Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Tewasnya Tahanan di Lubuk Linggau, Tubuh Lebam dan Patah Tulang, Kapolsek Sebut karena Serangan Jantung

Kompas.com - 18/02/2022, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Hermanto (45), seorang tahanan di Polsek Lubuk Linggau Utara, Kota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, meninggal dunia dengan luka lebam di sekujur tubuhnya pada Senin (14/2/2022).

Hermanto ditangkap anggota Polsek Lubuk Linggau pada Senin (14/2/2022) sekitar pukul 10.00 WIB.

Menurut Kahar, adik Hermanto, sang kakak ditangkap saat mengendarai truk di dekat rumahnya di Kelurahan Sumber Agung.

Baca juga: Istri Tahanan yang Tewas di Lubuk Linggau Kembalikan Beras Bantuan Polisi

Hermanto dituduh terlibat pencurian tabung gas di perumahan dekat rumahnya. Aksi pencurian terjadi pada 8 Februari 2022 dan korban baru melapor pada 10 Februari 2022.

Kahar bercerita, pada Senin pukul 16.00 WIB, anak kedua Hermanto hendak mengantar nasi untuk sang ayah yang ada di Polsek.

Namun, kedatangan sang anak ditolak oleh petugas. Alasannya, Hermanto sudah mendapatkan makan.

Masih pada hari yang sama, Senin (14/2/2022) sekitar pukul 22.00 WIB, RT setempat mengabari keluarga bahswa Hermanto sudah meninggal dunia dan berada di RS dr Sobirin.

Baca juga: Istri Tahanan yang Tewas di Lubuk Linggau Minta Tolong Jokowi: Tolong Dibantu Pak

Luka lebam dan patah tulang

Saat mendapatkan kabar tersebut, keluarga langsung ke rumah sakit. Sayangnya, mereka dilarang oleh pihak RS untuk melihat jenazah Hermanto.

Mereka pun membawa jenazah Hermanto ke rumah duka dan betapa terkejutnya saat mengetahui tubuh Hermanto penuh dengan luka lebam dan patah tulang.

"Lalu dibawa ke rumah duka, ketika dilihat banyak bekas luka lebam dan patah. Padahal, saat ditangkap Hermanto sehat," ungkap Kahar, Selasa (15/2/2022).

Setelah hasil pemeriksaan, Hermanto ternyata mengalami luka patah di leher, kaki patah, luka di tangan, hidung patah, bibir pecah, dan badan memar di bagian belakang.

"Karena penasaran ada kejanggalan, karena banyak luka lebam dan banyak luka, keluarga kemudian berunding kembali dan membawa Hermanto untuk dilakukan visum," paparnya.

Baca juga: Tahanan di Lubuk Linggau Tewas Penuh Luka Lebam, 5 Polisi Diperiksa

Kapolsek sebut serangan jantung

Ilustrasi lembaga pemasyarakatan (lapas) atau rumah tahanan (rutan).SHUTTERSTOCK/BORTN66 Ilustrasi lembaga pemasyarakatan (lapas) atau rumah tahanan (rutan).
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Lubuk Linggau Utara AKP Sudarno mengaku tak bisa memberikan banyak komentar.

Ia mengatakan, komentar satu pintu berdasarkan petunjuk dari Waka Polres Kompol Bagus Andi Suranto.

Menunutnya, di dalam tahanan ada empat rekan pelaku yang ditahan karena kasus yang sama. Namun, ia menegaskan bahwa Hermanto tak terlibat perkelahian dengan tahanan lain.

Ia sempat menduga Hermanto tewas karena serangan jantung.

Baca juga: Tahanan Tewas Diduga Dianiaya Oknum Polisi, Istri Korban: Kami Kehilangan Seumur Hidup

"Pelaku ditangkap dalam kasus pencurian dengan pemberatan, diamankan di Polsek Lubuk Linggau Utara. Bisa jadi korban seperti serangan jantung menyebabkan lebam," ungkapnya.

Menurutnya, pelaku pingsan saat diperiksa. Namun, terkait luka lebam dan patah tulang, ia mengaku tak tahu-menahu.

"Itu dibesar-besarkan. Nanti kan ada hasil visum. Pelaku meninggal waktu di rumah sakit," tambahnya.

