Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Arsyad, Sang Penjaga Komodo, Relakan Rumahnya sebagai Pusat Informasi dan Ubah Anggapan Warga

Kompas.com - 22/02/2022, 13:47 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

RUTENG, KOMPAS.com - Seorang warga di Kelurahan Pota, kecamatan Sambi Rampas, Manggarai Timur bernama Arsyad (43) merelakan rumahnya sendiri untuk dijadikan sebagai Pusat Informasi Komodo.

Kisah perjalanan pusat informasi tersebut tidak lepas dari penilaian masyarakat setempat dahulu yang mengganggap komodo sebagai hama.

Baca juga: Keajaiban Alam Pulau Komodo Berkumandang sampai ke Dubai

Disebut rugu dan dianggap hama

Komodo di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT).SHUTTERSTOCK/Sergey Uryadnikov Komodo di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Keberadaan satwa komodo di Nusa Tenggara Timur (NTT), tersebar di sejumlah lokasi.

Tidak hanya di kawasan Taman Nasional Komodo, tapi juga menyebar di Pulau Flores, mulai dari Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai Timur hingga Riung, Kabupaten Ngada.

Khusus di wilayah Pota, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur, warga menyebut Komodo dengan nama Rugu.

Baca juga: Keajaiban Alam Pulau Komodo Berkumandang sampai ke Dubai

Semula, Rugu bagi warga setempat dianggap sebagai hama yang merusak lahan perkebunan, sehingga kerap dijerat bahkan dibunuh.

Namun, seiring berjalannya waktu, satwa yang dilindungi itu akhirnya diperlakukan berbeda.

Baca juga: Pemprov NTT Kini Dilibatkan Kelola TN Komodo, Dinas Pariwisata: Ini Luar Biasa, Suatu Sejarah...

Komodofreepik Komodo
Jadikan rumahnya pusat informasi komodo

Arsyad lantas menjadi inisiator gerakan peduli komodo. Dia bahkan menjadikan rumahnya sendiri, sebagai Pusat Informasi Komodo.

Banyak warga berdatangan ke rumahnya, termasuk anak sekolah dan mahasiswa asal luar NTT. Kedatangan mereka sekadar ingin mengetahui komodo Pota secara detail.

Bentuk rumahnya yang semula sangat sederhana, berdinding bambu berukuran 3x4 meter, kemudian diubah permanen dengan ukuran 7x9 meter.

"Untuk bangun rumah permanen, saya kredit Rp 15 juta di bank. Saya juga dibantu oleh pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT dan Yayasan Komodo Survival," ujar Arsyad, kepada Kompas.com di Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai, Selasa (22/2/2022).

Baca juga: 6 Hewan Langka di Indonesia Terancam Punah, Komodo Salah Satunya

Arsyad punya alasan membangun rumah permanen. Di antaranya banyak warga yang mendatanginya, sehingga perlu wadah yang representatif untuk menampung.

Kemudian, menjadi tempat untuk mengedukasi masyarakat dan para siswa tentang komodo.

"Rumah ini saya bangun permanen, untuk memudahkan koordinasi dan pelayanan, karena banyak warga yang sering datang ke rumah saya, termasuk anak-anak sekolah. Mereka menanyakan alasan saya melestarikan komodo ini," kata Arsyad.

Baca juga: BMKG Catat 20 Kali Gempa Susulan Usai Gempa M 5,8 di Manggarai NTT

Ajak warga menjaga komodo

Menurut Arsyad, dirinya fokus memperhatikan kelestarian komodo di Manggarai Timur sejak tahun 2009, setelah dia pulang dari Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.

Di wilayah ujung barat Pulau Flores itu, Arsyad melihat pariwisata berkembang pesat, karena adanya komodo.

Kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara ke Labuan Bajo, meningkat pesat setiap tahunnya.

Baca juga: Gempa Susulan M 5,4 Guncang Manggarai, Warga Lari Berhamburan

Sehingga, setelah tiba di kampung halamannya, dia pun mulai mengajak masyarakat setempat untuk peduli dan menjaga komodo di habitatnya.

Bagi dia, komodo di daerahnya bisa menjadi magnet untuk para wisawatan yang ingin melihat komodo yang memiliki bentuk tubuh yang berbeda.

Selain mengajak masyarakat, Arsyad pun berkoordinasi dengan BBKSDA, LSM dan Pemerintah Daerah Manggarai Timur.

Pada tahun 2011, Arsyad bersama enam orang warga lainnya diangkat menjadi tenaga harian lepas di Dinas Pariwisata Manggarai Timur. Dia pun dipercayakan menjadi koordinator.

Selanjutnya, pada tahun 2013, dari BBKSDA dan Pemkab Manggarai Timur menggelar rapat dan bersepakat menentukan bagian utara Kecamatan Sambi Rampas sebagai kawasan ekosistem esensial.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 21 Februari 2022

Ubah pandangan masyarakat

Foto dirilis Minggu (4/7/2021), memperlihatkan wisatawan melihat komodo di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur. Pandemi Covid-19 yang menghantam sektor pariwisata, membuat pemerintah terus melakukan penataan di kawasan Labuan Bajo dengan harapan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan pariwisata yang menurun saat ini.ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA Foto dirilis Minggu (4/7/2021), memperlihatkan wisatawan melihat komodo di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur. Pandemi Covid-19 yang menghantam sektor pariwisata, membuat pemerintah terus melakukan penataan di kawasan Labuan Bajo dengan harapan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan pariwisata yang menurun saat ini.
Setelah itu, warga setempat mulai sadar dengan pentingnya keberadaan komodo di Sambi Rampas. Sehingga, sampai saat ini komodo tidak lagi dianggap hama.

Jika ada komodo yang masuk ke permukiman dan kebun milik warga, termasuk kena jeratan, maka warga setempat akan menghubunginya.

Komodo itu akan segera dievakuasi kembali ke habitatnya yang lebih aman. Untuk proses evakuasi, Arsyad selalu berkoordinasi dengan tim dari BBKSDA.

"Yang terakhir, kemarin itu tanggal 13 Februari 2022, ada komodo yang kena jeratan di kebun milik warga. Kemudian saya ditelepon oleh warga, sehingga saya turun langsung lihat komodonya dan kami lepas bersama teman-teman dari BBKSDA," kata Arsyad.

Baca juga: 6 Hewan Langka di Indonesia Terancam Punah, Komodo Salah Satunya

Dampak dibentuknya tempat mereka sebagai kawasan ekosistem esensial, membuat banyak wisatawan dan juga mahasiswa asal Pulau Jawa yang berkunjung ke daerah mereka.

Dia berharap, kerja sama dengan masyarakat maupun sejumlah pihak lainnya, membuat satwa komodo tetap terjaga dengan baik, sehingga bisa bermanfaat untuk masa depan daerah mereka.

Kepala BBKSDA NTT Arief Mahmud, mengapresiasi Arsyad yang telah membantu menjaga komodo di Kabupaten Manggarai Timur.

Arsyad, kata Arief, adalah masyarakat yang mendukung tugas BBKSDA NTT.

"Kita berterima kasih kepada Pak Arsyad atas kepeduliannya terhadap satwa komodo, sehingga kita berharap ini menjadi contoh bagi masyarakat lainnya di Kabupaten Manggarai Timur, maupun tempat lainnya yang ada komodonya," kata dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com