09:38 WIB
Idon Tanjung,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Gempa bumi memicu longsor di Gunung Pasaman, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Pada saat longsor, warga mengaku ketakutan dan berlarian menyelamatkan diri.

Cerita itu disampaikan Siam (31), salah satu korban gempa bumi yang mengungsi ketika berbincang dengan Kompas.com, Sabtu (26/2/2022) malam.

Siam dan keluarganya mengungsi di halaman Kantor Kecamatan Tigo Nagari. Ratusan warga lainnya juga mengungsi di posko terpusat ini.

"Saya waktu itu sendiri di rumah. Istri dan anak-anak pergi ke rumah saudara di Nagari (Desa) sebelah, karena ada acara doa sehari sebelum gempa terjadi," ujar Siam saat dihubungi, Sabtu.

Gempa terjadi pada Jumat (25/2/2022) pagi. Rumah Siam bergoyang. Gempa itu sempat berhenti beberapa menit.

Namun, tiba-tiba datang gempa susulan dengan guncangan lebih kuat.

Siam dan warga yang ada di Nagari Marampah, berhamburan keluar rumah menyelamatkan diri.

Baca juga: Kondisi Terkini Korban Gempa Pasaman Barat, 10 Orang Meninggal, 4 Hilang dan Ancaman Longsor

"Rumah saya hancur semua. Saya sama warga berkumpul di tempat yang lapang," kata Siam.

Siam mengatakan, pada malam harinya dia bersama warga lainnya masih bertahan di luar.

Beberapa kali gempa susulan masih terjadi, yang membuat waga di kampung itu panik dan ketakutan.

"Yang lebih menakutkan itu waktu longsor Gunung Pasaman. Longsor terjadi sekitar jam empat subuh. Waktu itu memang turun hujan di kampung, tapi tak begitu deras," kata Siam.

Pada saat terdengar suara gemuruh longsor, sebut Siam, ia dan warga lainnya berlari ke atas bukit untuk menyelamatkan diri.

"Saya dan warga lainnya lari ke atas bukit sekencang-kencangnya karena takut. Ada sekitar seratus orang kami yang lari ke bukit dalam kondisi gelap, karena masih jam empat subuh. Listrik padam waktu itu," cerita Siam.

Siam dan warga lainnya lari dalam keadaan panik dan ketakutan.

Bahkan, sebut dia, ada warga yang lari sambil membaca ayat Al Quran, dan ada juga yang menangis.

"Kami panik dan takut semua. Tak terbayangkan saya masih hidup sampai sekarang," sebut Siam.

 

Ini penampakan tanah longsor Gunung Pasaman yang menutupi lahan perkebunan warga Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumbar, Minggu (27/2/2022).KOMPAS.COM/IDON Ini penampakan tanah longsor Gunung Pasaman yang menutupi lahan perkebunan warga Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumbar, Minggu (27/2/2022).
Dari jarak sekitar satu kilometer, sebut dia, suara longsor masih sangat kuat dan tanah bergetar.

"Suara gemuruh longsor itu sangat kuat," sebut Siam.

Pagi harinya, sambung dia, terlihat tanah, kayu dan bebatuan pegunungan sudah menutupi sebagian wilayah perkebunan warga.

Sebab, longsoran gunung itu bergerak ke arah permukiman dan materialnya memenuhi sungai.

"Tanah longsor itu bergerak sangat jauh. Kebun kami habis semua," sebut Siam.

Baca juga: Pascagempa M 6,1, PLN Pulihkan Aliran Listrik Warga di Pasaman Barat

Pria yang bekerja sebagai petani kebun ini mengatakan, kondisi rumahnya sudah rata dengan tanah.

"Ada 15 rumah keluarga saya hancur semua. Tak ada yang bisa diselamatkan selain nyawa. Entah di mana lah nanti kami tinggal lagi. Sementara kami masih bertahan di tempat pengungsian. Semoga ada rezeki nantinya buat rumah baru," tutur Siam.

Sebelumnya, gempa bumi mengguncang wilayah Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat, Jumat (25/2/2022) pagi.

