MAGELANG, KOMPAS.com – Mantri hutan akan mencari sekelompok pendaki yang menyalakan suar (flare) di puncak Alap-alap Gunung Andong.
Para pendaki ini dituntut untuk meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan.
Penyalaan flare tersebut viral di media sosial, seperti unggahan video di akun instagram @andongviapendem.
Dalam video itu, kelompok pendaki lain tampak terganggu dengan kepulan asap suar yang berwarna jingga. Peristiwa itu terjadi di gunung dengan ketinggian 1.726 mdpl pada Rabu (1/5/2024).
Baca juga: Video Viral Pendaki Nyalakan Flare di Gunung Andong, Pengelola Merasa Kecolongan
Kepala Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Pagergunung Perum Perhutani, Muhlisin menyatakan, bakal mencari pelaku untuk dimintakan pertanggungjawabannya.
“Setidaknya akan kami minta komitmen dan minta maaf, terutama kepada pengelola pendakian, karena kejadian ini semua jadi tidak nyaman,” katanya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/5/2024).
“Mungkin apa yang mereka lakukan sepele, tapi efeknya sangat menganggu,” lanjutnya.
Jika pelaku berhasil ditemukan, Muhlisin bilang, pihaknya belum memastikan bakal dimasukkan dalam daftar hitam pendaki.
Beredar pula di media sosial wajah para pendaki yang berfoto dengan suar di lokasi kejadian. Terkait hal ini, Muhlisin menyebut, mereka mengaku bukan pelaku yang menyalakan suar.
“Mereka itu hanya numpang foto. Mereka ingin klarifikasi kepada basecamp. Sore ini informasinya mau datang, ada enam orang,” pungkasnya.
Kepala Polsek Ngablak, Kabupaten Magelang, AKP Suhartoyo mengatakan, pendaki yang menyalakan suar berperawakan anak-anak sampai remaja. Mereka ditengarai naik dari basecamp Gunung Andong via Pendem.
“Pengelola basecamp pendakian Gunung Andong merasa sangat kecolongan dengan adanya kejadian tersebut dan menjadikan ketidaknyamanan semua pihak,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat.
Baca juga: Massa Buruh Nyalakan Flare dan Kibarkan Bendera di Monas
Kepala Administratur KPH Kedu Utara Perum Perhutani Maria Endah Ambarwati mengatakan, seharusnya pengelola jalur pendakian memberikan peringatan terhadap pendaki sejak dari loket. Sebab, Gunung Andong, berikut gunung lainnya, tentu rentan terhadap kebakaran lahan.
“Kami akan tegaskan kembali (peringatan) ke seluruh basecamp, termasuk di Telomoyo, Sindoro, Sumbing, Dieng, dan Prau,” ungkapnya, Jumat.
Sejauh ini, Ambarwati menyebutkan, belum ada laporan dampak suar terhadap area puncak Gunung Andong.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.