Selain itu, pameran ini juga bertujuan untuk mendukung para petani kopi di Desa Wadas yang tanahnya terancam hilang karena kerusakan lingkungan akibat penambangan.
"Kita ingin membagikan rasanya warga yang hidup di Wadas lewat kopi. Karena kopi kan zat yang bisa dirasakan dan berbau. Ada harapan ketika merasakan tanah tumpah darahnya, memori masa lalu yang mau direnggut. Itu saya selalu merinding," ceritanya.
Ia sempat menyayangkan tindakan semena-mena terhadap warga Desa Wadas yang telah direnggut ruang hidupnya.
"Kok ada orang semena-mena atas nama narasi kemajuan untuk kepentingan bersama tapi menindas merenggut hak hidup yang tidak bisa dibeli dengan uang. Ini tidak sesederhana kalimat diganti rugi." tuturnya.
Baca juga: Kapolri soal Kekerasan Aparat di Desa Wadas: Bukan Bermaksud Menyakiti Hati Masyarakat
Untuk itu, ia berharap dengan adanya pameran bersama kopi Wadas ini akan semakin banyak cerita yang bisa dibagikan kepada masyarakat.
"Di Kota Semarang responsnya bagus. Meskipun acara diskusi sempat bergeser. Sangat menarik mendatangkan warga dari berbagai daerah. Respon publik sangat positif," ungkapnya.
Sementara itu, panitia acara Pujo Nugroho mengatakan, di Kota Semarang, acara pameran bersama kopi Wadas ini akan berlangsung 16-23 Februari 2022.
Baca juga: Fatayat NU Jateng Akan Datangkan Psikolog Bantu Pulihkan Trauma Anak di Desa Wadas
Sebelumnya, pameran serupa digelar di Bali dan Batu. Setelah Kota Semarang, pameran akan berlanjut ke Kota Jakarta, Bandung dan Yogyakarta.
"Secara garis besar kopi Wadas sedang didorong warga dan teman-teman solidaritas untuk jadi salah satu produk yang hasilnya bisa jadi basis ekonomi warga yang sedang berjuang mempertahankan ruang hidupnya," jelasnya.
Baca juga: PTM Kota Semarang Bakal Dilanjutkan Lagi Senin Depan