Baca juga: Tahanan Tewas di Mapolres Sumedang, Ini Penjelasan Kapolres

 

Kembalikan beras bantuan polisi

Pilih beras yang paling pas untuk diolah menjadi nasi goreng. FREEPIK/JCOMP Pilih beras yang paling pas untuk diolah menjadi nasi goreng.
Pada Rabu (16/2/2022), keluarga Hermanto mendatangi Polsek Lubuk Linggau Utara.

Anak dan istri Hermanto mengembalikan bantuan beras dan uang tunai yang diberikan pihak kepolisian.

Dewi Katika, anak Hermanto, bercerita, beras tersebut mereka temukan di depan rumah, tepatnya di pinggir jalan.

Awalnya keluarga mengira beras tersebut bantuan dari pelayat. Namun, saat ditanya ke anggota keluarga lain, mereka baru menyadari bahwa beras itu dari polisi saat mereka mengantar jenazah Hermanto ke rumah.

Baca juga: Tahanan Tewas di Dalam Sel, Kapolda NTT: 4 Anggota Saya Copot

"Kami tidak terima cara mereka (polisi) memberikan bantuan, beras itu tiba-tiba ada di depan rumah bersamaan dengan ayah kami diantar ke rumah," ungkap Dewi.

"Setelah kami tanya-tanya, katanya itu bantuan dari Polsek Lubuk Linggau Utara, itulah kami kembalikan karena kami tidak terima," tambah dia.

Selain mengembalikan uang santunan dan beras, pihak keluarga meminta agar pelaku penganiayaan Hermanto diproses hukum.

Baca juga: Tahanan Tewas Diduga Dianiaya Oknum Polisi, KontraS: Penyiksaan Masalah Sistemik di Tubuh Polri

"Kami minta para polisi yang melakukan penganiayaan itu dihukum setimpal supaya sama merasakan, kami minta para penganiaya itu dihukum seadil-adilnya," ungkapnya.

Dewi bercerita, ia sempat mengantar makanan ke sang ayah yang ditahan. Namun, polisi menolaknya.

"Saat ngantar nasi, karena dilarang langsung pulang ke rumah. Karena sudah menjelang maghrib dan saya bawa anak," cerita Dewi.

Setelah tiba di rumah, Dewi bercerita ke kakaknya bahwa dia tidak jadi memberikan nasi kepada ayah mereka karena dilarang oleh pihak kepolisian.

Baca juga: Tahanan Tewas di Polresta Balikpapan, Komnas HAM Bakal Minta Keterangan Polisi

Malam hari, ia sangat kaget ketika menerima telepon dari kakaknya yang mengabarkan bahwa ayah mereka meninggal dunia.

"Kaget sekali karena sorenya tidak dibolehkan bertemu dan kemudian tahu-tahu malamnya sudah meninggal dunia," ungkapnya.

Sementara itu, Iin Darmawanti, istri mendiang Hermanto, mengatakan, saat jenazah suaminya dimandikan terdapat banyak luka lebam.

Sehingga, mereka menduga kuat bahwa korban telah dianiaya sampai tewas.

“Pak Jokowi, tolong dibantu kasus suami saya, tolong dituntaskan, Pak,” kata Iin.

Baca juga: Rekonstruksi Tahanan Tewas Dianiaya di Klaten, Pemukulan Dilakukan di Lorong Sel dan Kamar Mandi

Enam polisi diperiksa dan dinonaktifkan dari jabatan

Sementara itu, Kapolres Lubuk Linggau AKBP Harissandi menjelaskan, saat ini sudah ada enam anggota yang merupakan penyidik diperiksa di Propam Polda Sumsel.

Bahkan, jenazah korban telah diotopsi untuk mengetahui penyebab Hermanto tewas.

“Saat ini kami menunggu hasil otopsi tersebut,” katanya.

Menurut Harissandi, Hermanto ditangkap petugas lantaran diduga terlibat kasus pencurian dengan perusakan.

Namun, ia memastikan bahwa proses hukum untuk para petugas yang diduga terlibat dalam interogasi akan dilanjutkan.

“Jabatan enam anggota ini sudah dinonaktifkan,” jelasnya.

Baca juga: Polisi Periksa 3 Saksi dalam Kasus Tahanan Tewas di Sel Rutan Batam

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Aji YK Putra | Editor : Khairina), Tribun Sumsel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Regional
Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Regional
Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Regional
Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Regional
Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Regional
Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Regional
Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Regional
Meriahnya 'Semarang Night Carnival', Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Meriahnya "Semarang Night Carnival", Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Regional
Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Regional
Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Regional
Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com