Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Fakta Kota Bima, NTB, dari Peninggalan Kesultanan Bima hingga Masjid Terapung

Kompas.com - 24/02/2022, 11:41 WIB
Dini Daniswari

Editor

Asi Mbojo merupakan bangunan fisik terakhir Kesultanan Bima. Bangunan ini tampak anggun walupun telah melintasi waktu yang cukup panjang.

Baca juga: Mengintip Pesona Istana Kesultanan Bima

Bangunan yang telah menjadi museum bukan hanya sebagai pusat pemerintahan melainkan merupakan lambang identitas sebuah bangsa.

Menurut sejarah, di istana ini bendera merah putih pertama kali dikibarkan di Bima.

Asi Mbojo berisi benda-benda peninggalan Kesultanan Bima.

8. Masjid Terapung, Masjid Amahami

Masjid berada di kawasan Pantai Amahami, tepatnya di Jalan Sultan Muhammad Salahuddin, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima.

Masjid disebut terapung karena bangunan berada di atas perairan, bangunan ini merupakan landmark baru di Kota Bima.

Bangunan yang baru selesai pada 2017 ini berfungsi sebagai tempat ibadah.

Desain merupakan hasil karya Universitas Petra Surabaya yang mendapatkan mandat langsung dari Pemerintahan Kota Bima.

Sebelumnya, pemerintah ingin mengangkat pariwisata Kota Bima dengan membangun objek yang menarik perhatian turis.

Kabarnya, rumah ibadah ini terinspirasi dari bangunan serupa yang ada di Pantai Losari (Sulawesi Selatan) dan Padang (Sumatera Barat).

Baca juga: Keindahan Kain Tenun Mbojo, Cermin Budaya Khas Bima

Filosofi kepemimpinan masyarakat Kota Bima yang dinamakan Nggusu Waru dan Uma Lengge diwujudkan dalam rancangan dasar masjid dikombinasikan dengan desain bintang Al-Quds, simbol yang terkenal dalam ajaran Islam.

Selain itu, bagian kisi-kisi masjid diberi ornamen khas Bima, berupa bunga Satako. Bunga Satako artinya bunga setangkai, yang mengandung filosofi orang harus bisa menebar kebaikan di keluarga maupun di masyarakat sekitar.

9. Pacuan Kuda (Pacoa Jara)

Pacuan kuda telah menjadi atraksi masyarakat Bima. Di Bima, acara pacuan kuda dilaksanakan empat kali dalam setahun, yaitu dalam rangka Bupati Bima Cup (April), Hari Jadi (Juli), perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (Oktober), dan untuk memeriahkan hari ulang tahun NTB (Desember).

Salah satu arena pacuan kuda dilaksanakan di Pacuan Kuda Sambinae, Kota Bima.

Pacuan kuda menggunakan kuda asal Bima dengan joki cilik berusia 6 sampai 9 tahun, mereka berpacu tanpa menggunakan pelana.

Kuda di Bima disebut Kuda Anjing atau Jara Poro, karena kudanya kecil-kecil dengan tinggi kurang lebih 1 meter.

Pacuan kuda disaksikan ribuan orang. Penonton yang ingin menyaksikan membayar tiket, baik umum atau very personal important person (VIP), dan tersedia tempat duduk.

Sumber: ntb.bpk.go.id, pariwisata.bimakota.go.id, portal.bimakota.go.id,
nationalgeographic.grid.id, dinaspariwisata.bimakab.go.id,
portal.bimakota.go.id, dan
direktoripariwisata.id

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Partai di Brebes Buka Penjaringan Pilkada, Mantan Wakil Bupati dan Sejumlah Petani Bawang Ambil Formulir

Partai di Brebes Buka Penjaringan Pilkada, Mantan Wakil Bupati dan Sejumlah Petani Bawang Ambil Formulir

Regional
Jasad Korban Penembakan KKB Belum Dipindahkan karena Pesawat Takut Terbang ke Homeyo

Jasad Korban Penembakan KKB Belum Dipindahkan karena Pesawat Takut Terbang ke Homeyo

Regional
Klaim Dapat Dua Rekomendasi Golkar, Dico Bisa Pilih Maju di Pilkada Jateng atau Kendal

Klaim Dapat Dua Rekomendasi Golkar, Dico Bisa Pilih Maju di Pilkada Jateng atau Kendal

Regional
Cegah PMK Jelang Idul Adha, Pedagang di Solo Diminta Tak Datangkan Sapi dari Luar Daerah

Cegah PMK Jelang Idul Adha, Pedagang di Solo Diminta Tak Datangkan Sapi dari Luar Daerah

Regional
Raker Konwil I Apeksi Pekanbaru Dimulai, Ini Rangkaian Kegiatannya

Raker Konwil I Apeksi Pekanbaru Dimulai, Ini Rangkaian Kegiatannya

Kilas Daerah
Jadi Narsum HTBS, Pj Nurdin Paparkan Upaya Pemkot Tangerang Tanggulangi Tuberkulosis

Jadi Narsum HTBS, Pj Nurdin Paparkan Upaya Pemkot Tangerang Tanggulangi Tuberkulosis

Regional
Promosikan Produk Unggulan Koperasi dan UMKM, Pemkot Semarang Gelar SIM

Promosikan Produk Unggulan Koperasi dan UMKM, Pemkot Semarang Gelar SIM

Regional
Ingin Tetap Oposisi, PKS Solo Tolak Bergabung ke Prabowo-Gibran

Ingin Tetap Oposisi, PKS Solo Tolak Bergabung ke Prabowo-Gibran

Regional
Balihonya Bermunculkan Jelang Pilkada, Ketua PPP Magelang Beri Penjelasan

Balihonya Bermunculkan Jelang Pilkada, Ketua PPP Magelang Beri Penjelasan

Regional
Warga Pesisir Lampung Ikuti Sekolah Lapang Iklim

Warga Pesisir Lampung Ikuti Sekolah Lapang Iklim

Regional
Antisipasi Kebocoran PAD, Dishub Kota Serang Terapkan Skema E-Parkir

Antisipasi Kebocoran PAD, Dishub Kota Serang Terapkan Skema E-Parkir

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Regional
WNA Ilegal Masuk Indonesia via Tanjung Balai Diserahkan ke Kejaksaan

WNA Ilegal Masuk Indonesia via Tanjung Balai Diserahkan ke Kejaksaan

Regional
Tanaman Pisang di Ende Terserang Penyakit Darah Pisang

Tanaman Pisang di Ende Terserang Penyakit Darah Pisang

Regional
Dosen Unika Atma Jaya Daftar Jadi Calon Gubernur NTT di Partai Gerindra

Dosen Unika Atma Jaya Daftar Jadi Calon Gubernur NTT di Partai Gerindra

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com