Gempa pertama terjadi jam 08.35 WIB, dengan kekuatan magnitudo 5,2. Setelah itu, gempa susulan terjadi pukul 08.39 WIB, dengan kekuatan magnitudo 6,1.

Warga berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Akibat gempa bumi ini, ratusan rumah hancur dan ribuan warga mengungsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Digigit Anjing Rabies, Anak 8 Tahun di Kalbar Meninggal Dunia

Digigit Anjing Rabies, Anak 8 Tahun di Kalbar Meninggal Dunia

Regional
Raker Komwil I Apeksi 2024, Kota-kota Diingatkan untuk Kelola APBD secara Benar

Raker Komwil I Apeksi 2024, Kota-kota Diingatkan untuk Kelola APBD secara Benar

Regional
Penerbangan Internasional di Jateng Sepi Peminat, Status Bandara Jadi Domestik

Penerbangan Internasional di Jateng Sepi Peminat, Status Bandara Jadi Domestik

Regional
Datang ke Aceh, Anies dan Muhaimin Ucapkan Terima Kasih

Datang ke Aceh, Anies dan Muhaimin Ucapkan Terima Kasih

Regional
Mantri Hutan Buru Pendaki yang Nyalakan “Flare” di Gunung Andong

Mantri Hutan Buru Pendaki yang Nyalakan “Flare” di Gunung Andong

Regional
Kecelakaan Maut Ambulans Vs Truk di Tol Batang-Semarang, 1 Penumpang Tewas

Kecelakaan Maut Ambulans Vs Truk di Tol Batang-Semarang, 1 Penumpang Tewas

Regional
Napi Lapas Kedungpane Semarang Ditemukan Tewas Gantung Diri di Kamar Mandi

Napi Lapas Kedungpane Semarang Ditemukan Tewas Gantung Diri di Kamar Mandi

Regional
Kades di Flores Timur Jadi Tersangka Korupsi Dana Desa Rp 670 Juta

Kades di Flores Timur Jadi Tersangka Korupsi Dana Desa Rp 670 Juta

Regional
Terima Opini WTP dari BPK, Mas Dhito: Komitmen Pemkab Kediri Laksanakan Tata Keuangan Daerah

Terima Opini WTP dari BPK, Mas Dhito: Komitmen Pemkab Kediri Laksanakan Tata Keuangan Daerah

Regional
Korupsi Pembangunan Hotel Rp 22,6 Miliar, Eks Bupati Kuansing Ditahan

Korupsi Pembangunan Hotel Rp 22,6 Miliar, Eks Bupati Kuansing Ditahan

Regional
Kronologi Siswa SMP Bunuh Bocah 7 Tahun di Sukabumi, Korban Disodomi Dua Kali oleh Pelaku

Kronologi Siswa SMP Bunuh Bocah 7 Tahun di Sukabumi, Korban Disodomi Dua Kali oleh Pelaku

Regional
Ibu Rumah Tangga Pengedar Sabu di Balikpapan Ditangkap, Barang Bukti 33,5 Gram

Ibu Rumah Tangga Pengedar Sabu di Balikpapan Ditangkap, Barang Bukti 33,5 Gram

Regional
Truk Tabrak Truk di Bawen Tewaskan 1 Orang, Warga: Dari Atas Kencang, lalu 'Bres'

Truk Tabrak Truk di Bawen Tewaskan 1 Orang, Warga: Dari Atas Kencang, lalu "Bres"

Regional
Pegawai Ditangkap Kasus Perdagangan Burung, Bea Cukai Kalbagbar: Bukan Penyelundupan

Pegawai Ditangkap Kasus Perdagangan Burung, Bea Cukai Kalbagbar: Bukan Penyelundupan

Regional
Penimbun Solar Subsidi Ditangkap Saat Tidur di Salatiga, Kantongi 19 Nomor Pelat Kendaraan

Penimbun Solar Subsidi Ditangkap Saat Tidur di Salatiga, Kantongi 19 Nomor Pelat Kendaraan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com