Untuk itu, ia berharap kepada pemerintah agar bisa memberikan subsidi kepada para perajin tempe.
"Harapan saya pemerintah memberikan subsidi khususnya perajin tempe. Karena kita cuma bisa bertahan yang penting bisa tetap jualan meskipun terjun bebas," ucapnya.
Sama halnya yang dirasakan perajin tempe Slamet di Jalan Madukoro V Kota Semarang.
Baca juga: Tahu Tempe Menghilang di Pasar, Ibu-ibu Kebingungan
Ia mengaku tidak menghentikan produksi tempe karena harus memenuhi kehidupan sehari-hari.
Belum lagi ia juga harus membayar pekerja.
"Kedelai sekarang Rp 11.000 perkilogram, dulu Rp 7.000. Selama ada kedelai ya bikin. Kita tidak ada mogok," ujarnya.
Slamet juga tidak menaikkan harga tempe di pasaran meskipun harga kedelai naik.
Baca juga: Perajin Tahu Tempe di Kabupaten Bandung Bakal Mogok Produksi 3 Hari
Hanya saja, jumlah produksinya memang dikurangi supaya tetap bisa untung meskipun tidak banyak.
"Naik harga (tempe) kita nggak bisa. Bisanya main gini, timbangan, ukuran. Misal yang tadinya 5 ons jadi 4,5 ons," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.