"Kalau memang harus begitu dulu (mogok produksi) baru harganya stabil ya kita begitu. Lihat saja nanti bagaimana," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Sumatera Selatan Ahmad Rizali mengatakan, kenaikan harga kedelai selalu terjadi.
Ia pun meminta kepada para perajin tempe maupun tahu dapat menyesuaikan produksi di tengah kenaikan harga bahan baku tersebut.
"Pedagang biasanya cepat menyesuaikan diri bila ada kenaikan. Misal dengan mengurangi ukuran," kata Rizali.
Rizali mengungkapkan, produksi kedelai dalam negeri tak mampu memenuhi kebutuhan para perajin.
Sehingga, pemerintah sulit untuk lepas dari ketergantungan impor kedelai.
"Kami juga lagi mencari solusinya seperti apa agar harga kedelai bisa dikendalikan. Subsidi kedelai ini cukup sulit karena impor, atau mungkin nanti skemanya subsidi dari impor," ungkapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.